Browsing by Author "Kusnadi, Harwi"
Now showing 1 - 8 of 8
Results Per Page
Sort Options
- ItemBudidaya Maggot BSF (Black Soldier Flay) di Provinsi Bengkulu(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, 2022) Kusnadi, Harwi; Firison, John; Yuliasari, Shannora; Astuti, Herlena Bidi; Sudarmansyah; Ramon, Erpan; Iswadi, Heriyan; Permadi, SelmaLarva Lalat Tentara Hitam (Hermetia Illucens / Black Soldier Fly) telah telah banyak dikenal oleh masyarakat luas sebagai penghasil maggot. Maggot dapat menggantikan sebagian bahan pakan ternak. Peternak dapat budidaya maggot BSF secara mandiri dengan memanfaatkan bahan di sekitar lingkungan. Bagi peternak maggot telah banyak membantu dalam menghemat pakan sehingga keuntungan dapat ditingkatkan. Budidaya maggot BSF dapat dilakukan oleh peternak dengan teknologi sederhana dan modal yang terbatas. Buku ini menguraikan budidaya maggot BSF yang mudah dipahami dan diterapkan. Usaha budidaya maggot BSF bagi peternak dapat membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan.
- ItemIDENTIFIKASI DAN DOMINANSI GULMA PADA LAHAN KERING DATARAN TINGGI DI KABUPATEN KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Rosmanah, Siti; Kusnadi, Harwi; Harta, Linda; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungGulma merupakan salah satu kendala di dalam budidaya tanaman pada berbagai agroekosistem. Keberadaan gulma pada dataran tinggi relatif berbeda dibandingkan dengan gulma yang berada pada dataran rendah. Pada dataran tinggi adanya kecenderungan bertambahnya keanekaragaman jenis, sedangkan jumlah individu biasanya tidak terlalu besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan dominansi gulma pada lahan kering dataran tinggi di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-April 2016 di Desa Mekar Sari Kecamatan Kabawetan Kabupaten kepahiang Provinsi Bengkulu. Penelitian dilakukan pada lahan kering dengan ketinggian ± 800 meter di atas permukaan laut (m dpl) pada lahan seluas ± 0,25 ha. Lahan yang digunakan merupakan lahan yang selalu ditanami komoditas hortikultura pada setiap musimnya. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil gulma pada petak contok secara acak sebanyak 10 titik. Pengambilan sampel gulma dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat yang berukuran 1 m x 1 m. Data yang dikumpulkan adalah nama jenis dan jumlah individu masing-masing jenis gulma yang terdapat pada petak contoh. Data yang diperoleh berdasarkan hasil pengambilan gulma digunakan untuk mengetahui kerapatan relatif, frekuensi relatif serta Summed Dominance Ratio (SDR). Berdasarkan hasil identifikasi diperoleh sebanyak 31 jenis yang tersebar pada 15 famili yang merupakan jenis gulma berdaun lebar (20 jenis), gulma berdaun sempit (8 jenis), teki (2 jenis) dan paku (1 jenis). Jenis gulma dominan pad alahan kering dataran tinggi di Kabupaten Kepahiang Ageratum conyzoides (SDR 13,95%).
