Browsing by Author "Hutahaean, Lintje"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemEFEKTIVITAS KOMUNIKASI KELEMBAGAAN DALAM MEMPERCEPAT DISEMINASI DAN HILIRISASI INOVASI PERTANIAN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Hutahaean, Lintje; Humaedah, Ume; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratDiseminasi dan hilirisasi inovasi pertanian merupakan faktor kunci dalam mempercepat penyebarluasan inovasi pertanian yang dihasilkan Balitbangtan. Keberhasilan diseminasi dan hilirisasi inovasi pertanian tersebut tidak tercapai dengan sendirinya. Ada actor yang memiliki peran besar dalam menggerakkan diseminasi dan hilirisasi inovasi pertanian tersebut, yaitu kelembagaan. Makalah ini bertujuan mengungkap efektivitas komunikasi kelembagaan dalam mempercepat hilirissai dan hilirisasi inovasi pertanian. Pembahasan didasarkan hasil kajian yang dilakukan pada Juni – Agustus 2017, melibatkan stakeholder terkait dan relevan dari beberapa lokasi yang terpilih sebagai lokasi kegiatan. Pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui wawancara dan diskusi kelompok terfokus. Data dan informasi yang dikumpulkan antara lain simpul-simpul diseminasi, alur informasi inovasi pertanian dari sumbernya hingga pengguna, mekanisme komunikasi untuk pengambilan keputusan dan informasi lain yang relevan. Hasil pendataan divalidasi kebenarannya, kemudian diklasifikasikan menurut substansi bahasan dan kemudian dibuatkan sintesis untuk diinterpretasikan secara deskriptip kualitatif maupun kuantitatif. Hasil yang diperoleh memberikan beberapa gambaran terkait kinerja diseminasi dan hilirisasi inovasi pertanian dalam perspektif komunikasi kelembagaan. Komunikasi kelembagaan terkait diseminasi dan hilirisasi inovasi pertanian sudah berlangsung seiring dinamika pembangunan pertanian, namun substansi komunikasinya belum sepenuhnya terfokus pada aspek diseminasi dan hilirisasi inivasi pertanian. Efektivitas komunikasi kelembagaan untuk mempercepat diseminasi dan hilirisasi inovasi pertanian masih perlu diintensifkan, salah satunya dengan membangun komitment diantara para pihak yang terkait dengan kegiatan diseminasi dan hilirisasi inovasi pertanian.
- ItemPersepsi Petani Kawasan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Terhadap Padi Hibrida Dan Non Hibbrida (Kasus Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat)(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Wasito; Hutahaean, Lintje; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Umumnya petani selalu ingin melihat, mengetahui, dan membuktikan sendiri keunggulan padi hibrida dibandingkan dengan varietas inbrida yang mereka tanam. Tujuan kajian untuk mengetahui persepsi petani terhadap penerapan PTT padi telah dilakukan kajian data primer secara cross-sectional dan review hasil kajian. Kajian diawali dengan mengamati dan melibatkan diri pada komunitas petani (innovator, adopter) program GP-PTT padi hibrida tahun 2015 dalam konteks yang alami (natural setting), diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam di Desa Balai Kasih, Bela Rakyat, Pekan Kuala, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat pada Agustus 2015 dan Juli 2016. Analisis deskriptif dan himpunan digunakan untuk menemukan makna yang melandasi kajian. Hasil kajian, padi hibrida hingga saat ini tidak berkembang karena petani tidak yakin dan belum melihat secara nyata kelebihan padi hibrida dibandingkan padi non hibrida. Rataan produktivitas padi hibrida saat pelaksaan GP-PTT tahun 2015 di tingkat petani, harga GKP dan rendemennya lebih rendah dibandingkan padi inbrida. Hal ini berkorelasi dengan hasil analisis persepsi terhadap permasalahan dan hambatan usaha tani padi hibrida dengan rataan skor persepsi pada aspek teknis - benih, panen dan pasca panen (skor: 3) (memahami), teknis budidaya, sosial ekonomi (skor: 2,8) (menuju memahami), dan aspek kebijakan (skor: 1,6) (menuju kurang memahami).
- ItemPersepsi Petani Kawasan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Terhadap Padi Hibrida Dan Non Hibbrida (Kasus Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat)(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Wasito; Hutahaean, Lintje; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Umumnya petani selalu ingin melihat, mengetahui, dan membuktikan sendiri keunggulan padi hibrida dibandingkan dengan varietas inbrida yang mereka tanam. Tujuan kajian untuk mengetahui persepsi petani terhadap penerapan PTT padi telah dilakukan kajian data primer secara cross-sectional dan review hasil kajian. Kajian diawali dengan mengamati dan melibatkan diri pada komunitas petani (innovator, adopter) program GP-PTT padi hibrida tahun 2015 dalam konteks yang alami (natural setting), diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam di Desa Balai Kasih, Bela Rakyat, Pekan Kuala, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat pada Agustus 2015 dan Juli 2016. Analisis deskriptif dan himpunan digunakan untuk menemukan makna yang melandasi kajian. Hasil kajian, padi hibrida hingga saat ini tidak berkembang karena petani tidak yakin dan belum melihat secara nyata kelebihan padi hibrida dibandingkan padi non hibrida. Rataan produktivitas padi hibrida saat pelaksaan GP-PTT tahun 2015 di tingkat petani, harga GKP dan rendemennya lebih rendah dibandingkan padi inbrida. Hal ini berkorelasi dengan hasil analisis persepsi terhadap permasalahan dan hambatan usaha tani padi hibrida dengan rataan skor persepsi pada aspek teknis - benih, panen dan pasca panen (skor: 3) (memahami), teknis budidaya, sosial ekonomi (skor : 2,8) (menuju memahami), dan aspek kebijakan (skor : 1,6) (menuju kurang memahami).
- ItemPerspektif Sosial Ekonomi Pengembangan Pertanian Bioindustri Berbasis Padi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Hutahaean, Lintje; Hendayana, Rachmat; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiMakalah ini bertujuan mengelaborasi pengembangan pertanian bioindustri berbasis padi dalam perspektif sosial ekonomi. Makalah ditulis dengan cara memadukan deskripsi dan analisis substansial terhadap pemikiran dan prediksi empirik pelaksanaan pertanian bioindustri berbasis padi. Informasi dan data menggunakan sumber-sumber sekunder sebagai basis pembahasan. Melalui sumber-sumber tersebut, ditelusuri faktor-faktor sosial ekonomi yang strategis mendukung pengembangan pertanian bioindustri berbasis padi. Informasi sekunder utama yang menjadi sumber pembahasan adalah SIPP 2013 – 2045.Berdasarkan analisis substansial dan sintesis dari sumber pustaka tersebut diperoleh gambaran sebagai berikut: (1) Keberhasilan pengembangan pertanian bioindustri berbasis padi, tidak hanya ditentukan ketersediaan teknologi dan dukungan wilayah yang kondusif, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi; (2) Aspek sosial merefl eksikan peran sumberdaya insani yang berkualitas sebagai modal sosial mendukung pertanian bioindustri berbasis padi. Elemen sosial tersebut diantaranya akseptabilitas (daya penerimaan) petani terhadap inovasi teknologi, basis pendidikan formal penduduk mayoritas, apresiasi dan persepsi petani terhadap inovasi, dan mobilitas petani; (3) Ciri sosio-ekonomi yang berperan mendukung pengembangan pertanian bioindustri berbasis padi, meliputi: skala dan status penguasaan lahan usahatani; pemilikan modal dan peralatan, dan tipe usahatani; (4) Dari aspek ekonomi, ada tuntutan agar inovasi pertanian bioindustri berbasis padi mampu memberikan nilai tambah dan keuntungan relatif, teknologinya tidak rumit, murah serta mudah dicoba; (5) Petani sebagai aktor harus dilibatkan sejak perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi kegiatan; (6) Pemberdayaan penyuluh perlu dilakukan sebagai motivator untuk mendorong petani terlibat dan larut dalam pengembangan pertanian bioindustri berbasis padi. Memasukkan pertimbangan sosial ekonomi dalam pengembangan pertanian bioindustri berbasis padi akan mendorong peningkatan optimalisasi sumberdaya pertanian setempat.