Browsing by Author "Kartini, Dina"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
- ItemDeteksi Gen Resistan Siprofloksasin qnrA, qnrB, dan qnrS pada Escherichia coli Multiresistan Kolistin dan Siprofloksasin(Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Palupi, Maria Fatima; Andesfha, Ernes; Hayati, Meutia; Kartini, Dina; Nugraha, Eli; Atikah, Neneng; Direktorat Kesehatan HewanResistansi terhadap siprofloksasin dan kolistin yang merupakan Highest Priority Critically Important Antimicrobials for Human Medicine merupakan ancaman yang serius bagi dunia kesehatan. Penyebaran gen resistan melalui plasmid meningkatkan risiko meluasnya resistansi suatu antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi gen resistansi siprofloksasin yang berada di plasmid yaitu qnrA, qnrB, dan qnrS pada 20 isolat Escherichia coli resistan kolistin-siprofloksasin. Kedua puluh isolat tersebut telah dideteksi ada tidaknya gen mcr-1 dan didapatkan 15 isolat memiliki gen mcr-1. Dua puluh arsip isolat E. coli resistan kolistin-siprofloksasin arsip Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan hasil isolasi tahun 2019 diuji deteksi gen qnrA, qnrB, dan qnrS dengan menggunakan polymerase chain reaction (PCR). Berdasarkan uji PCR terhadap 20 isolat tersebut didapatkan 7 isolat (35%) memiliki gen qnrA, 4 isolat (20%) memiliki gen qnrB, 3 isolat (15%) memiliki gen qnrS, 2 isolat (10%) memiliki gen qnrA serta qnrS, dan 4 isolat (20%) negatif terhadap ketiga gen tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya ancaman resistansi yang serius mengingat isolat yang digunakan resistan terhadap kolistin dan siprofloksasin serta gen yang ditemukan berada di plasmid sehingga dapat disebarkan melalui konjugasi bakteri.
- ItemDeteksi kontaminasi Mycoplasma Gallisepticum pada Vaksin Virus Live dengan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) Konvensional(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2021) Andesfha, Ernes; Firmanta P., Joen; Istiyaningsih; Kartini, Dina; Sarji; Hayati, Meutia; Amijaya, Deden; Atikah, Neneng; Patrianegari, Citra; Arofah, Sri
- ItemIsolasi Escherichia coli dan Deteksi Gen mobilized colistin resistance (mcr)-1 pada Escherichia coli Resistan Kolistin dari Sampel Usap Kloaka Broiler di Tujuh Provinsi di Indonesia(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2020) Andesfha, Ernes; Hayati, Meutia; Kartini, Dina; Palupi, Maria Fatima; Atikah, Neneng; Istiyaningsih; Firmanta, Joen; Rianti, Novy; Sarji; Amijaya, Deden; Nurhidayah; Komariah, Siti; Arofah, Sri
- ItemKasus Pertama Low Pathogenic Avian Influenza Subtipe H9N2 pada Peternakan Ayam Petelur di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan Indonesia(Balai Besar Veteriner Maros, 2017) Muflihanah; Andesfha, , Ernes; Wibawa, Hendra; Zenal, Farida Camallia; Hendrawati, Ferra; Siswani; Wahyuni; Kartini, Dina; Rahayuningtyas, Irma; Hadi, Sulaxono; Mukartini, Sri; Poermadjaja, Bagoes; Rasa, Fadjar Sumping Tjatur; RamlanLow pathogenic avian influenza subtiype H9N2 virus pertama kali didiagnosa pada peternakan ayam layer di Kabupaten Sidrap Propinsi Sulawesi Selatan Indonesia pada Desember 2016 dengan gejala klinis berupa gangguan pada saluran pernafasan yang ditandai dengan muka bengkak, sesak nafas, discharge dari hidung, kurang nafsu makan dan feses berwarna kehijauan. Kejadian penyakit terjadi dalam kurun waktu 3 – 14 hari dengan tingkat mortalitas rata-rata dibawah 5 % dan terjadi penurunan produksi telur sebanyak 50 - 80%. Dari hasil pengujian laboratorium dengan real time PCR menunjukkan positif Avian Influeza Type A, negatif subtype H5 dan H7 serta positif H9. Hasil isolasi virus pada Telur Embrio Bertunas (TAB) dengan uji rapid aglutinasi hasilnya tidak mengaglutinasi sel darah merah. Hasil histopatologi pada jaringan organ menunjukkan hasil suspect terhadap virus. Pengujian laboratorium dengan menggunakan teknik isolasi virus dan real time PCR. Dari isolasi virus setelah dilakukan penanaman di telur embrio, menunjukkan terjadi kematian embrio, seluruh organ embrio mengalami pendarahan, tetapi cairan allantois tidak mengaglutinasi sel darah merah ayam. Kemudian cairan allantois diambil untuk pengujian real time PCR menunjukkan hasil positif tipe A, negatif H5, negatif H7 dan positif H9. Hasil Sequencing terhadap tiga isolat A/Chicken/Sidrap/07161511-1/2016, A/Chicken/Sidrap/07161511-61/2016, A/Chicken/Sidrap/07170094-44OA/2017 memiliki kesamaan genetik 98% H9N2. Hasil pohon filogentik menunjukkan sampel yang diuji nampak dari kelompok atau lineage Asia Y280-H9N2
- ItemKasus Pertama Low Pathogenic Avian Influenza Subtipe H9N2 pada Peternakan Ayam Petelur di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan Indonesia(Direktorat Kesehatan Hewan, 2018) Muflihanah; Andesfha, Ernes; Wibawa, Hendra; Zenal, Farida Camallia; Hendrawati, Ferra; Siswani; Wahyuni; Kartini, Dina; Rahayuningtyas, Irma; Hadi, Sulaxono; Mukartini, Sri; Poermadjaja, Bagoes; Rasa, Fadjar Sumping TjaturLow pathogenic avian influenza subtiype H9N2 virus pertama kali didiagnosa pada peternakan ayam layer di Kabupaten Sidrap Propinsi Sulawesi Selatan Indonesia pada Desember 2016 dengan gejala klinis berupa gangguan pada saluran pernafasan yang ditandai dengan muka bengkak, sesak nafas, discharge dari hidung, kurang nafsu makan dan feses berwarna kehijauan. Kejadian penyakit terjadi dalam kurun waktu 3 – 14 hari dengan tingkat mortalitas rata-rata dibawah 5 % dan terjadi penurunan produksi telur sebanyak 50 - 80%. Dari hasil pengujian laboratorium dengan real time PCR menunjukkan positif Avian Influeza Type A, negatif subtype H5 dan H7 serta positif H9. Hasil isolasi virus pada Telur Embrio Bertunas (TAB) dengan uji rapid aglutinasi hasilnya tidak mengaglutinasi sel darah merah. Hasil histopatologi pada jaringan organ menunjukkan hasil suspect terhadap virus. Pengujian laboratorium dengan menggunakan teknik isolasi virus dan real time PCR. Dari isolasi virus setelah dilakukan penanaman di telur embrio, menunjukkan terjadi kematian embrio, seluruh organ embrio mengalami pendarahan, tetapi cairan allantois tidak mengaglutinasi sel darah merah ayam. Kemudian cairan allantois diambil untuk pengujian real time PCR menunjukkan hasil positif tipe A, negatif H5, negatif H7 dan positif H9. Hasil Sequencing terhadap tiga isolat A/Chicken/Sidrap/07161511-1/2016, A/Chicken/ Sidrap/07161511-61/2016, A/Chicken/Sidrap/07170094-44OA/2017 memiliki kesamaan genetik 98% H9N2. Hasil pohon filogentik menunjukkan sampel yang diuji nampak dari kelompok atau lineage Asia Y280-H9N2.
- ItemPengkajian Mutu Vaksin Avian Influenza (AI) Sub Tipe H5N1 di Tujuh Provinsi di Indonesia Tahun 2019(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2020) Natih, Ketut Karuni Nyanakumari; Hidayanto, Nur Khusni; Kartini, Dina; Astuti, Dewi
- ItemUji Postulat Koch Virus Avian Influenza Subtipe H9N2 A/Chicken/Sidrap/07170094-44O/2017(Direktorat Kesehatan Hewan, 2018) Natih, Ketut Karuni Nayanakumari; Hidayanto, Nur Khusni; Ramlah; Irawati, Cynthia Devy; Kartini, Dina; Mukartini, SriDalam rangka pengendalian penyakit Avian Influenza (AI) subtipe H9N2 yang menyerang beberapa daerah di Indonesia pada akhir tahun 2015, Balai Besar Pengujian Mutu Sertifikasi Obat Hewan mendapat tugas untuk melakukan uji pemurnian isolat A/chicken/Sidrap/07170094-44O/2017 sebagai kandidat seed vaksin dan dilanjutkan dengan uji Postulat Koch untuk membuktikan kemurnian kandidat seed vaksin AI subtipe H9N2. Sebanyak 10 ekor ayam SPF umur 25 minggu diinokulasi virus AI subtipe H9N2 106 EID50 secara intranasal. Pengamatan dilakukan selama 21 hari terhadap gejala klinis, produksi telur, dan asupan pakan. Pengambilan darah dilakukan pada pre inokulasi, dan pasca inokulasi hari ke-7, ke-14 dan ke-21. Nekropsi dilakukan pada hari ke-5 dan hari ke-21 pasca inokulasi. Re-isolasi dilakukan dengan menginokulasi suspensi limpa dan oviduct pada TAB SPF umur 10 hari. Gejala klinis terlihat adanya diare pada hari pertama, perubahan pada bentuk dan ukuran telur pada hari ke-3, penurunan asupan pakan pada hari ke-4 dan penurunan produksi telur menjadi 66.07 % pada 2 minggu pasca inokulasi. Secara PA ditemukan adanya hyperemia pada trachea, pneumonia, hati rapuh dan kekuningan, hemoragi pada indung telur, penimbunan cairan putih telur pada oviduct dan vasa injeksi pada otak. Hasil histopatologi menunjukkan adanya tracheitis, pneumonia hemoragika, hepatitis, salphingitis dan perivascular cuffing dan vaskulitis pada otak. Hasil uji HI pre inokulasi menunjukkan negatif antibodi terhadap antigen AI subtipe H9N2, H5N1 dan ND, sedangkan pada pasca inokulasi menunjukkan positif antibodi terhadap antigen AI subtipe H9N2 dan negatif antibodi terhadap antigen AI H5N1 dan ND. Re-isolasi menunjukkan hasil murni virus AI subtipe H9N2. Uji stabilitas menunjukkan hasil yang stabil dari sampel master seed, working seed dan Postulat Koch yang homolog 100% pada nukleotida dan asam amino. Berdasarkan hasil uji Postulat Koch tersebut membuktikan bahwa virus AI subtipe H9N2 A/chicken/ Sidrap/07170094-44O/2017 yang sudah murni AI subtipe H9N2 bisa dijadikan sebagai seed vaksin.