Browsing by Author "Indriati, Gusti"
Now showing 1 - 12 of 12
Results Per Page
Sort Options
- ItemHama dan Penyakit Pada Tanaman Kemiri (Aleurites mollucana Willd)(Unit Penerbitan dan Publikasi Balittri, 2019) Indriati, Gusti; Khaerari, Khaerati; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarTanaman kemiri adalah jenis tanaman serbaguna yang buahnya dapat digunakan untuk bumbu masakan, obat‐obatan, sabun dan industri cat. Selain buahnya tanaman kemiri merupakan jenis pohon yang cocok untuk reboisasi, penghijauan dan tanaman pelindung. Kemiri termasuk tanaman yang kurang mendapat gangguan hama atau penyakit, tetapi dilaporkan ada beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman kemiri yaitu hama pada akar dari golongan rayap, hama pada batang dengan membuat lubang gerekan, hama daun berupa tungau (Tetranichiadae), hama pada buah diserang oleh larva Dacus sp, dan hama pada biji berupa Carpophilus sp dan Oryzaphilus sp. Sedangkan penyakit yangmenyerang tanaman kemiri adalah jenis penyakit hawar daun cendawan, penyakit antraknosa (Collectorichum sp) dan penyakit gugur buah muda.
- ItemHAMA Helopeltis spp. DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA PADA PERTANAMAN TEH (Camellia sinensis)(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-12) Indriati, Gusti; Soesanthy, FunnyHelopeltis spp. merupakan salah satu hama pertanaman teh yang terdiri dari 18 spesies. Tiga spesies (H. antonii, H. theivora dan H. bradyi) yang menyerang tanaman teh di India, dua spesies (H. schoutederi dan H. theivora) pada pertanaman teh di Afrika dan H. antonii dominan pada pertanaman teh di Indonesia. Serangan Helopeltis spp. menyebabkan perubahan morfologi dan histologi tanaman teh dan secara nyata mengurangi kualitas dan kuantitas pucuk teh. Untuk mengurangi kerugian akibat serangan Helopeltis spp. maka perlu dilakukan tindakan pengendalian yang memperhatikan lingkungan dengan memanfaatkan pengendalian hama terpadu (PHT). PHT untuk Helopeltis spp. pada tanaman teh yaitu: kultur teknis, pengendalian hayati, penggunaan varietas resisten, dan pestisida (nabati dan kimia).
- ItemHAMA PADA BUAH MAKADAMIA (Macadamia integrifolia)(2018-12) Susilawati; Indriati, GustiMakadamia (Macadamia integrifolia) merupakan tanaman industri yang dalam buahnya terdapat kacang yang terbungkus dalam tempurung. Kacang makadamia memiliki nilai ekonomi dan nilai ekologi yang tinggi. Gangguan hama yang menyerang tanaman ini umumnya berasal dari ordo Coleoptera, Hemiptera, dan Lepidoptera. Beberapa jenis diantaranya adalah Hypothenemus obscurus Fabricius (Coleoptera: Scolytidae), Nezara viridula (L.) (Hemiptera: Pentatomidae), Cryptophlebia ombrodelta (Lepidoptera: Tortricidae), Cryptophlebia illepida (Lepidoptera: Tortricidae), Cryptophlebia batrachopa, ngengat codling palsu (Cryptophlebia leucotreta), ngengat litchi (Cryptophlebia peltastica), ngengat carob (Spectrobates ceratoniae). Amblypelta lutescens lutescens (Hemiptera: Coreidae), Bathycoelia natalicola (Distant), Riococcus ironsidei (Williams) (Hemiptera: Eriococcidae), Pseudotheraptus wayi Brown dan nut stemborer (Paranepsia amydra).
- ItemINVENTARISASI SERANGGA PERUSAK DI PEMBENIHAN(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Khaerati, Khaerati; Indriati, Gusti; Syamsudin, Syamsudin; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarSampai sejauh ini tanaman kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) banyak tumbuh liar secara alami. Oleh sebab itu, banyak aspek budidaya yang belum dipahami secara baik, termasuk kemungkinan sejumlah organisme pengganggu tanaman (OPT) yang potensial dapat merusak tanaman atau produksi. Percobaan pada tingkat perbenihan dilakukan untuk menginventarisasi hama potensial yang dapat mengakibatkan kerusakan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih kemiri sunan muda dapat terserang hama belalang sejak umur 1 bulan. Pada umur 2 bulan benih kemiri mulai terserang belalang dan ulat api. Sedangkan pada benih umur 3 bulan, jenis hama yang menyerang selain belalang dan ulat api, juga ulat kantong.
