Browsing by Author "Hendayana, Rahmat"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
- ItemKajian Kelembagaan Perbenihan Mendukung Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan (Kasus pada Agribisnis Tanamaan Pangan di Kabupaten Merauke. Papua)(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005) Alfons, Janes Berthy; Hendayana, Rahmat; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuMakalah bertujuan membahas aspek kelembagaan perbenihan dalam mendukung pembangunan agribisnis tanaman pangan. Penelitian dilakukan di kabupaten Merauke, Papua tahun 2004. Pengumpulan data dilakukan melalui pendekatan Participatory Rural Appraisa (PRA) menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam, melibatkan anggota kelompok tani, pengkar benih dan informan kunci. Analisis data dilakukan secara deskiptif kualitatif dan kuantitatif, hasilnya menunjunkkan : (a) perbenihan memiliki peran strategis dalam mendukung pengembangan agribisnis; (b) kelembagaan dalam perbenihan berfungsi mengorganisasikan pembentukan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan perbenihan; (c) kinerja kelembagaan perbenihan di pengaruhi selain oleh sektor internal (manajemen dan organisasi) juga dipengaruhi faktor eksternal antara lain dukungan kebijakan pemerintah setempat; (d) untuk mendorong kinerjakelembagaan perbenihan dalam mendukung agribsnis tanaman pangan, diperlukan strategis pembinaan yang lebih efektif yang berbasis kinerja dan berkesinambungan. Disamping itu juga dipelukan upaya membangun jaringan kerjasama perbenihan secara horizontal maupun vertikal dengan lembaga agribisnis lain, antara lain lembaga permodalan, penangkar benih dan lembaga pemasaran
- ItemKapan Efisiensi Ekonomi Sistem Olah Tanah dan Pemupukan pada Kedelai setelah Padi Gogo di Lahan Kering (Rekonsoliasi Data Percobaan Ice Rekomendasi Pengeloloan Tanah)(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005) Hendayana, Rahmat; Alfons, Janes Berthy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuKedelai merupakan salah satu komoditas strategis ketiga setelah padi dan jagung yang sebagian besar diusahakan pada agroeosistem lahan kering. Sistem olah tanah dan pemupukan tergolong komponen tanah, dan merupakan faktor dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan produktivitas kedelai di lahan kering. Penelitian ni bertujuan untuk mendapatkan efisiensi ekonomi system olah tanah dan pemupukan pada kedelai yang ditanam setelah padi gogo di lahan kering. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Makariki, Maluu Tengah tahun 2000, menggunakan rancangan petak terbagi dengan 12 kombinas perlakuan dan tiga ulangan. Setiap perlakuan ditempatkan pada petak berukuran 6 m x 4 m. petak utama adalah system olah tanah, yaitu; tanpa olah tanah/TOT (TI), olah tanah minimum/OTM (T2), dan olah tanah intensif/OTI 9T3), sedangkan anak petak adaah jenis pupuk yaitu; tanpa pupuk (F0), pupuk mikroba rhizoplus (F1), pupuk kandang kotoran sapi (F2), dan pupuk tunggal anorganik NPK (F3). Pengumpulan data meliputi aspek agronomis (hasil panen) dan aspek eonomi (biaya sarana produksi, curahan tenaga kerja dan harga kedelai saat panen). Data yang terkumpul di analisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) penanaman kedelai setelah padi gogo di lahan kering perlu diikuti penolahan tanah intensif dan pemupukan, (2) pengolahan tanah intensif baik diikuti pemupukan anorganik NPK dan atau pemupukan mikroba rizhoplus merupakan system pengelolaan tanah yang efektif secara agronomis dan efisien secara ekonomis pada usahatani kedelai setelah padi gogo di lahan kering, (3) apabila sarana produksi/pupuk tidak tersedia di lokasi pengembangan, pengolahan tanah intensif pada kedelai setelah padi gogo perlu dilakukan tanpa diiikuti tindkan pemupukan, (4) tingkat efisiensi ekonomis ini tidak bersifat mutlak dan permanen, artinya dapat berubah sesuai dengan perubahan harga output (harga kedelai) dan harga input (harga saprodi/pupuk). Oleh karena itu dalam upaya peningkatan pendapatan petani kedelai, selain diperlukan bimbingan teknis agronomis juga diperlukan informasi harga input dan output yang akurat sebagai bahan pertimbangan
- ItemKebutuhan Teknologi untuk UMKM Sektor Pertanian Mendukung Ketahanan Pangan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Hendayana, Rahmat; Alfons, Janes Berthy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuUsaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di sektor pertanian merupakan bagian integral dari perekonomian nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang penting dan strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional yang kokoh. Penelitian tentang UMKM sektor pertanian ini telah di lakukan awal tahun 2007, melibatkan 14 unit UMKM sektor pertanian di 4 wilayah provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur dan DI Yogyakarta, bertujuan untuk mengungkap dukungan teknologi terhadap UMKM dan kontribusinya terhadap eksistensi UMKM sektor pertanian dalam menuju tercapainya ketahanan pangan. Bahasan dilengkapi hasil telaahan informasi sekunder dari berbagai sumber yang relevan. Dengan mengunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitaif dalam penelitian ini, dihasilkan kesimpulan: (1) UMKM di sektor pertanian merupakan realitas kegiatan ekonomi yang dilakukan petani dalam berbagai dimensi, antara lain usaha penjualan sarana produksi pertanian, penjualan hasil usahatani, kegiatan usahatani dan usaha-usaha lain yang mendukung usahatani seperti perbengkelan alat mesin pertanian, (2) Eksistensi dan keberhasilan UMKM sektor pertanian dipengaruhi tidak hanya oleh ketersediaan permodalan, akan tetapi juga dipengaruhi inovasi teknologi, yang mampu menciptakan nilai tambah ekonomi, tidak rumit, cocok dengan kebiasaan atau budaya UMKM, bisa diterapkan dengan risiko minimal dan hasilnya segera terlihat, (3) Adopsi inovasi teknologi dalam UMKM akan mendorong pencapaian produktivitas optimal, dan meningkatkan pendapatan sehingga dapat memberikan sumbangan dalam memperkuat ekonomi rumah tangga yang pada gilirannya akan mampu mendukung ketahanan pangan yang tangguh, (4) Untuk dapat menggunakan inovasi teknologi yang optimal pada UMKM sektor pertanian, dalam prakteknya diperlukan pendampingan dan monitoring secara berkala dan berkesinambungan.
- ItemKinerja Diseminasi Teknologi Usahatani Sayuran Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Di Dataran Tinggi Jambi(BPTPJambi, 2006) Surhayon; Hendayana, Rahmat; BPTP JambiMakalah ini bertujuan membahas kinerja diseminasi teknologi usahatani sayuran di dataran tinggi Jambi dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Pengkajian telah dilaksanakan di Desa Kebun Baru Pulau Sangkat Kecamatan Batang Merangin Kabupaten Kerinci, pada tahun 2004. Pengumpulan data dilakukan melalui berbagai pendekatan antara lain pencatatan kegiatan secara statistik (farm record keeping), apresiasi teknologi usahatani, forum pertemuan dan diskusi melibatkan selain petani anggota kelompok tani sayuran juga unsur-unsur tokoh masyarakat, pedagang dan aparat pemerintah desa.
- ItemLumbung Pangan dan Penggilingan Padi Sebagai Sumber Permodalan Alternatif di Pedesaan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Hendayana, Rahmat; Siagian, Viktor; Hutapea, Yanter; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPengembangan kelembagaan permodalan seperti lumbung pangan dan usaha penggilingan padi di pedesaan Sumatera Selatan mempunyai arti penting dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan permasalahan lumbung pangan dan penggilingan padi dalam melayani permodalan usahatani. Pengkajian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Desember 2006 di Kabupaten OKU Timur, Oku Selatan, OKI, Muara Enim, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin dan Banyuasin. Hasil Pengkajian menunjukan bahwa penggilingan padi meskipun dimiliki secara perorangan, selain berfungsi sebagai lembaga produksi, juga menjalankan perannya sebagai lembaga yang menyediakan modal kerja bagi petani. Dalam kiprah usahanya dengan keterbatasan yang ada, dirasakan sebagai penolong karena kemudahan-kemudahan yang diberikan untuk melayani petani. Lumbung pangan sebagai lembaga pembentukan pemerintah, dalam melayani kebutuhan modal petani, belum mampu berperan penuh, karena keterbatasan kemampuannya, sehingga lumbung ini perlu didukung oleh pemodal-pemodal baik formal (Bank) maupun informal (perorangan) di pedesaaan guna melayani kebutuhan petani
- ItemSebaran Komoditas Ternak Unggulan dan Implikasinya Bagi Perdagangan Ternak Antar Pulau(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005-11-22) Hendayana, Rahmat; Titahena, Max L J; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuKomoditas ternak unggulan adalah komoditas ternak yang memiliki posisi strategis untuk dikembangkan di suatu wilayah berdasarkan pertimbangan teknis (kondisi tanah dan iklim), social ekonomi dan kelembagaan. Penelitian ini bertujuan mengelaborasi komoditas ternak unggulan di Jawa dan luar Jawa serta implikasinya bagi perdagangan ternak. Pembahasan bersumber dari data sekunder yang disediakan BPS periode lima tahun (1997-2001). Data dianalisis menggunakan pendekatan Location Quotient (LQ), dan hasilnya menunjukkan : (a) Keragaan populasi ternak baik ruminansia maupun non ruminansia di tiap provinsi baik di Jawa maupun Luar jawa menunjukkan gambaran yang variatif, (b) Dengan pendekatan LQ diketahui bahwa setiap wilayah provinsi memiliki jenis ternak unggulan tertentu yang potensial untuk diperdagangkan. Dalam hal ini provinsi yang memiliki ternak unggulan ditunjukkan oleh nilai LQ yang relative tinggi (> 1), (c) Perbedaan dalam pemilikan potensi ternak di tiap provinsi mendorong terjadinya perdagangan ternak antar pulau baik di Jawa maupun Luar Jawa atau Jawa ke Luar Jawa dan sebaliknya
- ItemStrategi Optimalisasi Inovasi Kelembagaan Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Daerah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Hendayana, Rahmat; Alfons, Janes Berthy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuKajian optimalisasi inovasi kelembagaan dalam mewujudkan ketahanan pangan daerah, merupakan hasil telaahan mendalam terhadap data dan informasi sekunder dari berbagai sumber yang relevan, tahun 2007. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui kondisi eksisting dan indikator kelembagaan pangan yang optimal, sehingga dapat disusun strategi pencapaian kelembagaan ketahanan pangan yang optimal di daerah. Sumber data dan informasi utama dalam bahasan ini adalah publikasi hasil kajian ketahanan pangan yang tersedia di pustaka maupun hasil penelusuran (surfing) internet. Melalui interpretasi dan telaah kualitatif yang dilakukan dalam pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (a) Keberhasilan ketahanan pangan, tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan teknologi semata, akan tetapi juga dientukan oleh unsur kelembagaan pendukungnya, baik yang bersifat formal maupun non formal. Teknologi menjadi syarat keharusan sedangkan kelembagaan merupakan syarat kecukupan; (b) Keberadaan kelembagaan formal maupun non formal memiliki peran strategis dan krusial dalam mewujudkan ketahanan pangan di level nasional maupun daerah dalam perannya memfasilitasi akses terhadap teknologi yang telah tersedia maupun teknologi yang diperlukan tetapi belum tersedia, menyediakan kebutuhan petani, fasilitasi modal kerja dan pemasaran; (c) Kelembagaan ketahanan pangan yang optimal dicirikan oleh konsistensinya dalam menerapkan prinsip-prinsip kelembagaan yang mencakup prinsip kebutuhan, efektivitas, efisiensi, fleksibilitas, manfaat, pemerataan dan keberlanjutan, (d) Untuk mencapai kondisi kelembagaan ketahanan pangan yang optimal diperlukan strategi diawali dengan melakukan inventarisasi elemen lembaga yang sudah ada kemudian menumbuhkan elemen lembaga yang dibutuhkan tetapi belum tersedia dan atau menumbuhkan elemen lembaga yang sudah ada tetapi belum berfungsi efektif dan efisien dalam pengelolaan pangan di daerah; dan terakhir menumbuhkan keterkaitan yang harmonis secara fungsional dan secara institusional antar elemen kelembagaan ketahanan pangan.