Browsing by Author "Isriyanthi, Ni Made Ria"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
- ItemEfektifitas Vaksin Infectious Coryza terhadap Status Kekebalan pada Pre-vaksinasi Ayam Kampung, Pre-vaksinasi dan Pasca-vaksinasi Ayam Petelur di 5 Provinsi Indonesia(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2012) Maizir, Ahmad; Syaefurrosad; Andesfha, Ernes; Atikah, Neneng; Isriyanthi, Ni Made Ria
- ItemPedoman Umum Penggunaan Antibiotik di Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan(Direktorat Kesehatan Hewan, 2021) Nasrullah; Rasa, Fadjar Sumping Tjatur; Isriyanthi, Ni Made Ria; Ratnasari, Yurike Elisadewi; Fauzi, Muhammad; Utomo, Gunawan Budi; Asmara, Widya; Naipospos, Tri Satya Putri; Mukartini, Sri; Patriana, Unang; Rahminiwati, Min; Munawaroh, Muhammad; Teruli, Bonifasius Suli; Darusalam, Huda Shalahudin; Andriyanto; Mustika, Aulia Andi; Fitriana, Ida; Rahman, Abdul; Subiyanti, Wiwit; Mucharini, Hany; Ardini, Pravita Sari Purnama; Desmayanti, Liys; Fari, Irawati; Tinora, Forlin; Wijanarko, Andi; Kusumanagandi, Dedi; Kompudu, Alfred; Nugroho, Erianto; SunandarResistansi antimikroba atau yang dikenal dengan istilah antimirobial resistance (AMR) adalah kemampuan mikroba untuk melawan efek obat yang pernah berhasil / efektif dalam mengobati penyakit yang disebabkan oleh mikroba tersebut. Resistansi antibiotik merupakan bagian dari AMR untuk bakteri yang menjadi resistan terhadap antibiotik. Resistansi antimikroba merupakan ancaman global bagi kesehatan masyarakat serta kesehatan hewan. Potensi munculnya bakteri yang resistan terhadap antibiotik (bakteri super) erat kaitannya dengan penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan tidak bertanggung jawab di sektor kesehatan manusia, pertanian, termasuk peternakan dan kesehatan hewan, produksi tanaman, dan perikanan. Penggunaan antimikroba yang sama di manusia dan hewan produksi, diduga sebagai salah satu penyebab timbul dan menyebarnya bakteri resistan. Resistansi antimikroba umumnya terjadi akibat penggunaan antimikroba untuk pencegahan penyakit atau pengobatan penyakit yang tidak mengikuti petunjuk dokter hewan (pengobatan mandiri). Tingginya intensitas penggunaan antibiotik yang tidak tepat sasaran serta penerapan standar kewaspadaan (standard precaution) yang tidak benar di tingkat peternakan dan fasilitas pelayanan kesehatan hewan merupakan faktor pemicu terjadinya resistansi yang dapat berdampak pada manusia maupun hewan, dan keamanan produksi pangan.
- ItemPenentuan Residu Antibiotika Salinomisin, Monensin dan Lasalosid pada daging ayam dengan metoda Bioautografi/kromatografi lapis tipis (TLC) dan Kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC)(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 1995) Isriyanthi, Ni Made Ria; Hermawati, Diana; Catur Rasa, Fajar Sumping; Werdiningsih, Sri; Siregar, Syamsul Bahri; Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH)Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penentuan residu antibiotik obat Salinomisin, Monensin dan Lasalosid pada daging ayam . Metode yang digunakan untuk penentuan resudi adalah Kromatografi lapis tipis atau Thin Liquid Chromatography (TLC) dan Kromatografi cair kinerja Tinggi atau High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil pengujian menjelaskan terdapat perbedaan antara penentuan residu antibiotik antara menggunakan TLC dengan yang di uji menggunakan HPLC.
- ItemPengujian Vaksin Bakteri Actinobacillus Pleuropneumoniae Serotype 1-2-3-4-5-dan-7(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2013) Andesfha, Ernes; Atikah, Neneng; Hayati, Mutia; Sarji; Isriyanthi, Ni Made Ria
- ItemPerbandingan Farmakokinetik Beberapa Sediaan Ampisilin Serbuk(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2013) Werdiningsih, Sri; Patriana, Unang; Isriyanthi, Ni Made Ria; Yulianti, Nina Tri; Nugraha, EliAmpisilin merupakan salah satu antibiotik yang cukup banyak diresitrasikan di Kementerian Pertanian, baik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi. Tujuan artikel ini untuk mengetahui profil farmakokinetik dari ampisilin yang diberikan secara oral pada ayam broiler. Parameter farmakikinetik menunjukkan reaksi obat dalam tubuh. Sampel obat ampisilin yang diperoleh dari 15 provinsi berjumlah 121 sampel obat. Dari hasil uji seluruh sampel obat tersebut, 12 sampel obat tidak memenuhi persyaratan lulus uji potensi, sedangkan jumlah sampel yang lulus uji potensi sebesar 109 sampel. Dari jumlah tersebut 10 sampel obat hewan digunakan untuk pengujian farmakokinetik. Data dari artikel ini menunjukkan nilai farmakokinetik dengan hasil yang berbeda pada semua sampel ampisilin yang diuji.
- ItemProfil Distribusi Beberapa Sediaan Doksisiklin pada Organ/Jaringan Ayam Broiler(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2014) Werdiningsih, Sri; Yulianti, Nina Tri; Nurhidayah; Nugraha, Eli; Patriana, Unang; Sari, Rosana Anita; Widyarimbi, Dyah; Rusmiati, Emi; Isriyanthi, Ni Made Ria
- ItemProfil Farmakokinetik Beberapa Sediaan Antibiotik Doksisiklin pada Ayam Broiler(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2014) Yulianti, Nina Tri; Werdiningsih, Sri; Isriyanthi, Ni Made Ria; Patriana, Unang; Nurhidayah; Nugraha, Eli; Sari, Rosana Anita; Rusmiati, Emi; Widiarimbi, Dyah; Palupi, Maria Fatima
- ItemReview Pengujian Mutu Enzim pada Pakan Ternak Tahun 2010-2012(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2013) Isriyanthi, Ni Made Ria; Patriana, Unang; Werdiningsih, Sri; Sari, Rosana Anita; Djusa, Enuh Rahardjo
- ItemStudi Residu Obat Hewan Golongan Fluoroquinolon (Enrofloksasin dan Siprofloksasin) pada Danging Ayam di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur dan Lampung(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2004) Isriyanthi, Ni Made Ria; Str, Fadjar; Patriana, Unang; Werdiningsih, Sri; Mucharini, Hany; Mariana, Siti
- ItemUji Banding antar Laboratorium terhadap Titer Antibodi Ayam Pasca Vaksinasi Coryza dengan Metode HI (Haemaglutination Inhibition)(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2012) Syaefurrosad; Atikah, Neneng; Isriyanthi, Ni Made Ria