- ItemIDENTIFIKASI DAN DOMINANSI GULMA PADA LAHAN KERING DATARAN TINGGI DI KABUPATEN KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Rosmanah, Siti; Kusnadi, Harwi; Harta, Linda; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungGulma merupakan salah satu kendala di dalam budidaya tanaman pada berbagai agroekosistem. Keberadaan gulma pada dataran tinggi relatif berbeda dibandingkan dengan gulma yang berada pada dataran rendah. Pada dataran tinggi adanya kecenderungan bertambahnya keanekaragaman jenis, sedangkan jumlah individu biasanya tidak terlalu besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan dominansi gulma pada lahan kering dataran tinggi di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-April 2016 di Desa Mekar Sari Kecamatan Kabawetan Kabupaten kepahiang Provinsi Bengkulu. Penelitian dilakukan pada lahan kering dengan ketinggian ± 800 meter di atas permukaan laut (m dpl) pada lahan seluas ± 0,25 ha. Lahan yang digunakan merupakan lahan yang selalu ditanami komoditas hortikultura pada setiap musimnya. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil gulma pada petak contok secara acak sebanyak 10 titik. Pengambilan sampel gulma dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat yang berukuran 1 m x 1 m. Data yang dikumpulkan adalah nama jenis dan jumlah individu masing-masing jenis gulma yang terdapat pada petak contoh. Data yang diperoleh berdasarkan hasil pengambilan gulma digunakan untuk mengetahui kerapatan relatif, frekuensi relatif serta Summed Dominance Ratio (SDR). Berdasarkan hasil identifikasi diperoleh sebanyak 31 jenis yang tersebar pada 15 famili yang merupakan jenis gulma berdaun lebar (20 jenis), gulma berdaun sempit (8 jenis), teki (2 jenis) dan paku (1 jenis). Jenis gulma dominan pad alahan kering dataran tinggi di Kabupaten Kepahiang Ageratum conyzoides (SDR 13,95%).
- ItemInovasi Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Integrasi Padi - Sapi Spesifik Bengkulu : Teknologi dan Kelembagaan(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, 2016) Wibawa, Wahyu; Kusnadi, Harwi; Yesmawati; Mikasari, Wilda; Darmadi, Agus; Suyanto, HendriDi Provinsi Bengkulu, sistem pertanian bioindustri belum diterapkan dan perlu diinisiasi penumbuhannya sesuai dengan kondisi wilayah (spesifik lokasi). Padi dan sapi merupakan komoditas unggulan dan diusahakan oleh sebagian besar masyarakat tani di Provinsi Bengkulu. Selama ini, kedua usaha pertanian tersebut belum diusahakan secara terintegrasi, sehingga masing-masing mempunyai permasalahan yang spesifik. Jika keduanya diusahakan secara terintegrasi, maka keduanya saling bersinergi dan dapat saling melengkapi satu dengan lainnya. Sistem pertanian bioindustri memandang lahan pertanian tidak semata-mata sebagai sumberdaya alam, namun juga dipandang sebagai industri yang memanfaatkan seluruh faktor produksi untuk menghasilkan pangan untuk ketahanan pangan maupun produk lain yang dikelola menjadi bioenergi serta bebas limbah dengan menerapkan prinsip mengurangi, memanfaatkan kembali, dan mendaur ulang (reduce, reuse dan recycle). Berkelanjutan, meminimalkan limbah, ramah lingkungan, memaksimalkan pendapatan melalui peningkatan nilai tambah serta mempertimbangkan economic scale merupakan prinsip dasar dalam sistem pertanian bioindustri. Buku ini berisi kumpulan inovasi-inovasi yang dikelompokkan dalam 9 Bab atau kelompok untuk mempermudah pembaca dalam memahami informasi yang disajikan. Sembilan Bab tersebut adalah: (1) Pendahuluan (2). Budidaya Padi Aromatik (3). Pemeliharaan ternak sapi potong ramah lingkungan (4). Pemanfaatan limbah tanaman padi (5). Pemanfaatan limbah ternak sapi (6). Peningkatan nilai tambah produk integrasi padi-sapi (7). Peningkatan kapasistas dan kinerja kelembagaan (8). Sasaran dan harapan sistem pertanian bioindustri (9). Penutup
