Browsing by Author "Honorita, Bunaiyah"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemPotensi Modal Sosial dalam Kelompok Tani Sampoerna dan Implikasinya terhadap Perilaku Petani di dalam Budidaya Jagung Hibrida(IAARD Press, 2019) Honorita, Bunaiyah; Herwenita; Susilawati; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianBerbagai program strategis dalam rangka peningkatan produktivitas tanaman jagung telah diprogramkan oleh Kementerian Pertanian. Program tersebut diperlukan agar dapat mempercepat implementasi teknologi spesifik lokasi kepada petani atau pengguna yang pada akhirnya merubah perilaku petani serta meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Dalam proses mencapai tujuan tersebut, peran modal sosial seperti budaya, adat-istiadat, norma, kepercayaan, dan jejaring kerjasama dipandang strategis dan penting. Kajian ini bertujuan untuk: (1) menginventarisasi modal sosial petani dan (2) menganalisis peran modal sosial terhadap perilaku petani dalam budidaya jagung hibrida. Pengkajian dilaksanakan pada bulan Mei – September 2017 di Desa Campang Tiga Ulu Kecamatan Cempaka Kabupaten OKU Timur dengan responden adalah anggota Kelompok Tani Sampoerna sebanyak 24 orang. Jenis data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan menggunakan kuesioner bagi responden dan pedoman wawancara bagi informan kunci. Item-item pernyataan dirancang berdasarkan skala model Likert yang bersifat ordinal. Teknik analisa data yang digunakan adalah metode analisa kualitatif dan uji statistik analisa jalur (path analysis). Hasil kajian memperlihatkan terdapat 8 (delapan) modal sosial eksisting yang melekat dalam kelompok, yaitu (1) Kepercayaan; (2) Norma sosial; (3) Solidaritas; (4) Partisipatif; (5) Keharmonisan; (6) Kepadatan dan karakteristik kelompok; (7) Jaringan; dan (8) Tindakan kolektif. Kondisi modal sosial yang ada tersebut tergolong tinggi dan dalam kondisi baik. Modal sosial (1) norma sosial, (2) solidaritas, (3) kepadatan dan karakteristik petani, (4) jaringan dan (5) tindakan kolektif berpengaruh sifnifikan dan positif terhadap perilaku petani. Semakin tinggi kelima modal sosial tersebut, semakin tinggi pula perilaku petani di dalam budidaya jagung hibrida. Besar kontribusi modal sosial terhadap perilaku petani di dalam budidaya jagung adalah sebesar 86,1%, sedangkan sisanya sebanyak 13,9% variansi perilaku petani dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel modal sosia. Modal sosial menjadi salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam diseminasi inovasi teknologi pertanian dan pemberdayaan petani.
- ItemSekilas Diseminasi Teknologi Spesifik Lokasi Provinsi Bengkulu(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, 2015) Astuti, Umi Pudji; Yesmawati; Honorita, Bunaiyah; Harta, LindaKinerja Sistem alih teknologi akan berhasil dan berdaya guna apabila mendapat dukungan dari liga kelembagan yang saling terkait yaitu (i) kelembagaan penelitian dan pengembangan, (ii) kelembagaan penyuluhan, dan (iii) kelembagaan pelani. Ketiga lembaga tersebut merupakan satu rangkaian yang saling mendukung dan terkait dalam suatu sistem alih teknologi dan tidak dapat bekerja sendiri-sendiri. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai unit pelaksana teknis Badan Litbang Pertanian di daerah, melalui pelaksanaan fungsi informasi, komunikasi dan diseminasi (3-Si) diharapkan menjadi roda penggerak dalam mempercepat dan memperluas pemanfaatan berbagai inovasi pertanian hasil lilkaji oleh pengguna (pelaku ulama dan pelaku usaha sektor pertanian). Percepatan adopsi inovasi dilakukan melalui diseminasi 7 teknologi, antara lain: budidaya Padi, budidaya Jagung, budidaya Kedelai, budidaya Jeruk Gerga. Integrasi Kelapa Sawit dan Sapi, serta Pengendalian Penggerek Buah Kakao. Teknologi ini telah dilakukan pada kegiatan pengkajian sebelumnya dan sangat perlu disebarluaskan kepada petani dan stakeholders. Percepatan diseminasi tahun 2015 dilaksanakan di 6 wilayah kerja BP3K di 4 Kabupaten/Kota (Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah, Lebong, dan Kota Bengkulu). Buku ini memuat 6 dokumen teknologi budidaya hasil kegiatan demontrasi plot dan demonstrasi cara di 6 wilayah kerja BPP dan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penyuluhan di lapangan.