Browsing by Author "Kaihatu, Sheny S"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
- ItemIdentifikasi Dan Penentuan Jenis Tanah Di Kabupaten Maluku Tengah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Ayal, Yacob; Kaihatu, Sheny S; Waas, Edwen D; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPenelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi tanah-tanah di Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku dilaksanakan pada Agustus 2014. Dari hasil penelitian ditemukan 6 ordo tanah menurunkan sebanyak 8 subordo, 12 grup dan 21 subgrup tanah. Ordo Entisol menurunkan 3 subgrup yaitu Typic Sulfaquents, Haplic Sulfaquents dan Typic Udipsamments. Ordo Inceptisol menurunkan 9 subgrup yaitu Sulfic Endoaquepts, Aeric Endoaquepts, Typic Endoaquepts, Lithic Eutrudepts, Aquic Eutrudepts, Vertic Eutrudepts, Typic Eutrudepts, Aquic Dystrudepts, dan Typic Dystrudepts. Ordo Vertisols menurunkan 1 subgrup yaitu Leptic Hapluderts. Ordo Alfisols menurunkan 2 subgrup yaitu Vertic Hapludalfs dan Typic Hapludalfs. Ordo Ultisols menurunkan 4 subgrup yaitu Typic Kanhapludults, Typic Kandiudults, Inceptic Hapludults, dan Typic Hapludults. Dan Or do Oxisols menurunkan 2 subgrup yaitu Typic Hapludox, dan Typic Eutrudox. Pada umumnya tanah-tanah didaerah penelitian merupakan tanah belum mengalami perkembangan horizon dan memiliki solum tanah dari dangkal sampai dalam. Warna tanah bervariasi dari Cokl at hinga Kuning kemerahan. Tekstur Liat sampai berpasir, konsistensi sampai lekat, kedalaman efektif dangkal sampai dalam dan pH tanah sangat masam sampai agak alkalis. Keadaan landform datar hingga bergunung.
- ItemKajian Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru Padi Sawah Di Kabupaten Seram Bagian Timur(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Kaihatu, Sheny S; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuKajian dengan tujuan mendapatkan varietas unggul baru padi yang beradaptasi baik dan memberikan hasil tinggi telah dilakukan di desa Jakarta Baru, Kecamatan Bula Barat Kabupaten Seram Bagian Timur pada bulanJuni – September 2014. Kajian disusun dalam RAK pada tiga petani. Varietas yang diuji adalah Inpari 21, Inpari 24, Inpari 26, Inpari 27, Inpari 28 dan Cigeulis sebagai pembanding. Sistem tanam menggunakan jajarlegowo 2:1 (20 cm x 10 cm)x 40 cm pada luasan 0,25 ha. Pemupukan berdasarkan rekomendasi pupuk dari hasil uji tanah menggunakan PUTS yaitu Urea 250 kg/ha, SP-36 100 kg/ha dan KCl 100 kg/ha + komposjerami 5 ton/ha namun di lapangan pupuk tunggal sangat sulit didapatkan, maka digunakan pupuk MajemukPhonska 15:15:15 sebanyak 240 kg/ha, Urea 170 kg/ha + kompos jerami 2 ton/ha. Pupuk phonska diberikan sekaligus pada saat tanam sedangkan Urea di berikan pada saat umur t anaman 35 hst dan pada masaprimordia berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas unggul baru Inpari 28 lebih tinggi hasilnya 5,78 t/ha GKP dan varietas Inpari 26 memperoleh hasil GKP terendah yaitu hanya 5,13 t/ha. Uji statistik menunjukkan perbedaan yang nyata antara kedua varietas ini dengan varietas Inpari 21, Inpari 24, Inpari 27 dan varietas lokal Cigeulis. Semua VUB beradaptasi dengan agroekosistem lahan sawah di kecamatan Bula Barat.
- ItemKajian Jenis Pupuk Organik Dan Dosis Pupuk Anorganik Terhadap Hasil Padi Sawah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Kaihatu, Sheny S; Waas, Edwen D; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPurpose of this study is to get balanced fertilization technology to reduce the use of inorganic fertilizer> 20% and K fertilizer efficiency of = 50% to increase rice productivity in Buru held in the village of the District Waelo Waeapo, Buru, January-December 2011. Treatments tested consisted of the first factor is the kind of organic fertilizer (O), ie without organic matter (O0); straw compost added 3 t / ha (O), and manure added 3 t / ha (O21) and the second factor is 5 doses of inorganic fertilizer (A), ie 0% x dose of NPK Phonska (A), 25% x dose of NPK Phonska (A1), 50% x dose of NPK Phonska (A2 ), 75% x Phonska dose of NPK (A) and 100% NPK dose x Phonska (A). Straw compost used at this stage of the study was obtained from the results of the straw while composting manure compost taken from the composting is done by local farmers. Each treatment was repeated 3 times, the total treatment is 45 treatments. Base used urea fertilizer 150 kg / ha. Lowland rice varieties are grown in a manner Cigeulis transplanting and planting system tiles are applied with a spacing of 25 cm x 25 cm. Pest control is done in an integrated manner. Parameters measured were maximum vegetative phase of plant height, number of tillers per hill, number of productive tillers per hill and panicle length, number of grains per panicle, number of empty grains per panicle, number of filled grains per panicle, weight 1000 grain seeds, tile result, the yield per hectare). The results of the study showed that 1) the use of manure and rice straw compost at a dose of 3 tons per hectare to increase productivity in succession of paddy rice 4.37 tons / ha and 4.51 t / ha, 2) Provision of straw compost at a dose of 3 tons per ha was able to save the use of chemical fertilizers by 50%. 430
- ItemPemanfaatan Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak Sapi Potong Melalui Pendekatan Crops Livestock System (CLS)(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Kaihatu, Sheny S; Matitaputty, Procula R; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPelaksanaan pembangunan pertanian di tingkat petani umumnya masih bersifat parsial (sub sektor), sehingga petani sebagai pelaku usahatani itu sendiri masih dikelompokkan berdasarkan jenis usahatani yang diusahakan. Dalam bidang peternakan, juga masih ada anggapan bahwa ternak hanya dapat berproduksi pada lahan khusus yang dapat menyediakan hijauan pakan ternak. Padahal melalui pemanfaatan teknologi tepat guna lahan-lahan yang hanya dimanfaatkan untuk usahatani tunggal, dapat juga dimanfaatkan untuk usahatani terpadu (integrated commodities farming system approach) denga ternak misalnya ternak sapi. Hijauan merupakan sumber pakan utama untuk ternak ruminasia, sehingga untuk meningkatkan produksinya harus diikuti dengan peningkatan penyediaan hijauan pakan yang cukup dan berkualitas. Untuk mengatasi kekurangan hijauan pakan dan rumput salah satunya adalah pemanfaatan limbah pertanian seperti jerami padi. Namun demikian, nilai kecernaan dan kandungan gizi (terutama protein) jerami padi sangatlah rendah dan kurang disukai oleh ternak.. Untuk mengatasi kendala dalam pemanfaatan jerami padi ini dapat dilakukan dengan proses fermentasi. Melalui inovasi teknologi pengkayaan nutrisi, jerami padi dapat ditingkatkan kandungan protein dan meningkatkan daya cerna. Penulisan makalah ini bertujuan utnuk melihat potensi jerami padi sebagai sumber pakan ternak sapi potong, serta kendala pemanfaatan dan alternatif pemecahannya.
- ItemPenggunaan Bahan Pakan Lokal dalam Ransum Ayam Buras(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Kotadiny, Elizabeth; Kaihatu, Sheny S; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPemanfaatan bahan pakan ayam buras menggunakan bahan pakan lokal yang telah dilakukan di Desa Ohoidertutu Kecamatan Kei Kecil di Maluku Tenggara sela 90 hari pemeliharaan dengan melibatkan 20 orang petani. Jenis pakan lokal yang digunakan adalah : 1) Tepung singkong (enbal), 2) ampas kelapa, 3) jagung kuning lokal, 4) kacang hijau lokal, 5) sisa ikan teri/jeroan ikan, dan kepada petani diarahkan untuk menggunakan sistem pemeliharaan semi intensif yaitu : perbaikan dan pengaturan pemeliharaan ayam di kandang berdasarkan umur ayam, pola penetasan dan pemisahan/pemeliharaan anak ayam, pola pemberian ransum, pengaturan vaksinasi dan sistem pencatatan kegiatan. Hasil gelar teknologi menunjukkan tingkat partisipasi petani dalam melaksanakan teknologi anjuran berupa : pemeliharaan secara semi intensif dapat dikategorikan dalam 3 tingkatan mulai dari [tingkat partisipasi sedang 25 %] sampai [tinggi 62 %] atau dapat dikatakan partisipasi petani cukup tinggi sedangkan yang [tingkat partisipasi rendah 13 %] terjadi peningkatan produktifitas ayam buras yaitu : a). Populasi ayam buras meningkat 2 – 3 kali lebih tinggi.; b). Adanya pertambahan berat badan/ BB pada ayam-ayam muda 15 gram/ekor/hari atau 474 gram/bulan ; c ). Peningkatan produksi telur rata-rata 11 12 butir / ekor / periode bertelur dan daya tetas telur rata-rata 71,2 % dan ; d). Tingkat kematian atau mortalitas sebesar rata-rata 22,1 % (umur 0 – 4 minggu) dan umur 4 – 8 minggu 17,2% sedangkan diatas 8 minggu rata-rata sebesar 8,5 %.
- ItemPotensi Hasil Varietas Unggul Padi Sawah pada Lokasi Prima Tani di Kabupaten Buru(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Sirappa, Marthen P; Matitaputty, Procula R; Hidayah, Ismatul; Tolla, Yacob; Kaihatu, Sheny S; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPeran inovasi teknologi sangat besar dalam usaha meningkatkan produktivitas padi. Salah satu inovasi teknologi yang memberikan kontribusi cukup dominan terhadap peningkatan produksi padi adalah varietas. Komponen teknologi PTT padi sawah antara lain adalah penggunaan varietas unggul baru, penggunaan bibit muda, irigasi berkala, pemakaian pupuk secara berimbang, dan penggunaan bahan organik. Prima Tani (Program Rintisan Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian) yaitu suatu model atau konsep baru deseminasi teknologi yang dipandang dapat mempercepat penyampaian informasi dan bahan dasar inovasi baru. Tujuannya adalah untuk mempercepat waktu, peningkatatan kadar, dan memperluas prevalensi adopsi teknologi inovatif yang dihasilkan serta untuk memperoleh umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat guna, spesifik pengguna dan lokasi yang merupakan informasi esensi dalam rangka mewujudkan penelitian dan pengembangan berorientasi kebutuhan pengguna. Dalam tulisan ini akan dibahas potensi hasil beberapa varietas padi sawah, yang dilakukan di daratan Waeapo kabupaten Buru. Metode statistik yang digunakan adalah metode secara diskriptif.
- ItemTanaman Rempah dan Obat Sumber Pangan Fungsional(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Kaihatu, Sheny S; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuSejalan dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan perubahan gaya hidup, tuntutan konsumen terhadap bahan pangan tidak hanya terbatas pada pangan sebagai sumber zat gizi belaka, tetapi juga diharapkan pangan mampu memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh. Fenomena inilah yang melahirkan apa yang kemudian disebut atau dikenal sebagai pangan fungsional. Pangan Fungsional adalah pangan yang mengandung komponen aktif yang mempunyai fungsi fisiologis dan digunakan untuk pencegahan atau penyembuhan penyakit, atau untuk mencapai kesehatan yang optimal. Tanaman rempah dan obat yang sudah lama dikenal banyak mengandung senyawa fitokimia yang bermanfaat dalam pencegahan maupun pengobatan penyakit. Beberapa hasil penelitian membuktikan manfaat fitokimia yang terdapat dalam tanaman obat dan rempah seperti : Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza), Kunyit (Curcuma domestica), Jahe (Zingiber officinale Roe), Kencur (Kaeupferia galanga), Lidah buaya (Aloe vera), Mengkudu (Morinda citrifolia L) dan Pala (Myristica fragrans Houtt).Pangan fungsional berbahan baku tanaman rempah dan obat biasanya disajikan dalam bentuk minuman kesehatan, jamu, minuman instan, jus, sirup, manisan, acar, dll. Walaupun pangan fungsional dapat menjadi pendorong pertumbuhan industri pangan, cukup banyak masalah yang ternyata perlu untuk dipecahkan.Semakin meningkatnya permintaan terhadap tanaman rempah dan obat (TRO) di pasar domestik maupun internasional menunjukan prospek yang cukup baik dimasa mendatang. Namun, ternyata bahwa masih terdapat banyak kendala dalam pengembangan komoditas strategis ini, seperti rendahnya produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Untuk itu diperlukan tehnologi inovasi yang mendukung penyediaan saprodi maupun pengolahan hasil.