Browsing by Author "Hidayati, Dewi Noor"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XIV Nomor 1 Tahun 2018(Pusat Veteriner Farma, 2018) Supriyanto; Wisindie, Rosmiati; Wiyatno, Budi; Wriningati; Estikoma, Dyah; Nursjolichah; Nandatina, Petri; Hidayati, Dewi Noor; Certoma, Andrea; Pusat Veteriner Farma
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XIX Nomor 1 Tahun 2023: Validasi Pengujian Kit Diagnostik Sebagai Tugas BBVF Pusvetma Sebagai Laboratorium Rujukan Penyakit Mulut dan Kuku di Indonesia(Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma, 2023) Hidayati, Dewi NoorPenyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan salah satu penyakit strategis pada hewan yang paling merugikan karena daya infeksinya yang tinggi. Penyakit ini menjadi salah satu fokus pemerintah dalam melakukan program pengendalian dan pencegahan penyakit. Strategi pengendalian dan pencegahan PMK di Indonesia salah satunya adalah deteksi dan diagnose penyakit dengan secara benar, tepat serta cepat. Masuknya kit diagnsotik untuk pengujian PMK dari luar negeri membutuhkan validasi pengujian yang dapat dilakukan oleh laboratorium terakreditasi dan memiliki kapasitas yang sesuai standar dari World Organization of Animal Health (WOAH). Validasi pengujian dilakukan ntuk melihat karakteristik dan parameter tertentu dari sebuah kit dapat menghasilkan pengukuran yang sesuai dengan standar. BBVF PUSVETMA sebagai laboratorium rujukan nasional untuk PMK tekah melakukan validasi pengujian kit diagnostik ini sesuai standar dan panduan dari WOAH Terrestrial Manual Chapter 1.1.6 (2023).
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XIX Nomor 2 Tahun 2023: Deteksi Ketidakberadaan Penyakit Mulut dan Kuku Berbasis Risiko di Wilayah Provinsi Status Bebas Berbatas Pulau di Indonesia(Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma, 2023) Zakariya, Faizal; Hendrawati, Ferra; Hidayati, Dewi Noor; Rahayu, Nur Rahmatri; Susanti, Desy Sylvia Ratna; Polos, NyomanPenelitian ini bertujuan untuk pembuktian ketidakberadaan PMK di wilayah Provinsi status Bebas PMK berbatas pulau dengan optimalisasi deteksi PMK di wilayah dengan risiko tinggi PMK. Kajian observasional ini dilaksanakan pada peternakan hewan berisiko PMK di wilayah bebas berbatas pulau yaitu provinsi Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Selatan dengan target sampel sebesar 1440 ekor hewan berisiko PMK. Sampel diuji terhadap deteksi antigenik PMK dengan uji real time Polymerase Chain Reaction (rtPCR), deteksi antibodi akibat infeksi dengan uji Enzyme Linked Immunosorbent Assay Antibody Non Structual Protein (ELISA Ab NSP), deteksi antibodi akibat vaksinasi dengan uji Enzyme Linked Immunosorbent Assay Antibody Structural Protein (ELISA Ab SP). Analisis data di lakukan secara deskriptif menggunakan Epitools dan Microsoft Office Excel 2007. Hasil pengambilan sampel didapatkan 6112 (424%) ekor hewan yang di deteksi. Pada deteksi antigenik 100% (6112/1440) sampel uji menunjukkan hasil negatif antigenik PMK, sedangkan deteksi antibodi akibat infeksi 0% (0/1051) ini mengindikasikan bahwa hewan berkuku belah di wilayah target tidak ditemukan antibodi akibat infeksi PMK, sedangkan deteksi antibodi pasca vaksinasi 0% (0/88), mengindikasikan tidak ditemukannya antobodi pada hewan berisiko yang divaksin PMK. Kesimpulan dari kajian ini adalah wilayah bebas PMK menunjukkan ketidakberadaan PMK baik secara antigenik maupun antibodi. Kajian ini diharapkan dapat menjadi dasar empiris analitik bahwa wilayah bebas PMK menunjukkan ketidakberadaan PMK dan untuk memperkuat pembuktian diperlukan langkah secara terus menerus pelaporan masyarakat dan pelaporan negatif melalui perangkat iSIKHNAS secara kontinyu dan sistematis. Kata kunci: Penyakit Mulut dan Kuku, antigenik, antibodi
- ItemLaporan Karya Tulis Ilmiah: Perkiraan Kalkulasi Kerugian Ekonomi Veteriner Penyakit IBR (Infectious Bovine Rhinotracheitis) di Indonesia(Pusat Veteriner Farma, 2021) Hidayati, Dewi Noor; BP, Saptorini; Suganda, Agung; Pusat Veteriner Farma
- ItemLiterature Review: Apakah Vaksin Brucella S19 Masih Dapat Diandalkan dalam Pengendalian Brucellosis di Indonesia(Pusat Vetriner Farma, 2021-07) Hidayati, Dewi Noor; Wulandari, Ida Arlita; Prasetyowati, Sapto Rini Budi; Pusat Veteriner FarmaBrucellosis merupakan salah satu penyakit strategis di Indonesia yang disebabkan oleh B.abortus dan B. Suis. Bakteri ini termasuk dalam golongan bakteri gram negatif, fakultatif intraseluler, dan memiliki faktor virulensi pada lipopolisakarida O (LPS-O). Pemerintah Indonesia menerapkan program vaksinasi dan potong bersyarat dalam pemberantasan brucellosis di Indonesia. Vaksin yang beredar di Indonesia adalah Strain 19 yang diproduksi Pusvetma dan Strain RB-51 yang merupakan produk import. Review ini ingin mengulas sifat dan kelebihan vaksin brucella yang ada di Indonesia, khususnya tentang efektifitas dan keamanan penggunaan vaksin. Penemuan terbaru. Kasus terbaru dilaporkan oleh CDC Amerika tentang adanya infeksi brucellosis pada manusia di Pennsylvania yang mengkonsumsi susu mentah, yang terkonfirmasi mengandung brucella strain RB-51. Karena strain ini resisten terhadap antibiotik pennicilin dan rifampin pengobatan terhadap kasus ini memerlukan penangan khusus. Kesimpulan Vaksin S19 dan vaksin RB-51 keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang saling melengkapi. Produk lokal S19 tidak kalah dengan produk import