Browsing by Author "Listyati, Dewi"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemBIAYA PRODUKSI PEMBUATAN BIODISEL(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Listyati, Dewi; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarKrisis energi di Indonesia semestinya tidak terjadi karena sumber energi tidak hanya minyak bumi yang berasal dari fosil yang persediannya semakin menipis. Sumber energi alternatif masih banyak, namun agak terabaikan sehingga kurang berkembang, seperti energi surya/tenaga matahari, air, angin dan sumber energi nabati yang dapat diperbarui. Indonesia memiliki banyak spesies tanaman yang minyaknya dapat digunakan sebagai bahan baku biodeisel (sumber energi nabati), salah satu diantaranya yaitu kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw). Prosesing minyak kasar kemiri sunan (MKKS) menjadi bahan bakar nabati (biodisel) belum banyak dilaporkan. Untuk mengetahui besarnya harga pokok biodiesel, maka dilakukan analisis biaya produksi biodisel dari kemiri sunan yang dilakukan di KIJP Pakuwon Sukabumi (Balittri). Hasil analisis menunjukkan bahwa harga pokok untuk setiap liter biodiesel adalah sebesar Rp 3.494,72,‐. Keuntungan lainnya berupa gliserol dan bungkil yang bisa diproses untuk biogas, pupuk organik dan briket.
- ItemINTENSITAS PENYINARAN UNTUK PERTUMBUHAN BENIH(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Saefudin, Saefudin; Sasmita, Kurnia; Listyati, Dewi; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarPenelitian untuk mengetahui pengaruh naungan terhadap pertumbuhan benih kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) telah dilakukan di Kebun Percobaan Pakuwon yang terletak pada ketinggian 450 m di atas permukaan laut, jenis tanah Latosol dan tipe iklim B1 (Oldeman) mulai bulan Februari sampai dengan Mei 2009. Kecambah benih kemiri sunan diperoleh dari Desa Pejagan, Cisitu, Sumedang, Jawa Barat, yang ditanam dengan polibeg hitam yang berukuran 25 x 25 cm dengan media tanah dan pupuk kandang perbandingan 1 : 1. Percobaan disusun secara observasi di tempat terbuka dan ternaung (50%) dengan tanaman sampel masing‐masing sebanyak 15 polibeg yang ditentukan secara purposive pada benih yang tumbuh normal dan bebas hama serta penyakit. Parameter yang diamati meliputi karakter tinggi batang, diameter batang, jumlah daun, diameter tajuk, panjang dan lebar daun serta panjang tangkai daun. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik dengan uji t‐student taraf 5% secara tidak berpasangan setelah terlebih dahulu diuji keragamannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan 50% memberikan pengaruh nyata menurunkan diameter batang, jumlah daun, panjang dan lebar daun pada benih kemiri sunan.
- ItemPENGELOLAAN USAHATANI KAKAO TERPADU UNTUK MEWUJUDKAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN(IAARD Press, 2014) Listyati, Dewi; Pranowo, Dibyo; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianSistem usahatani terpadu merupakan sistem pengelolaan beberapa komponen pertanian (tanaman, hewan, dan ikan) secara terpadu dengan lingkungannya untuk menghasilkan produk yang optimal dan sifatnya cenderung tertutup terhadap masukan luar. Pengembangan sistem usahatani terpadu di Indonesia masih sangat terbuka mengingat sumberdaya yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan penting di Indonesia. Luas areal pada tahun 2012 telah mencapai 1.774.463 ha sehingga menempatkan Indonesia di posisi ketiga sebagai penghasil kakao dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Kondisi ini merupakan potensi yang besar untuk mengembangkan sistem usahatani kakao secara terpadu, di antaranya dengan menanam tanaman sela dan pengusahaan ternak. Dari sistem integrasi kakao-ternak bisa terjadi sinergisme antara tanaman, ternak, dan lingkungan dari pemanfaatan limbahnya. Limbah kulit dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk. Optimalisasi lahan dengan tanaman sela serta pemeliharaan ternak dapat meningkatkan pendapatan petani. Di samping itu, pemanfaatan limbah tanaman sebagai pakan ternak serta pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk organik pada tanaman dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia akan dapat mewujudkan suatu sistem pertanian berkelanjutan. Tulisan ini bertujuan mengumpulkan informasi tentang potensi yang belum dimanfaatkan secara optimal penerapan sistem usahatani kakao terpadu yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan pendapatan serta menjaga kesuburan lahan.
- ItemPotensi Ekonomi Kemiri Sunan sebagai Bahan Baku Industri dan Energi(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Listyati, Dewi; Saefudin, Saefudin; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarTanaman kemiri sunan dikenal sebagai tanaman yang tumbuh secara alami tanpa pemeliharaan.Tanaman ini memiliki potensi besar secara sosial ekonomi dan strategis karena manfaatnya yang sangat beragam yaitu sebagai sumber energi alternatif (biodiesel), biogas, pupuk, bahan baku industri, dan juga untuk konservasi lahan. Melihat kegunaannya yang beragam, sedangkan informasi yang tersedia tentang tanaman ini masih terbatas, maka penelitian tentang tanaman kemiri sunan dari berbagai aspek masih sangat diperlukan. Tulisan ini menyajikan beberapa kegunaan tanaman kemiri sunan sebagai bahan baku industri dan sumber energi alternatif yang terbarukan sebagai informasi bagi yang memerlukannya.