- ItemKEEFEKTIFAN PELAKSANAAN PROGRAM PEKARANGAN PANGAN LESTARI (P2L) DI KWT JATI MANDIRI DESA KEBAN JATI KECAMATAN ULU MANNA – BENGKULU SELATAN(Politeknik Pembangunan Pertanian Medan, ) Fauzi, Emlan; Susanto, Tri; Damiri, Ahmad; Firison, Jhon; Kusnadi, Harwi; Ishak, Andi
- ItemSikap Petani terhadap Inovasi Teknologi Pemanfaatan Biourin Sapi di Kecamatan Seluma Selatan Kabupaten Seluma(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Kusnadi, Harwi; Mikasari, Wilda; Yesmawati; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianBiourin dari ternak sapi mengandung zat perangsang tumbuh yang memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan vegetatif tananam. Baunya yang khas menjadikan Biourin dapat berfungsi sebagai pengendalian hama tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap petani terhadap inovasi teknologi biourin dari ternak sapi. Penelitian dilakukan di bulan Juli 2019 di Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan Kabupaten Seluma. Data primer dikumpulkan melalui survey menggunakan kuesioner terhadap 25 orang responden. Data dianalisis dengan menggunakan interval kelas dan korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap petani terhadap inovasi teknologi biourin memperlihatkan minat yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan 100% petani menyetujui adanya inovasi teknologi biourin. Dari penelitian ini dapat disimpulan bahwa sikap petani terhadap inovasi teknologi biourin dari ternak sapi adalah setuju sebesar 100% dan tidak ada korelasi yang signifikan antara pendidikan dan pengalaman yang dimiliki dengan sikap petani terhadap penerapan/implementasi petani terhadap inovasi teknologi biourin dari ternak sapi kecuali faktor umur dengan nilai 0,019.
- ItemTeknologi Peternakan Mendukung Pengembangan Ternak Sapi Potong di Kabupaten Bengkulu Selatan(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu, 2020) Sastro, Yudi; Yuliasari, Shannora; Ishak, Andi; Ramon, Erpan; Fauzi, Emlan; Wulandari, Wahyuni A; Efendi, Zul; Kusnadi, Harwi; Firison, Jhon; Harta, Linda; Nurmegawati; Astuti, Herlena BidiBuku ini disusun sebagai suplemen Buku Grand Design Pengembangan Peternakan Kabupaten Bengkulu Selatan. Inovasi teknologi yang dihadirkan di dalam buku ini terkait dengan Sistem Integrasi Tanaman Ternak (SITT) Berbasis Sapi Potong. Konten SITT diuraikan agar mudah dipahami oleh penyuluh dan petani terkait dengan sistem perkandangan, seleksi induk dan manajemen reproduksi, pencatatan ternak dan manajemen kesehatan, model-model sistem integrasi yang berpeluang dikembangkan yang berhubungan dengan manajemen pakan dan pemanfaatan limbah.
- ItemTeknologi Sistem Perbenihan Padi Di Provinsi Bengkulu(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, 2021) Nurmegawati; Sastro, Yudi; Yuliasari, Shannora; Putra, Wawan Eka; Ivanti, Lina; Wahyuni, Tri; Iksimilda, Selva; Kusnadi, Harwi; Yahumri; Astuti, Herlena Bidi; Dinata, Kusmea; Oktavia, Rahmat; Yartiwi; Oktavia, YulieKebutuhan beras masyarakat Indonesia semakin meningkat seiringan dengan peningkatan jumlah penduduknya. Hingga saat ini beras masih menjadi bahan pangan pokok masyarakat Indonesia sehingga perlu dilakukan peningkatan produksi padi secara berkelanjutan. Salah satu komponen penting dalam upaya mendukung swasembada beras adalah melalui peneydaan benih bermutu varietas unggul baru yang sesuai dengan agroekologi dan preferensi petani konsumen. Ketersediaan benih bermutu dengan jumlah yang cukup dan tepat waktu memegang peranan sangat penting. Penggunaan varietas unggul menunjukkan kontribusi terhadap peningkatan produksi dibandingkan dengan penerapan teknologi lainnya (Badan Litbang Pertanian (2011); Putra dan Hayati (2018). Sistem perbenihan yang produktif, efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan penyediaan benih padi dan peningkatan produksi beras nasional. Selain tersedia benih dalam jumlah yang cukup, untuk mendorong percepatan penggunaan benih bermutu diperlukan upaya penangkaran dan sertifikasi benih.