Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Heriyanto, N.M. ...[at al]"

Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
  • No Thumbnail Available
    Item
    Ekologi dan Potensi Ramin (Gonystylus bancanus Kurz.) di Kelompok Hutan Sungai Tuan-Sungai Suruk, Kalimantan Barat
    (Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah, 2006) Heriyanto, N.M. ...[at al]; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
    Untuk mengetahui ekologi dan potensi jenis ramin (G. bancanus) di habitat alamnya dilakukan penelitian pada bulan September 2002. Penelitian menggunakan satuan contoh berupa jalur dengan lebar 20 m, panjang 1.000 m dengan jumlah pengamatan 3 jalur dan jarak antar jalur 1 km. Pada jalur ini dilakukan pengukuran semai, pancang, tiang, dan pohon. Jenis tumbuhan yang mendominasi tegakan di kelompok hutan Sungai Tuan-Sungai Suruk adalah Gluta renghas (rengas), Kingiodendron sp. (sempetir), dan Shorea spp. (meranti). Ramin memiliki kelimpahan 1,48 pohon/ha untuk tingkat pohon, 33,75 individu/ha untuk tingkat tiang, 125 individu/ha untuk tingkat pancang, dan 468,75 individu/ha untuk tingkat semai. Jenis-jenis yang berasosiasi kuat dengan ramin adalah Kingiodendron sp. (sempetir), Gluta renghas (rengas), dan Mezzettia parviflora (pisang-pisang). Sedangkan jenis yang berasosiasi tidak kuat dengan ramin adalah Litsea sp. (medang), Dryobalanops abnormis (kelansau), dan Canarium caudatum (kenari hutan). Habitat ramin adalah hutan rawa gambut yang umumnya mempunyai kedalaman lebih dari 3 m yang terpengaruh oleh pasang surut tetapi airnya tidak pernah asin.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Ekologi Pohon Kluwak/Pakem (Pangium edule Reinw.) di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur
    (Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah, 2008) Heriyanto, N.M. ...[at al]; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
    Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2006 di blok Pakeman, blok Sumber Salak, dan blok Sumber Gadung Subseksi II Ambulu, Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur, untuk mengetahui beberapa aspek ekologi pohon kluwak/pakem (Pangium edule Reinw.). Pengumpulan data menggunakan metode pengukuran pada jalur berpetak dengan lebar jalur 20 m dan panjang 1.000 m, jalur memotong lereng dan jumlah jalur pengamatan 3 jalur. Petak-petak penelitian ditetapkan secara sengaja dengan metode purposive sampling, di mana pengukuran dilakukan pada tempat-tempat yang terdapat pohon kluwak/pakem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa habitat kluwak/pakem di Taman Nasional Meru Betiri banyak dijumpai di sepanjang pinggiran aliran air dan topografi agak curam. Komposisi vegetasi di sekitar pohon kluwak/pakem banyak dijumpai jenis besule (Chydenanthus excelsus Miers) dengan Indeks Nilai Penting (INP) 28,5% dan wining (Pterocybium javanicum R. Br.) dengan INP 20%. Lingkungan fisik yang berkaitan erat dengan kluwak/pakem adalah suhu antara 24-30oC, kelembaban udara 50-80%, kemiringan lahan 10-65%, dan ketinggian tempat di atas permukaan laut 15-306 m. Jenis tanah Latosol dengan tekstur geluh lempungan dengan pH 5,5-6,5. Wining merupakan jenis tumbuhan yang mempunyai asosiasi kuat dengan kluwak/pakem, yang ditunjukkan oleh nilai Indeks Ochiai mendekati nilai satu dan di lapang ditemukan secara bersama-sama dengan pohon kluwak/pakem. Pemanenan buah kluwak/pakem oleh masyarakat tidak berpengaruh buruk pada pohonnya, namun perlu dikelola dengan baik agar tidak mengganggu regenerasi.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Kajian Ekologi Permudaan Saninten (Castanopsis argentea (Bl.) A.DC.) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat
    (Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah, 2007) Heriyanto, N.M. ...[at al]; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
    Kajian populasi dan penyebaran anakan saninten (Castanopsis argentea (Bl.) A.DC) dilakukan pada Agustus 2003 di blok Pasarean, Resort Cibodas, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat bujur sangkar 2 x 2 m, sedangkan untuk tingkat pohon hanya jenis saninten. Ukuran petak yang digunakan 20 x 20 m. Petakan untuk semai terletak di salah satu sudut dalam petak untuk pengukuran pohon. Penelitian dilakukan pada ketinggian tempat 1.300, 1.400, 1.500, 1.600, dan 1.700 m, dpl. Petakan dibuat pada setiap ketinggian tempat sebanyak 20 petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis yang mendominasi komunitas tumbuhan tingkat semai adalah kileho (Saurauia pendula Bl.) yang mendominasi pada ketinggian 1.300 dan 1.600 m dpl, huru (Litsea sp.) mendominasi semai pada ketinggian 1.400 dan 1.700 m dpl, dan nangsi (Villebrunea sp.) mendominasi semai pada ketinggian 1.500 m dpl. Penyebaran terluas pohon dan semai saninten pada ketinggian tempat 1.400 m dpl, yaitu 18 pohon dan 833 anakan/ha. Nilai dominansi tertinggi tingkat semai dimiliki oleh ketinggian tempat tempat 1.400 m dpl dengan indeks dominansi 0,06. Nilai indeks keanekaragaman jenis tertinggi dimiliki oleh ketinggian tempat 1.300 m dpl yang mempunyai keanekaragaman jenis sebesar 3,34 dengan 37 jenis individu. Nilai kesamaan komunitas (IS) tertinggi komunitas semai terdapat antara ketinggian tempat 1.600 dan 1.700 m dpl sebesar 65,24%.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Status Kelangkaan Jenis Pohon di Kelompok Hutan Sungai Lekawai-Sungai Jengonoi, Sintang, Kalimantan Barat
    (Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah, 2003) Heriyanto, N.M. ...[at al]; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
    Penelitian status kelangkaan jenis pohon di kelompok hutan Sungai Lekawai - Sungai Jengonoi, Sintang, Kalimantan Barat, bertujuan untuk mengetahui status jenis pohon berdasarkan pada IUCN, untuk selanjutnya diambil langkah pelestariannya. Metode yang digunakan, yaitu penarikan contoh bertingkat dengan peletakan satuan contoh tingkat pertama secara terarah dan tingkat kedua secara sistematis. Dalam penelitian ditemukan 55 jenis pohon, 11 di antaranya termasuk kriteria langka IUCN, yaitu Dipterocarpus elongatus Foxw. (keruing), Hopea mengarawan Miq. (meranti batu), Shorea macroptera Dyer. (meranti kuning), Dryobalanops oblongifolia Dyer. (kapur), Shorea parvifolia Dyer., Agathis borneensis Becc. (damar), Eusideroxylon zwageri (ulin T.et.B.), Shorea laevis Ridl. (bangkirai), Cratoxylum arborescens BL. (geronggang), Alstonia angustifolia Hook.f. (pulai), dan Dacryodes rostrata H.J.L. (kemaisan). Pohon jenis Aquilaria malaccensis Lamk. (gaharu) telah masuk ke dalam status kelangkaan spesies dan kategori rawan menurut kriteria IUCN. Untuk itu spesies ini perlu dilestarikan.

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback