Browsing by Author "Konyep, Sostenes"
Now showing 1 - 15 of 15
Results Per Page
Sort Options
- ItemBenih Unggul Padi Amfibi Balitbangtan(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2018) Konyep, Sostenes; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat
- ItemBooklet Budidaya Hijauan Makanan Ternak(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2020) Konyep, Sostenes; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat
- ItemBUDIDAYA HIJAUAN MAKANAN TERNAK(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2020-02) Konyep, Sostenes; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat
- ItemBUDIDAYA JAGUNG (Zea Mays L.)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2020) Ariza, Muhamad F.U.; Hidayat, Galih W.; Konyep, Sostenes; Pratiwi, Rinjani A.; Senna, Arya B.; Halijah; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat
- ItemDESKRIPSI BEBERAPA TANAMAN OBAT VARIETAS UNGGUL BADAN LITBANG PERTANIAN(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2020-12) Konyep, Sostenes; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat
- ItemMari Beternak Ayam(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2019) Konyep, Sostenes; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat
- ItemPENANGANAN DAN PENGOLAHAN PRODUK HASIL TERNAK(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2020-10-01) Konyep, Sostenes; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat
- ItemPERCEPATAN PENERAPAN TEKNOLOGI PTT PADI SAWAH DI TINGKAT PETANI MELALUI GELAR TEKNOLOGI DI KENDARI PROV. SULAWESI TENGGARA(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Sjamsiar; Zainuddin, Yuliani; Konyep, Sostenes; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratPotensi lahan sawah di Sulawesi Tenggara untuk pengembangan tanaman padi sawah seluas 121.222 ha. Penggunaan lahan untuk usahatani tanaman padi sawah seluas 94.921 ha dengan tingkat produktivitas sebesar 4,30 t/ha. Kota Kendari merupakan salah satu daerah di Sulawesi Tenggara yang memiliki sumberdaya lahan sawah untuk pengembangan tanaman padi sawah seluas 1.037. ha dengan luas panen 987 ha dan produktivitas 3,89 t/ha. Kajian ini dilaksanakan di Kelurahan Labibia Kec. Mandonga Kota Kendari pada bulan Januari-Juli 2015 dengan menerapkan teknologi PTT, bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi teknologi PTT padi sawah di tingkat petani dan keuntungan finansial usahatani padi sawah. Komponen teknologi padi sawah yang diterapkan adalah: penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) berlabel dan bersertifikat Inpari 15, pengolahan tanah sempurnah, tanam pindah (tapin), tanam bibit 1-3 batang per rumpun, pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah, pengendalian hama penyakit (PHT), panen tepat waktu dan pasca panen. Hasil kajian diperoleh bahwa penerapan teknologi PTT padi sawah VUB Inpari 15 menghasilkan produksi 7,2 t/ha GKG dengan tingkat adopsi 89,63%. Komponen teknologi yang telah diadopsi 100% adalah penggunaan VUB Inpari 15 dan aplikasi pupuk. Sedangkan jumlah adopsi yang paling sedikit adalah pada komponen tanam bibit 1-3 batang/rumpun yaitu 80%. Secara finansial usahatani padi sawah dengan pendekatan PTT layak diusahakan. dengan R/C ratio sebesar 2,51 dan keuntungan finansial Rp.15.142.000/ha per MT.
- ItemPotensi Pengembangan Padi Ladang Amfibi Mendukung Ketahanan Pangan di Kabupaten Manokwari(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2018) Konyep, Sostenes; Hidayat, Galih W.; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratPembangunan pertanian tanaman pangan di Provinsi Papua Barat menekankan pada kemampuan masyarakat untuk meningkatkan ketahanan pangan. Kontribusi sektor pertanian bagi pembangunan, salah satunya adalah Kabupaten Manokwari sebagai penghasil tanaman pangan. Potensi lahan kering yang dimanfaatkan baru sebesar 7% sehingga apabila pemerintah daerah dapat mendukung program penanaman padi ladang, dapat menjadi sebuah alternatif dalam pencapaian target produksi beras di tingkat Kabupaten Manokwari dan Provinsi Papua Barat. Studi ini merupakan hasil dari penanaman padi ladang varietas amfibi produk Badan Litbang Pertanian pada program KP4S di KP Anday, BPTP Papua Barat Tahun 2018 dibandingkan dengan data BPS hasil penanaman padi ladang yang dilakukan masyarakat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa a). potensi luas lahan di Kabupaten Manokwari sangat tinggi dalam pengembangan padi ladang amfibi, b). padi ladang amfibi memiliki produktivitas yang tinggi karena menerapkan panca usaha tani, c). Penanaman padi ladang oleh masyarakat baik petani transmigran maupun petani asli papua diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan.
- ItemPROSPEK PENGEMBANGAN PEPAYA MERAH DELIMA (Carica papaya L.) DI MANOKWARI (STUDI KASUS DI KEBUN PERCOBAAN ANDAY BPTP BALITBANGTAN PAPUA BARAT)(Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari, ) Konyep, Sostenes
- ItemPTT PADI LADANG(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2020) Ariza, Muhamad F.U.; Konyep, Sostenes; Hidayat, Galih W.; Senna, Arya B.; Pratiwi, Rinjani A.; Halijah; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat
- ItemSTRATEGI DAN IMPLEMENTASI DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI PAPUA BARAT(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2016) Konyep, Sostenes; Sutisna, Entis; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratTerjadinya perubahan lingkungan strategis menuntut adanya percepatan adopsi teknologi oleh pengguna. Pemenuhan tuntutan tersebut banyak bergantung pada kegiatan diseminasi. Dalam konteks ini kegiatan diseminasi menjadi sangat penting. Untuk itu perlu adanya suatu strategi/siasat dalam pelaksanaan diseminasi. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana implementasi diseminasi di Papua Barat dikaitkan dengan Penerapan strategi diseminasi. Hasil Analissis deskriptif menunjukkan bahwa implemetasi Diseminasi Teknologi Pertanian di Papua Barat masih lemah. Indikasi lemahnya pelaksanaan system penyuluhan tersebut, dilihat dari beberapa variabel diantaranya: Kelembagaan Penyuluhan, sumberdaya penyuluh, Programa penyuluhan, materi, metode, peralatan penunjang, dan pembiayaan. Kelemahan-kelemahan yang terjadi berkaitan dengan beberapa hal antara lain: , Langkah –langkah yang belum tepat berkaitan dengan penentuan dan pemahaman tujuan, target audiens belum terdefinisakan dengan jelas, belum efektif dalam menentukan media diseminasi, dan Frekuensi penyampaian pesan yang masih rendah. Terjadinya kondisi seperti ini karena berhadapan dengan kendala yang dihadapi oleh para menyuluh, diantaranya berkaitan dengan lemahnya kemampuan menyediakan sumberdaya yang diperlukan (pengetahuan, ketrampilan, dana, kelembagaan), dan Masih rendahnya pengembangan rekomendasi teknologi yang tepat guna. Ada tiga faktor penting yang perlu diperhatikan agar proses adopsi teknologi dapat berjalan lebih cepat. Pertama faktor pesan itu sendiri (Teknologi), kedua pembawa pesannya (penyuluh), dan ketiga faktor pengguna (penerima inovasi).
- ItemTUMPANGSARI TANAMAN PANGAN(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2020-12) Konyep, Sostenes; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat
- ItemUpaya Pencapaian Swasembada Pangan Melalui Membumikan Padi Amfibi Balitbangtan di Provinsi Papua Barat(Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari, ) Konyep, Sostenes
- ItemVUB Pepaya Merah Delima(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2018) Konyep, Sostenes; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat