Browsing by Author "Indrajati, Siti Bibah"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
- ItemBuku Lapang Budidaya Alpukat(Direktorat Buah dan Florikultura, 2021-04) Indrajati, Siti Bibah; Rosita, Dina; Saputra, Lukman DaniAlpukat merupakan jenis tanaman buah yang diperkirakan berasal dari Amerika Tengah, khususnya Mexico, Peru dan Venezuela. Persebaran Alpukat telah meluas ke berbagai negara hingga Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Alpukat yang saat ini berkembang di Indonesia merupakan persilangan dari ketiga kultivar, yaitu Mexico, Guatemala, dan India Barat. Persilangan tersebut terjadi secara alami maupun buatan. Perkembangan persilangan kultivar alpukat yang begitu pesat telah mendorong munculnya kultivar-kultivar alpukat unggul baru di Indonesia. Agribisnis alpukat memiliki prospek yang sangat cerah untuk pasar dalam dalam negeri maupun luar negeri. Trend permintaan alpukat semakin meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, pendapatan masyarakat dan kesadaran mengkonsumsi alpukat sebagai buah bergizi (lampiran 1). Alpukat memiliki potensi ekonomi tinggi sebagai sumber pendapatan masyarakat dan petani baik berskala kecil, menengah maupun besar. Alpukat dipandang memiliki berbagai keunggulan diantaranya nilai jual yang tinggi, keragaman jenis, ketersediaan sumberdaya lahan dan teknologi, serta potensi serapan pasar dalam bentuk segar dan olahan di dalam negeri dan mancanegara.
- ItemBuku Lapang Budidaya Manggis(Direktorat Buah dan Florikultura, 2021-04) Indrajati, Siti Bibah; Rosita, Dina; Saputra, Lukman DaniTanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) berasal dari daerah tropis termasuk Indonesia. Buah manggis merupakan buah yang unik dilihat dari bentuk, warna kulit, warna daging buah, rasa, maupun khasiat kulitnya yang sedemikian banyak. Secara umum, tanaman manggis hanya dijumpai di wilayah tropika basah, namun perdagangan buahnya sudah mendunia, dan manggis mendapat julukan sebagai “Queen of Fruits” karena semua bagian buah manggis dapat dimanfaatkan. Indonesia merupakan tempat asal dan penyebaran berbagai kultivar manggis. Variasi genotipe telah tumbuh dan tersebar di berbagai agroklimat yang memunculkan berbagai varietas lokal unggulan. Sampai saat ini sudah 14 kultivar varietas manggis di daftar di Kementerian Pertanian dan memungkinkan adanya calon-calon kultivar baru yang belum terdaftar. Wilayah Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke sepanjang 5.000 km menyebabkan musim panen manggis tidak serentak dan cenderung berurutan hampir sepanjang tahun. Produksi manggis selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2016-2020) menunjukkan kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2020 produksi manggis mencapai 322.414 ton, hal ini merupakan potensi yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan berpeluang untuk di ekspor.
- ItemKatalog Greenhouse dan Shadinghouse Kampung Flori(Pertanian press, 2023) Razak, Arminawati; Indrajati, Siti Bibah; Sapuro, Lukman Dani; Simbolon, Henry; Asniawati, mufit Daryatun; yeny, okta Risma; Harmas, MayurizsaTantangan pembangunan florikultura ke depan semakin kompleks, sehingga diperlukan kebijakan strategis yang tepat dan berdampak nyata dalam peningkatan produksi florikultura yang berdaya saing dan peningkatan kesejahteraan petani florikultura. Dalam mendukung peningkatan produksi florikultura, penggunaan greenhouse maupun shadinghouse menjadi hal yang utama khususnya untuk tanaman krisan, mawar, anggrek dan tanaman hias daun. Desain maupun material bangunan greenhouse dan shadinghouse sedemikian rupa untuk dapat dimanfaatkan petani florikultura secara optimal dan berkelanjutan dalam jangka waktu lam
- ItemKatalog Greenhouse dan Shadinghouse Kampung Flori(Pertanian Press, 2023) Razak, Armilawaty; Indrajati, Siti Bibah; Saputro, Lukman Dani; Simbolon, Henry; Asniawati, Mufit Daryatun; Yeny, Okta Risma; Harnaz, Mayurizsa; Rosandi, Dedy; Simbolon, Rina; Anisha; Andhika, Janna Vieanty; Anwar, SolikhunFlorikultura merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan perekonomian daerah dan perekonomian nasional melalui peningkatan ekspor. Program Pengembangan Kampung Flori telah dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura sejak tahun 2021. Pengembangan Kampung Flori bertujuan untuk meningkatkan produksi florikultura, mewujudkan kemandirian kelembagaan petani, meningkatkan ekspor, meningkatkan mutu dan daya saing florikultura Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan petani florikultura. Buku ini berisi informasi kepada masyarakat maupun stakeholder terkait gambaran/profil greenhouse dan shadinghouse yang merupakan fasilitasi bantuan APBN Florikultura TA. 2021-2023.
- ItemPanduan Teknis Budidaya Krisan Potong(Pertanian Press, 2023) Indrajati, Siti Bibah; Saputro, Lukman Dani; Yuniar, Apriyanti RogandaKrisan (Chrysanthemum sp.) merupakan salah satu jenis bunga potong unggulan nasional yang populer di Indonesia. Produksi dan penggunaan bunga krisan cukup masif. Krisan banyak diminati para dekorator, floris, hotel, restoran maupun penggunaan krisan untuk penghias interior rumah. Bunga krisan dapat juga digunakan untuk teh yang dapat bermanfaat untuk relaksasi. Berdasarkan informasi para dekorator dan floris, penggunaan bunga krisan merupakan kebutuhan pokok dalam rangka rangkaian maupun dekorasi bunga yang penggunaannya sekitar 50 – 60% dari total kebutuhan bunga dalam rangkaian atau dekorasi bunga. Pengembangan kawasan krisan melalui kampung flori sebagai upaya penumbuhan perekonomian daerah dan nasional akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat dari berbagai sektor. Direktorat Buah dan Florikultura mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan produksi buah dan florikultura. Sehubungan dengan hal tersebut Direktorat Buah dan Florikultura telah menyusun buku “Panduan Teknis Budidaya Krisan Potong”. Buku Panduan Teknis ini disusun untuk memberikan pemahaman dan pemanfaatan teknologi yang efisien tentang budidaya krisan, antara lain varietas krisan, morfologi, syarat tumbuh, serta proses budidaya untuk menghasilkan produk yang dapat memenuhi standar permintaan konsumen. Selain itu Panduan Teknis ini dilengkapi dengan Analisa Usaha Tani budidaya krisan.
- ItemPanduan teknis budidaya mawar potong(Kementerian Pertanian, 2022-10-21) Indrajati, Siti Bibah; Saputro, Lukman Dhani; Yuniar, Apriyanti Rogand; Direktorat Buah dan Florikultura
- ItemPanduan teknis budidaya tanaman hias daun Seri 1: Aglaonema(Kementerian Pertanian, 2022-10-21) Indrajati, Siti Bibah; Saputro, Lukman Dhani; Yuniar, Apriyanti Roganda; Direktorat Buah dan Florikultura
- ItemPanduan teknis budidaya tanaman hias daun Seri 2: Scindapsus(Kementerian Pertanian, 2022-10-21) Indrajati, Siti Bibah; Saputro, Lukman Dhani; Yuniar, Apriyanti Rogand; Direktorat Buah dan Florikultura
- ItemPedoman pengembangan kampung buah(Direktorat Buah dan Florikultura, 2021) Indrajati, Siti Bibah; Direktorat Buah dan Florikultura
- ItemPersyaratan Teknis Pembangunan Sarana Budidaya Florikultura: Green House dan Shading House(Kementerian Pertanian, 2023) Indrajati, Siti Bibah; Direktorat Buah dan FlorikuturaPengembangan Kampung Flori yang telah dirintis sejak tahun 2021 merupakan salah satu “legacy” Direktorat Jenderal Hortikultura dalam rangka mengembangkan kawasan florikultura yang maju, mandiri dan moderen dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani florikultura khususnya dan masyarakat di wilayah yang bersangkutan pada umumnya. Pengembangan Kampung Flori antara lain diawali dengan melakukan budidaya florikultura secara baik dan benar. Dengan demikian, kebutuhan teknologi dalam budidaya florikultura menjadi utama untuk menghasilkan produk florikultura yang berkualitas sekaligus mempertahankan produktivitas. Salah satu satu upaya untuk mencapai target tersebut antara lain dengan inovasi teknologi budidaya florikultura dengan pemanfaatan teknologi produksi di dalam Green House dan Shading House. Masing-masing bangunan ini mempunyai kekhususan penggunaan bagi komoditas florikultura. Krisan, Anggrek dan Mawar misalnya, akan lebih baik produksi dan produktivitasnya dengan manipulasi lingkungan yang dapat dilakukan di dalam Green House, sedangkan Tanaman Hias Daun seperti Aglaonema, Anthurium, Philodendron, Caladium, Scindapsus dan Kelompok Aroid lainnya lebih membutuhkan naungan untuk mengurangi intensitas sinar matahari seperti pada habitat asalnya.