Browsing by Author "Hayati, Nur Eva"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemBudi daya cabai di dataran rendah: standar operasional prosedur (SOP)(Pertanian Press, ) Rahmawati, Nur Laili; Atmojo, Hanang Dwi; Lili; Hayati, Nur Eva
- ItemBudidaya Cabai di Dataran Tinggi : Standar Operasional Prosedur (SOP)(Pertanian Press, 2023) Rahmawati, Nur Laili; Atmojo, Hanang Dwi; Lili; Hayati, Nur EvaDalam rangka peningkatan hasil dan kualitas produksi cabai skala usaha, diperlukan prosedur budidaya yang dianjurkan untuk menghasilkan produk yang bermutu dan aman konsumsi serta kelestarian lingkungan tetap terjaga. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan budidaya. Standar Operasional Prosedur (SOP) ini memuat alur proses budidaya dari on-farm hingga off-farm (pascapanen) dengan Good Agriculture Practices (GAP) yang dianjurkan. Budidaya cabai di dataran tinggi mempunyai tantangan yang sedikit berbeda dibandingkan dengan di dataran rendah. Diharapkan Buku Budidaya Cabai di Dataran Tinggi - Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dapat dijadikan acuan bagi petani dan petugas terkait dalam melakukan pendampingan di wilayah masing-masing dengan tetap memperhatikan kearifan lokal. Penyusunan buku ini mengacu pada budidaya yang diterapkan petani di Kabupaten Magelang, Temanggung, Banjarnegara, Sleman, Cianjur dan Bandung.
- ItemPedoman Teknis Pemurnian Varietas Holtikultura(Direktoran Perbenihan Holtikultura, 2013) Haryanti, Sri Esti; Hayati, Nur Eva; Fahrudin; Ramadhan, Roni; Syaifuddin, Slamet; Pinem, Rimta Terra Rosa; Santi, IrmaBenih bermutu merupakan salah satu sarana produksi yang akan mendukung produktivitas tanaman. Untuk memenuhi kebutuhan benih hortikultura yang terjamin mutunya dalam jumlah yang cukup dan berkesinambungan maka perbanyakannya harus melalui sistem sertifi kasi. Permasalahan pada kegiatan sertifi kasi benih hortikultura seperti cabai (Open Pollinated), wortel, bawang merah, dan tanaman obat bentuk rimpang adalah keterbatasan benih sumber. Oleh karena itu umumnya petani menggunakan benih asalan yang tidak terjamin mutunya/benih dihasilkan sendiri yang diperbanyak secara terus menerus, sehingga berakibat terhadap rendahnya produktivitas dan mutu produk yang dihasilkan. Dalam rangka mengembalikan kemurnian varietas yang sesuai dengan karakter morfologi deskripsinya, dapat dilakukan melalui kegiatan pemurnian varietas yang mengacu pada pasal 12 Peraturan Menteri Pertanian No. 48/Permentan/SR.120/8/2012 juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 116/Permentan/SR.120/11/2013 tentang Produksi, Sertifi kasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura. Pelaksanaan pemurnian varietas sekaligus merupakan pemeriksaan pertanaman dalam sertifi kasi benih, sehingga benih hasil pemurnian dapat disetarakan untuk menjadi kelas benih tertentu. Mengingat pentingnya ketersediaan benih hortikultura bermutu yang berkelanjutan, maka disusunlah Pedoman Teknis Pemurnian Varietas Hortikultura. Pedoman ini sebagai acuan bagi pelaksanaan pemurnian varietas dan semoga dapat bermanfaat bagi pemangku kepentingan yang lain