Browsing by Author "Hatta, Muhammad"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
- ItemEvaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman akasia (acacia mangium)(BBP2TP, 2014) Hatta, Muhammad; sumarminto, b.h; sulakhudin, sulakhudin; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratPenelitian bertujuan untuk memperoleh kelas kesesuaian lahan tanaman Acacia mangium dan satuan peta tanah tertentu yang mempunyai kesamaan sifat tanah dan sifat lingkungan dalam mendukung kehidupan tanaman Acacia mangiumtang berkelanjutan (land suitability). Penelitian dilaksanakan di wilayah Hutan Tanaman Industri- P..T. Musi Hutan Persada (MHP) Lematang, Provinsi Sumatera Selatan seluas 47.839,76 ha,pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2009.Survei pemetaan tanah tingkat detil skala 1:25.000 meliputi kegiatan identifikasi, karakterisasi, dan evaluasi lahan untuk tanaman Acacia mangium. Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman Acacia mangium di wilayah tersebut tergolong cukup sesuai dengan faktor penghambat retensi hara . (52 nr) seluas 9.875,03 ha (20,64 %) dan kelas cukup sesuai dengan faktor penghambat retensi hara dan tingkat bahaya erosi (52 nr eh) seluas 37.964,73 ha (79,34 %).Kelas kesesuaian 52 nr, terutama disebabkan oleh nilai kemasaman tanah yang tinggi dan kejenuhan basa yang rendah, sedangkan 52 nr eh disamping karena kondisi masam yang tinggi dan kejenuhan basa yang rendah juga disebabkan adanya erosi tanah. Pemberian bahan organik, pengapuran dan pemberian seresah dapat meningkatkan kelas kesesuaian lahan menjadi cukup sesuai (51).
- ItemKELAYAKAN FINANSIAL TEKNOLOGI PEMANFAATAN LUMPUR LAUT DAN RUMPUT LAUT PADA USAHATANI BAWANG MERAH DENGAN POLA KEMITRAAN DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN BARAT(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Permana, Dadan; Azri; Hatta, Muhammad; BPTP JambiLahan gambut merupakan lahan suboptimal yang dalam pemanfaatannya memerlukan perlakuan tambahan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai media tanam yang baik, khususnya untuk usahatani bawang merah. Teknologi pemanfaatan rumput laut dan lumpur laut untuk memperbaiki ketersedian hara di tanah gambut telah dilakukan oleh petani dan menunjukan hasil positif, dimana ada peningkatan produksi akibat penambahan lumpur laut dan rumput laut. Budidaya tanaman di lahan gambut memerlukan biaya yang cukup tinggi, namun pada pelaksanaanya, petani bermitra dengan pedagang sebagai pemilik modal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan finansial dari usahatani bawang merah yang memanfatkan lumpur laut dan rumput laut dengan pola usaha kemitraan. Analisis dilakukan dengan metode anggaran parsial. Dari hasil analisis usahatani bawang merah diketahui bahwa semua usahatani bawang merah layak untuk diusahakan karena memilki nilai R/C ratio lebih dari 1 atau pada kisaran 1,04-1,35. Sementara dari hasil analisis anggaran parsial, usahatani bawang merah yang hanya menambahkan rumput laut tidak layak untuk diusahakan karena dengan adanya penambahan biaya produksi tidak dapat meningkatkan penambahan penerimaan produksi. Teknologi penambahan lumpur laut pada usahatani bawang merah merupakan teknologi awal yang dapat diterapkan di petani karena dapat meningkatkan produksi yang nyata dengan perubahan penambahan biaya yang tidak terlalu tinggi dari perlakuan yang biasa dilakukan petani, Tahap selanjutnya petani dapat mengembangkan ketahap penambahan lumpur laut dan rumput laut. Pada tahap awal, kemitraan merupakan cara mengatasi masalah kekurangan modal di tingkat petani.
- ItemPengelolaan tanah dan air untuk usahatani jagung pada kondisi keairan yang berbeda di lahan rawa pasang surut(BBP2TP, 2014) Hatta, Muhammad; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratProduktivitas jagung di lahan rawa pasang surut masih rendah rata -rata sekitar 2 ton/ha. Salah satu peluang meningkatkan produksi dan produktivitas jagung antara lain melalui pemanfaatan lahan rawa pasang surut. Lahan rawa pasang surut memiliki beberapa kondisi keairan, informasi kondisi keairan sangat menentukan kelayakan teknis maupun ekonomis di dalam usahatani jagung. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kelayakan teknis dan ekonomis usahatani jagung pada kondisi keairan yang berbec:la di lahan rawa pasang surut yang menguntungkan dan berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah percobaan lapangan dan analisis finansial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelayakan usahatani jagung berturut - turut dari yang paling layak hingga kurang atau tidak layak adalah kondisi keairan D, kemudian C, disusul B, dan yang terakhir A. Teknologi pembuatan guludan dan pengairan sistem satu arah, pemberian bahan pembenah tanah berupa kapur dolornit dan kompos dan pupuk kandang dan limbah tanaman jagung dengan takaran masing-masing 2 t/ha sert.a dipupuk Urea 350 kg/ha, SP-36 250 kg/ha dan KCI 150 kg/ha merupakan paket teknologi yang paling efisien dan paling layak diterapkan untuk usahatani jagung di lahan rawa pasang surut pada kondisi keairan A dan B, sedangkan pengairan sistem konservasi, diberi kapur dan kompos dari pupuk kandang dan jerami jagung dengan takaran masing-masing 2 t/ha, dan dipupuk Urea 350 kg/ha, SP 36 250 kg/ha dan KCI 150 kg/ha untuk kondisi keairan C dan D.
- ItemPENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN YANG BERDAYA SAING BERBASIS ZONA AGROEKOLOGI DALAM MENDUKUNG MEA DI KALIMANTAN BARAT(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Hatta, Muhammad; Adri; Permana, Dadan; BPTP JambiMasyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan integrasi ekonomi dalam wilayah kesatuan pasar dan basis produksi dengan tingkat kompetisi tinggi yang akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah besar. Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan Negara Malaysia dan Brunei Darussalam, menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatn ekspor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Data dan informasi sumberdaya tanah/lahan mempunyai peranan penting di sektor pertanian dalam mendukung keberhasilan MEA di Kalimantan Barat. Kalimantan Barat mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan komoditas pertanian unggulan yang berdaya saing. Disamping fasilitas infrastruktur, informasi detail potensi sumberdaya lahan, baik komoditas pertanian unggulan maupun sentra -sentra pengembangan komoditas pertanian, sangat diperlukan dalam rangka mempercepat laju pembangunan wilayah dalam menghadapi MEA. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memanfaatkan data dan informasi sumberdaya lahan yang berbasis Zona Agro Ekologi (ZAE). Hasil analisis sumberdaya lahan dan analisis sosial ekonomi dituangkan kedalam peta ZAE yang menginformasikan jenis komoditas unggulan yang berdaya saing. Data sumberdaya lahan berbasis ZAE mampu memberikan informasi spasial tentang tingkat kesesuaian lahan, distribusi, luasan, potensi, dan kendala fisik penggunaan lahan untuk pertanian unggulan, serta alternatif teknologi pengelolaan lahan spesifik lokasi. Komoditas unggulan seperti lidah buaya, jeruk, lada, kelapa sawit dan lain-lain dengan produk derivatnya mempunyai daya saing yang tinggi. Data sumberdaya lahan berbasis ZAE dapat mendukung terbentuknya kawasan pertanian terpadu dalam menghadapi MEA sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi.
- ItemRekomendasi Teknologi Pertanian di Kalimantan Barat(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat, 2004) Hatta, Muhammad; Nurita, Sari; Dewantoro, Eko; Musyafak, Akhmad; Widiastuti, Dwi P.; Marsusi, Revi; Azri, Azri; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat
- ItemUSAHATANI PADI PASANG SURUT DI KALIMANTAN BARAT(Balittra, 2005) Hatta, Muhammad; Ibrahim, Tatang M; Ar-Riza, Isdijanto; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaPengembangan pertanian lahan pasang surut di Kalimantan Barat masih menghadapi berbagai kendala biofisik teknis dan sosial ekonomi. Pelaksanaan berbagai program pembangunan pertanian pada sub sektor tanaman pangan seperti gerakan Satu Juta Ton Beras (GENTATON) sudah berlangsung beberapa tahun, akan tetapi belum ada tolok ukur yang dapat memberi gambaran secara jelas dari keberhasilan pelaksanaan program tersebut. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur keberhasilan program tersebut adalah produksi, atau produktifitas. Pengalaman menunjukkan bahwa anjuran teknologi yang bersifat umum belum dilandasi oleh pertimbangan efisiensi serta belum memperhatikan sinergisme antar komponen teknologi dan lingkungan spesifik, maka keberlanjutan adopsi teknologi dan produksi belum dapat terjamin. Penerapan teknologi yang terpadu dengan lingkungan spesifik didukung oleh kelembagaan yang kondusifakan dapat meningkatkan hasil usahatani, dan menjamin keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya yang efektif dan efisien. Program pengelolaan lahan dan tanaman terpadu (PLTT) pasang surut dapat memberikan hasil yang optimal dan menguntungkan, tidak saja dari segi usaha tetapi juga terhadap kelestarian sumberdayanya. Kajian ini dilakukan pada tahun 2003 dan bertujuan untuk memperoleh model pengelolaan lahan dan tanaman terpadu di lahan pasang surut berbasis padi. Pengumpulan data dan informasi untuk masing-masing faktor yang diamati di lapangan dilakukan dengan metodafarm record keeping (FRK) Data yang diamati meliputi : keragaan teknologi produksi, input output produksi, tanggapan petani (kooperator dan non kooperator), dan hambatan yang ada baik teknis maupun non teknis, komponen pertumbuhan, komponen hasil, dan analisis usaha tani. Hasil kajian menunjukkan dengan diterapkannya model usahatani pengelolaan lahan dan tanaman terpadu di lahan pasang surut dapat meningkatkan nilai tambah pendapatan rumahtangga tani. Hasil produksi tertinggi dicapai oleh petani kooperator 3,8 ton GKP/ha dengan pendapatan sebesar Rp. 4.566.000,- dan dapat menghasilkan keuntungan atas biaya total sebesar Rp. 2.372.906,- dan atas biaya tunai Rp. 2.662.000,- per musim dengan RC ratio masing-masing 2,95 dan 3.81.
- ItemValidasi Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) pada Padi Sawah Pasang Surut Tipe Luapan A dan B di Kalimantan Barat(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, 2015-07-01) Hatta, Muhammad; Widowati, Ladiyani R; Balai Penelitian Tanah; Hartono, Hartono; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat