Browsing by Author "Lay, Abner"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemTeknik Produksi Bioetanol sebagai Bahan Bakar pada Skala Pedesaan(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2012-10) Lay, Abner; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPengolahan bioetanol dapat dilakukan pada skala pedesaan dalam bentuk usaha kelompok tani/gapoktan/UKM. Model pengembangan produksi bioetanol sebagai bahan bakar yang dapat dicontohi antara lain Model Agromakmur Jawa Tengah, Model Poopo Sulawesi Utara dan Model Introduksi. Aplikasi model-model pengembangan ini, perlu memperhatikan sistem proses pengolahan (bahan baku, fermentasi, destilasi, dehidrasi, alat pengolahan yang digunakan) dan sistem pengelolaan usaha (pembinaan, pengadaan alat pengolahan, modal kerja, pemasaran, dll), agar pengembangannya dapat memberi manfaat yang optimal. Pemanfaatan bioetanol sebagai bahan bakar akan berdampak pada peningkatkan intensifikasi dan perluasan aren tanaman penghasil bioetanol, memperluas lapangan kerja, mengurangi pencemaran udara, menurunkan konsumsi BBM sekaligus sebagai ketahanan energi nasional.
- ItemTeknologi Budi Daya dan Pascapanen Sagu(IAARD Press, 2014) Syakir, Muhammad; Novarianto, Hengky; Lay, Abner; Mashud, Nurhaini; Barlina, Rindengan; Karouw, Steivie; Hosang, Meldy L.A.Sagu merupakan salah satu komoditas perkebunan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Walaupun sagu belum dibudidayakan seperti halnya tanaman perkebunan lainnya, produktivitas sagu dapat ditingkatkan melalui sentuhan teknologi. Penerapan teknologi yang tepat dan lebih baik, seperti penggunaan varietas unggul, budi daya yang baik mulai dari penyediaan bahan tanaman, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, rehabilitasi hamparan hutan sagu, sampai panen dan pengolahan hasil berpotensi meningkatkan produktivitasnya menjadi 15-20 t/ha. Sagu mengandung karbohidrat yang cukup penting dan menempati urutan keempat setelah ubi kayu, jagung, dan ubi jalar. Keunggulan pati sagu yang tidak dimiliki pati dari tanaman lain yaitu pada keadaan basah dengan kadar air sekitar 33 % dapat tahan disimpan selama 2- 3 bulan. Ditinjau dari kandungan gizinya, sagu tergolong berkadar protein rendah, namun daya terima sagu sebagai bahan substitusi pada beberapa produk makanan olahan (snack, noodles, gel dan lain-lain) cukup baik. Ini menunjukkan bahwa potensi sagu dapat ditingkatkan melalui teknologi pengolahan makanan. Dari sagu juga dapat diperoleh produk energi terbarukan etanol dan biogas serta produk-produk lainnya seperti biodegradable plastic, pupuk organik, dan herbisida organik.