Browsing by Author "M. Muhsin"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemPerubahan Iklim Global dan Perkembangan Penyakit Tanaman Pangan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) M. MuhsinAbstract Global Climate Changes and Development of Diseases of Food Crops. Diseases of food crops are caused by pathogen, either bacteria, phytoplasma, fungus, nematode or virus. Such pathogen has their own characteristic in term of morphology, genetic package, mode of infection, propagation or multiplication, way of damaging plant and eventually its spread. The causal agent of bacterial leaf blight of rice (BLB, Xanthomonas oryzae pv. oryzae) could survive in irrigation water in the tropic which indicate the high quality of pathogen adaptation to their environment. Sometimes plant viruses in an environment with high temperature induce unclear symptoms. Lack of expression of disease symptoms causes false diagnosis, therefore the determination of control actions might be inappropriate. Climate change does not necessarily lead all kinds of disease incidence goes up. In the dry season where the weather is favourable for insect vectors development, the spread of viral diseases is better. In contrast, BLB and blast thrive in the rainy season. The unusual fact with red stripe disease of rice (causal agent is still uncertain: fungus or bacteria) that its incidence is relatively higher in dry season. Lately, climate change triggered by global warming is related to the accumulation of greenhouse gases (GHG) in the atmosphere. Impact of CO, air temperature and sunshine in influencing the development of important pathogens is predicted not always harmful to rice production, because high concentration of CO, hope may increase plant productivity and the plants are predicted to be more resistant to pests and diseases. In the last decade since the occurrence of blast, BLB and viruses is more frequent, it is warning for which we need to be aware, especially due to the potential effect in making loss of rice harvests. Abstrak Penyakit pada tanaman pangan disebabkan oleh patogen baik bakteri, fitoplasma, fungi, nematoda atau virus. Tiap patogen memiliki karakterisktik berbeda dalam hal morfologi, paket genetik, cara infeksi dan perkembangbiakannya, kerusakan yang ditimbulkan pada tanaman inang, dan penyebarannya. Sebagai contoh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae, penyebab hawar daun bakteri (HDB) dapat menyebar antartanaman melalui air irigasi, yang menunjukkan kualitas adaptasi patogen yang tinggi. Selain itu, gejala penyakit virus kadang-kadang menjadi kurang jelas pada lingkungan dengan suhu yang tinggi. Kelangkaan gejala dapat menimbulkan diagnosis penyakit yang keliru yang bisa berakibat pada tindakan pengendalian yang tidak tepat. Perubahan iklim tidak serta merta menyebabkan serangan semua jenis penyakit meningkat. Pada musim kemarau dimana perkembangan serangga vektor sangat baik, penyebaran penyakit virus cenderung meningkat. Sebaliknya, HDB dan blas berkembang dengan baik pada musim hujan. Namun kecenderungan tersebut tidak terjadi pada penyakit hawar daun jingga (penyebabnya belum jelas: fungi atau bakteri), dimana frekuensi kejadian penyakit relatif tinggi di musim kemarau. Akhir-akhir ini perubahan iklim dunia yang ditandai dengan adanya pemanasan global ternyata berkaitan erat dengan akumulasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfir. CO, serta panas dan cahaya matahari dalam mempengaruhi perkembangan patogen berperan sangat penting. Pengaruhnya terhadap patogen tanaman pangan diprediksi tidak selalu merugikan produksi pangan, karena kadar CO, yang tinggi akan meningkatkan produktivitas tanaman dan tanaman dimungkinkan semakin tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Walaupun demikian, dalam dekade terakhir meningkatnya serangan blas, HDB dan virus perlu lebih diwaspadai, terutama dalam mengurangi produksi padi.
- ItemPetunjuk Teknis Pengendalian Terpadu Penyakit Tungro(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2007) M. Yasin Said; I Nyoman Widiarta; M. MuhsinBagi Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar dan tersebar pada ribuan kepulauan, kemandirian pangan khususnya beras mutlak harus dicapai. Hal ini penting karena dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan sosial. Dalam upaya mewujudkan kemandirian pangan tersebut, pemerintah telah mentargetkan tahun 2007 meningkatkan produksi padi setara dengan 2 juta ton beras, dan tahun berikutnya meningkatkan produksi 5% per tahun sampai dengan tahun 2009. Untuk mencapai keberhasilan program tersebut, salah satu kendala yang perlu diantisipasi adalah serangan penyakit tungro yang merupakan penyakit endernis di beberapa sentra produksi padi di Indonesia. Tungro merupakan salah satu penyakit utama tanaman padi yang disebabkan oleh virus dan hanya bisa ditularkan oleh wereng hijau (Nephotettix sp.) yang dapat menyebabkan kegagalan panen atau puso. Komponen inovasi teknologi pengendalian tungro telah tersedia di Puslitbang Tanaman Pangan. Prinsip pengendalian tungro adalah pengendalian secara terpadu dengan beberapa komponen teknologi yang tersedia dengan memperhatikan ekologi, sosial, dan kebiasaan petani. Buku petunjuk teknis lapang ini disusun untuk memberikan pemahaman tentang tungro dan sistem pengendaliannya secara terpadu sesuai dengan kondisi setempat. Saran perbaikan dari pembaca untuk penyempurnaan buku ini sangat dinantikan.