- ItemLecanicillium lecanii (Ascomycota: Hypocreales) SEBAGAI AGENS HAYATI PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-08) Khaerat; Indriati, GustiCendawan Lecanicillium lecanii adalah salah satu agens hayati pada beberapa hama dan penyakit tanaman. Karakteristik cendawan L. lecanii yaitu memiliki kisaran inang yang luas dan bersifat kosmopolit sehingga mudah ditemukan di daerah tropis maupun sub tropis. Cendawan ini dapat menjadi agens hayati pada beberapa hama tanaman. Umumnya L. lecanii menginfeksi inang dengan menggunakan konidia, penetrasi melalui kutikula, produksi blastospores dalam haemocoel, percabangan hifa dan invasi jaringan, yang akhirnya menyebabkan kematian inang. Selain itu, L. lecanii dapat menjadi agens hayati terhadap penyakit tanaman seperti memarasit H. vastatrix (karat daun kopi). Cendawan hyperparasit ini dapat mengurangi kemampuan hidup uredospora, dan mengurangi perkembangan penyakit karat daun kopi.
- ItemPEMANFAATAN LIMBAH TANAMAN PERKEBUNAN SEBAGAI ASAP CAIR UNTUK PENGENDALIAN HAMA(2018-12) Indriati, GustiAsap cair merupakan campuran larutan dari sebaran asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengembunkan asap hasil pirolisis kayu. Asap cair umumnya digunakan untuk mengawetkan bahan makanan mentah, melindungi buah dan sayuran dari serangan penyakit, mengendalikan hama, meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan kualitas buah, mempercepat perkecambahan serta sebagai herbisida. Asap cair sebagai biopestisida memiliki sifat repelent. Beberapa jenis limbah tanaman perkebunan yang dilaporkan telah dimanfaatkan sebagai bahan asap cair adalah tempurung kelapa, sabut kelapa, kulit biji mete, dan kulit buah kakao. Penggunaan asap cair sebagai bahan bioinsektisida alami lebih ramah lingkungan karena bersifat mudah terurai (biodegradable) dan terbaharui (renewable).
- ItemPENGENDALIAN Helopeltis spp. (HEMIPTERA: MIRIDAE) PADA TANAMAN KAKAO MENDUKUNG PERTANIAN TERPADU RAMAH LINGKUNGAN(IAARD Press, 2014) Indriati, Gusti; Soesanthy, Funny; Hapsari, Arlia Dwi; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianHelopeltis spp. (Hemiptera: Miridae) merupakan salah satu hama utama pada tanaman kakao, dengan potensi kerugian dapat menurunkan produksi buah kakao 50-60%. Gejala buah yang terserang ditandai dengan bercak-bercak berwarna cokelat kehitaman. Serangan pada buah muda dapat menyebabkan layu pentil dan rontok, atau apabila pertumbuhan buah terus berlanjut maka kulit buah akan mengeras dan retak-retak, sehingga menghambat perkembangan biji di dalamnya. Upaya pengendalian populasi organisme pengganggu tanaman (OPT) yang saat ini sedang dikembangkan adalah melalui pengendalian hama terpadu (PHT) dengan menggunakan dua atau lebih teknik pengendalian dalam satu kesatuan untuk mencegah atau mengurangi kerugian secara ekonomi dan kerusakan lingkungan hidup. PHT merupakan bagian dari sistem pertanian terpadu. Pengendalian ramah lingkungan Helopeltis spp. mengacu pada konsep PHT, yaitu (1) kultur teknis, dengan penggunaan varietas/klon kakao resisten ICCRI 01-04, RCC 70-71 ; (2) biologi, dengan pemanfaatan musuh alami (predator, parasitoid, dan patogen) seperti semut hitam, semut rangrang, Beauveria bassiana dan Lecanicillium lecanii; (3) mekanik/fisik, dengan pelapisan atau penyemprotan buah menggunakan biokaolin; dan (4) kimia, dengan penggunaan pestisida nabati seperti seraiwangi, mimba, srikaya, selasih, bawang putih, dan paitan serta penggunaan pestisida sintetik dengan pemilihan jenis, dosis, waktu, dan cara aplikasi yang tepat.
- ItemPENGGEREK BUAH DAN CABANG PADA TANAMAN KOPI(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2016-04) Indriati, Gusti; Khaerati; Hapsari, Arlia DwiHypothenemus hampei (Coleoptera: Curculionidae: Scolytina) dan Xylosandrus compactus (Coleoptera: Curculionidae: Scolytina) merupakan hama penggerek yang menyerang buah dan cabang pada tanaman kopi. Kedua serangga ini telah tersebar pada beberapa pertanaman kopi di Indonesia. Serangan H. hampei menyebabkan kerusakan biji kopi mencapai 25,2% - 32% dan X. compactus menyebabkan 25% pada pertanaman kopi di Lampung Barat, 68,8% pada kopi robusta di Uganda. Pengendalian hama terpadu (PHT) perlu diaplikasikan untuk mengendalikan kedua hama tersebut dan hingga saat ini pengendalian masih sulit karena perilaku serangga ini yang hidup di bagian jaringan tanaman kopi.
- ItemSERANGGA PENGISAP PUCUK TEH: Empoasca vitis (Homoptera: Cicadellidae) DAN TUNGAU (Acarina)(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-04) Indriati, Gusti; Soesanthy, FunnyEmpoasca vitis Gothe. (Homoptera: Cicadelidae) dikenal juga sebagai Empoasca flavecens Fabricius merupakan salah satu hama utama pertanaman teh. Serangan hama ini menyebabkan pucuk teh layu, kerdil dan seperti terbakar. Upaya pengendalian dilakukan dengan menanam Casia tora diantara tanaman teh, sticky trap, musuh alami parasitoid telur Anagrus atomus (Hymenoptera: Mymaridae), predator Scymnus sp., Aspidimerus circumflexa, insektisida nabati seperti minyak mimba 3%, minyak pongamia 3%, dan ekstrak biji mimba 5% mampu mengurangi populasi Empoasca spp. Tungau Brevipalpus phoenicis Geijskes dan Oligonychus coffeae Neitner juga merupakan hama penusuk pengisap daun teh. Keduanya dapat menimbulkan nekrosis pada daun, dan pada serangan berat dapat menyebabkan gugur daun. Pengendalian kedua hama ini dapat menggunakan predator anggota Phytoseidae, Stigmaeidae, Coccinellidae, Staphylinidae, dan Chrysopidae. Selain itu telah digunakan jamur dan bakteri sebagai agens hayati. Ekstrak air dari beberapa jenis tanaman juga dapat digunakan untuk mengendalikan hama tungau.
- ItemTeknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kopi(IAARD Press, 2015) Harni, Rita; Samsudin, Samsudin; Amaria, Widi; Indriati, Gusti; Soesanthy, Funny; Khaerati, Khaerati; Taufiq, Efi; Hasibuan, Abdul Muis; Hapsari, Arlia Dwi
- ItemTeknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kopi(IAARD Press, 2018) Harni, Rita; Samsudin, Samsudin; Amaria, Widi; Indriati, Gusti; Soesanthy, Funny; Khaerari, Khaerati; Taufik, Efi; Hasibuan, Abdul Muis; Hapsari, Arlia Dwi; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianHama dan penyakit tanaman kopi merupakan salah satu penyebab menurunnya produksi dan produktivitas kopi di Indonesia. Upaya pengendalian hama dan penyakit kopi umumnya masih tergantung pada penggunaan pestisida kimia sintetik. Seiring dengan kesadaran akan bahaya residu racun pada produk kopi dan cemaran logam berat terhadap ekosistem pertanian, maka tuntutan akan teknologi pengendalian yang ramah lingkungan semakin meningkat. Buku ini memberikan informasi tentang biologi, morfologi, gejala serangan, faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan hama dan penyakit pada tanaman kopi, serta teknologi pengendaliannya secara terperinci.
- ItemTINGKAT SERANGAN PENGGEREK BUAH KOPI PADA DUA MODEL POLA TANAM KOPI(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-12) Indriati, Gusti; Soesanthy, FunnyHama penggerek buah kopi (PBKo), Hypothenemus hampei, merupakan hama utama pada tanaman kopi. Tingkat serangan hama ini pada model pola tanam kopi Robusta+ serai wangi + lamtoro + gamal (A) dan kopi Arabika Sigarar Utang + kelapa salak (B) belum pernah dilaporkan. Tujuan penelitian ini memberikan informasi mengenai tingkat serangan PBKo pada kedua pola tanam tersebut yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri). Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus 2014 di Kebun Percobaan Pakuwon, Sukabumi. Pada pola tanam A diamati 34 pohon, sedangkan pada B diamati 30 pohon. Sebagai unit contoh dipilih dua cabang paling produktif tiap pohon. Pengamatan dilakukan dwi mingguan sebanyak 12 kali terhadap jumlah buah yang terserang PBKo. Sebanyak 150 buah dari masing-masing pola tanam diambil pada hari terakhir pengamatan. Buah-buah tersebut dibelah di bawah mikroskop untuk melihat posisi PBKo dan jumlah populasinya di dalam tiap buah. Tingkat serangan PBKo pada pola tanam A dan B relatif masih rendah. Walaupun demikian, pada kedua pola tanam tersebut, proporsi tertinggi PBKo berada pada posisi D sehingga pengendaliannya harus dilakukan secara mekanik.