Browsing by Author "Hidayatullah, Nur"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemPeran Bhabinkamtibmas dan Karang Taruna dalam Pelaksanaan Vaksinasi Rabies di Provinsi Kalimantan Barat(Direktorat Kesehatan Hewan, 2018) Hidayatullah, Nur; ErnawatiProvinsi Kalimantan Barat dinyatakan bebas dari rabies pada Agustus 2014. Namun pada akhir tahun 2014 ditemukan kembali kasus lyssa di Kabupaten Ketapang. Hingga saat ini dilaporkan bahwa kasus rabies ditemukan telah pada 11 dari 14 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat. Wilayah yang masih belum ditemukan kasus positif baik pada manusia maupun hewan adalah Kabupaten Sambas, Kota Pontianak dan Singkawang. Cepatnya penyebaran rabies merupakan imbas dari kondisi yang ada di Provinsi Kalimantan Barat. Dengan luas wilayah sekitar 147.307 km2 (lebih luas dari Pulau Jawa), populasi HPR berpemilik yang diliarkan + 190.000 ekor, sedangkan jumlah vaksinator yang sangat terbatas, maka berdampak pada rendahnya cakupan vaksinasi dan kekebalan kelompok yang terbentuk. Sejak tahun 2017, Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat dengan dukungan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI melakukan sebuah terobosan baru dengan melakukan pelatihan tehadap 180 orang yang terdiri dari anggota Bhabinkamtibmas dan Karang Taruna. Untuk mendukung program pencegahan dan pemberantasan penyakit rabies, mereka berperan sebagai kader rabies dengan tugas utama melakukan pendataan HPR, vaksinasi dan sosialisasi di masing-masing wilayah. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan cakupan vaksinasi dan sosialisasi terutama untuk wilayah yang sulit dijangkau. Pelatihan dilaksanakan menggunakan metode partisipatif dengan materi tentang pengetahuan dasar rabies, pencegahan dan penanganannya. Selain itu, dilakukan praktek vaksinasi ke lapangan dengan tujuan untuk implementasi materi yang disampaikan, simulasi pelaksanaan vaksinasi serta membantu peningkatan cakupan vaksinasi di lokasi praktek. Dengan penambahan jumlah petugas melalui kader vaksinator tersebut berdampak pada meningkatnya cakupan vaksinasi rabies di Provinsi Kalimantan Barat. Pada tahun 2016 jumlah realisasi vaksinasi rabies mencakup 45.896 dari 184.950 ekor populasi HPR (24,8%). Sedangkan pada tahun 2017 setelah adanya penambahan kader vaksinator rabies, jumlah vaksinasi HPR mencakup 81.970 dari 188.518 ekor (43,4%). Melihat terobosan tersebut berdampak signifikan terhadap cakupan vaksinasi di Kalimantan Barat, program ini akan dilanjutkan untuk tahun-tahun berikutnya.
- ItemStatus Pelaporan Kasus Gigitan, Vaksinasi dan Kekebalan Kelompok yang Terbentuk pada Hewan Penular Rabies (HPR) di Provinsi Kalimantan Barat Bersama Kader Rabies Tahun 2017 & 2018(Direktorat Kesehatan Hewan, 2019) Hidayatullah, Nur; ErnawatiSetelah kembali menemukan kasus positif rabies setelah dinyatakan bebas dari rabies pada tahun 2014, Provinsi Kalimantan Barat terus berupaya mengendalikan rabies di wilayahnya. Untuk memutus sirkulasi dan penyebaran virus rabies, Provinsi Kalimantan Barat fokus terhadap program pengebalan pada populasi HPR melalui vaksinasi. Selain kurangnya ketersediaan vaksin, tantangan utama dalam melaksanakan program tersebut adalah kurangnya Sumber Daya Manusia. Pada Tahun 2017 dan 2018 dilakukan terobosan untuk menambah jumlah vaksinator dengan membentuk kader rabies yang berasal dari Bhabinkamtibmas dan Karang Taruna. Sebelum bertugas, para kader rabies telah mendapatkan pelatihan terkait vaksinasi rabies. Berdasarkan data dari Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat, pada tahun 2016 sebelum adanya kader rabies jumlah realisasi vaksinasi rabies mencakup 45.896 dari 184.950 ekor populasi HPR (24,8%). Kasus gigitan HPR yang terlaporkan sebanyak 1.189 kasus. Berdasarkan hasil pemeriksaan paska vaksinasi pada tahun 2016 dengan 302 sampel, 156 sampel diantaranya mendapatkan hasil sero positif (52%). Sedangkan pada tahun 2017 dan 2018 setelah adanya penambahan kader rabies, terdapat perubahan data yang diterima. Hal ini dikarenakan dengan penambahan SDM tersebut, sebaran petugas dan sosialisasi yang dilakukan meningkat sehingga meningkatkan sensitiļ¬ tas surveilans berbasis kasus gigitan. Selain itu, cakupan vaksinasi juga mengalami peningkatan. Menurut laporan tahun 2017 jumlah vaksinasi HPR mencakup 81.970 dari 188.518 ekor (43,4%). Kasus gigitan HPR yang terdeteksi sebanyak 2.091 kasus. Sebanyak 700 sampel darah diperiksa paska pelaksanaan vaksinasi memiliki hasil seropositive sebanyak 332 sampel (rata-rata seropositive 47% dengan kisaran 15-77% di masing-masing kabupaten/kota). Sedangkan pada tahun 2018, jumlah vaksinasi HPR mencakup 54.243 dari 189.122 ekor (29%). Kasus gigitan HPR yang terdeteksi sebanyak 3.584 kasus. Sebanyak 320 sampel darah diperiksa paska pelaksanaan vaksinasi memiliki hasil seropositive sebanyak 203 sampel (rata-rata seropositive 63% dengan kisaran 23-83% di masing-masing kabupaten/ kota). Sedangkan pada tahun 2018, jumlah vaksinasi HPR mencakup 54.243 dari 189.122 ekor (29%). Kasus gigitan HPR yang terdeteksi sebanyak 3.584 kasus. Sebanyak 320 sampel darah diperiksa paska pelaksanaan vaksinasi memiliki hasil seropositive sebanyak 203 sampel (rata-rata seropositive 63% dengan kisaran 23-83% di masing-masing kabupaten/kota).