Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Lalu M. Zarwazi"

Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Panduan Teknologi Budidaya Padi
    (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015-12-22) Lalu M. Zarwazi; Agus W. Anggara; Sarlan Abdulrachman; Widyantoro
    Kebutuhan beras akan terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Berdasarkan realisasi produksi padi dalam 5 tahun terakhir, terindikasi bahwa laju pertumbuhan produksi padi makin menurun dan biaya produksi per satuan luas lahan makin meningkat. Oleh karena itu pencapaian target produksi padi ke depan akan semakin sulit. Untuk mengatasi permasalahan ini Pemerintah mencanangkan peningkatan produksi padi nasional sebesar 1,5% per tahun. Dalam konteks ini diperlukan berbagai terobosan peningkatan produksi padi. Mengingat fungsi dan peran penting padi tersebut, Pemerintah berupaya untuk mewujudkan peningkatan produksi padi pada tahun 2015 melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT.) dan Upaya Khusus (Upsus) lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, pelaksana program di lapangan memerlukan panduan untuk berbagai teknologi budidaya padi yang sudah dikembangkan di Indonesia. Teknologi budidaya padi Tanam Benih Langsung (Tabela) merupakan teknologi budidaya padi yang spesifik lokasi berbasis kearifan lokal. Panduan teknologi ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang akan menerapkan teknologi tersebut. Kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan panduan teknologi ini disampaikan penghargaan dan terima kasih
  • No Thumbnail Available
    Item
    Pengembangan Padi Gogo Pada Kawasan Hutan Jati, Kasus KPH Randublatung
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Husin M. Toha; Widyantoro; Lalu M. Zarwazi
    Abstract Developing Upland Rice within Young Forestry Plants: A Case of KPH Randublatung. Cropping rice crops in areas covered by young forestry plants is expected to contribute to the national rice stock and the welfare of farmers living closely to the forest areas. For that purpose, the technology for the production of upland rice is needed since most farmers still practice the traditional one. Generally, they grow local cultivars, apply in balanced fertilizers, and carry out minimal pest and disease managements. Result of this experiment revealed that the average yield harvested was 5.21 t/ha of milling dried grain, with the range of 3.75-5.99 t/ha. When it was compared to that harvested from the production management mar done by farmer, the yield was increased by 31-120%. Mean of upland rice yield cultivated in an open area reached 3.13 t/ha of milling dried grain, with the range of 2.92-4.04 t/ha. When it was compared to that harvested from the production management done by farmers, the yield increased by 58-124%. Means of upland rice yield cultivated in area covered by 1 year old teak plants reached 4.12 t/ha of milling dried grain, with the range of 3.12-4.34 t/ha. The highest yield was demonstrated by Batutegi, followed by Situ Bagendit and Situ Patenggang. It was observed that the optimum rate of nitrogen fertilizer needed in upland rice was 200 kg/ha, in which the higher rate caused to yield declining. Results of the multilocation trials involving a total of 17 promising lines indicated that the yield reached 4.25 t/ha of milling dried grain, with the range of 4.00-6.08 t/ha. The highest and the lowest yields were performed by the TB490B-TB-1-2-1 and the BIO511B-61-2-3-1 breeding lines, respectively. There were 15 promising lines yielded higher than Limboto and Situ Patenggang varieties. Abstrak Menanam enanam padi di lahan tanaman hutan muda, diharapkan dapat meningkatkan produksi padi nasional dan meningkatkan pendapatan petani yang tinggal di sekitar hutan. Untuk itu, teknologi produksi lahan kering tradisional yang biasa dilakukan petani perlu diperbaiki, sehingga perlu dicari komponen teknologi budidaya padi gogo sebagai tanaman sela pada tanaman HTI muda. Varietas yang ditanam umumnya varietas lokal, pemupukan umumnya belum berimbang (hanya urea dan sedikit SP36), dan pengendalian hama dan penyakit serta gulma sangat terbatas. Kegiatan tumpangsari padi gogo pada kawasan hutan dapat dilakukan sejak tanaman jati siap ditebang (teresan) sampai naungan pertanaman jati muda menutup 50%. Di areal ini, rata-rata hasii varietas padi gogo dapat mencapai 5,21 t/ha GKG, dengan kisaran 3,75-5,99 t/ha. Bila dibandingkan dengan hasil pertanaman petani, varietas unggul dapat meningkatkan hasil sebesar 31-120%. Di areal terbuka, rata-rata hasil padi gogo dapat mencapai 3,13 t/ha GKG, dengan kisaran antara 2,92-4,04 t/ha. Bila dibandingkan dengan hasil pertanaman petani, varietas unggul dapat meningkatkan hasil antara 58-124%. Di areal hutam jati umur 1 tahun, rata-rata hasil padi gogo tumpangsari mencapai 4,12 t/ha GKG, dergan kisaran hasil antara 3,12-43.34 t/ha GKG. Rata-rata hasil tertinggi dipanen dari varietas Batutegi diikuti oleh varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang. Pemupukan nitrogen padi gogo optimal pada dosis 200 kg/ha. Rata-rata produksi uji multi lokasi (UML) sejumlah 17 galur harapan padi gogo mencapai 4,25 t/ha GKG, dengan kisaran 4,00-6,08 t/ha GKP. Hasil tertinggi dipanen dari galur TB490B-TB-1-2-1 dan yang terendah dari galur BIO511B-61-2-3-1. Terdapat 15 galur harapan yang memberikan hasil lebih tinggi daripada varietas Limboto dan Situ Patenggang.

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback