Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "I.B.G. Suryawan"

Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
  • No Thumbnail Available
    Item
    Penampilan Tiga Varietas Unggul Baru Pada Dua Ketinggian Tempat Berbeda Performance of Three High-Yielding Varieties in Two Different Altitudes
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) I.B.G. Suryawan; Suratmini, Putu; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)
    Performa tiga Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari pada dua lokasi berbeda di Bali dilakukukan untuk mengetahui keragaan pertumbuhan dan produksi dari masing-masing VUB serta preferensi hama utama terhadap ketiga VUB tersebut. Kegiatan ini dilakukan di dua lokasi berbeda, yaitu di Desa Tunjuk, Kabupaten Tabanan dengan ketinggian 312 m dpl dan di Desa Medahan, Kabupaten Gianyar dengan ketinggian 81 m dpl. Pada kegiatan ini dikaji tiga VUB, yaitu Inpari-7, Inpari-8, dan Inpari-9 dengan menerapkan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) secara penuh. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 5 ulangan. Parameter yang diamati meliputi (1) komponen pertumbuhan, populasi serangga utama atau yang dominan, (3) komponen hasil, dan (4) hasil (GKP). Hasil kajian menunjukkan bahwa berdasarkan tinggi tanaman, nampaknya varietas Inpari-7 yang terpendek dan Inpari-9 tertinggi di kedua lokasi, sedangkan ketiga VUB tumbuhnya lebih tinggi pada lokasi yang lebih tinggi dari permukaan laut. Jumlah malai ketiga VUB di kedua lokasi rata-rata sekitar 25 helai, tetapi jumlah biji per malai terbanyak dihasilkan oleh Inpari-9. Biji hampa paling banyak pada Inpari-9 dan terendah pada Inpari-7. Persentase biji hampa pada Inpari-9 mencapai 30% lebih dan berbeda sangat nyata dengan kedua varietas lainnya. Produksi gabah tertinggi dicapai oleh Inpari-7 sebesar 8,09 t/ha GKP di Gianyar dan 7,32 t/ha di Tabanan diikuti oleh Inpari-8 sebesar 7,09 t/ha GKP (Gianyar) dan 7,02 t/ha GKP (Tabanan) serta Inpari-9 sebesar 6,86 t/ha GKP (Gianyar) dan 6,64 t/ha GKP (Tabanan). Hama yang dominan adalah wereng hijau dan walang sangit dan kedua hama tersebut lebih menyukai Inpari-7 dibanding varietas lainnya. Diantara ketiga VUB yang dikaji, Inpari-7 memiliki peluang terbesar untuk dikembangkan di kedua lokasi di Bali.
  • No Thumbnail Available
    Item
    . Pengaruh Sistem Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Inpari 20 Dan Inpari 24 Di Subak Gantalan II, Karangasem Bali
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Suratmini, Putu; I.B.G. Suryawan; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)
    Varietas unggul merupakan salah satu teknologi inovatif yang handal untuk meningkatkan produksi padi, baik melalui peningkatan potensi atau daya tahan terhadap cekaman abiotik dan biotic. Varietas unggul sebagai salah satu komponen produksi telah memberikan sumbangan sebesar 56% di dalam peningkatan produksi. Pengkajian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh sistem tanam terhadap pertumbuhan dan produksi varietas unggul baru padi sawah yaitu Inpari 20 dan Inpari 24 sudah dilaksanakan di Subak Gantalan II. Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali tahun 2014. Pengkajian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dan 8 petani kooperator sebagai ulangan. Faktor I adalah Varietas Unggul Baru (VUB) yaitu: Inpari 20, Inpari 24 Gabusan,serta Varietas Cigeulis sebagai pembanding. Sedangkan faktor II adalah sistem tanam yaitu: 1)sistem tanam legowo 2:1 (20 x12,5 x 40) dan 2) sistem tanam tegel (20 x 20)(cara petani). Penanaman dilakukan dengan inovasi teknologi PTT seperti: tanam bibit muda (umur 13-15 hss), tanam 1-3 bibit/lubang, pemupukan dengan urea dan ponska masing – masing 200 kg/ ha, pengairan berselang dan pengelolaan hama penyakit secara terpadu. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan Varietas Cigeulis, hasil gabah kering giling (GKG t/ha) Varietas Inpari 24 lebih tinggi 18.03%, sedangkan Inpari 20 lebih rendah 19.92%. Sistem tanam legowo 2:1 memberikan hasil gabah kering panen lebih tinggi 19.7% dibandingkan sistem tanam tegel

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback