Browsing by Author "Hasmi, Idrus"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- Item23. Respon Pertumbuhan dan Hasil Vub Padi Inbrida dan Hibrida Terhadap Penerapan Standar Pengelolaan Tanaman Padi Secara Terpadu(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Hasmi, Idrus; Sasmita, Priatna; Guswara, Agus; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPeningkatan produksi padi dapat dicapai dengan penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) padi hibrida dan inbrida berpotensi hasil tinggi. Satu hal yang menarik adalah sifat heterosis padi hibrida yang dapat memberikan hasil lebih tinggi dibanding inbrida. Idealnya Padi Hibrida dapat meningkatkan hasil sekitar 20% dibandingkan dengan padi Indrida. Fakta di lapangan ternyata tidak demikian, bahkan produksi VUB Inbrida sama atau lebih tinggi dari pada produksi Hibrida. Untuk itu diperlukan penelitian verifi kasi pertumbuhan dan hasil dari VUB Inbrida dan Hibrida. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sukamandi pada Musim Tanam (MT) II 2014 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 3 ulangan. Perlakukan yang dicoba 9 VUB Padi yang terdiri dari 5 VUB Inbrida (INPARI 16, INPARI 25, INPARI 30, INPARI 31, INPARI 32), dan 4 VUB Hibrida (HIPA JATIM 2, HIPA 8, HIPA 18 dan HIPA 19). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan VUB berbeda nyata dalam hal tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum dan nilai kehijauan daun. Tanaman tertinggi dicapai oleh VUB Hibrida (HIPA 8) berturut-turut pada umur 4 Minggu Setelah Tanam (MST), 6 MST, 8 MST dan 10 MST adalah 81,22 cm, 119,78 cm, 135,31 cm dan 143,06 cm. Pada Komponen pertumbuhan jumlah anakan maksimum terbesar dicapai oleh VUB Hibrida (HIPA 19), yaitu 21 anakan pada umur 6 MST. Nilai kehijauan daun yang diukur berdasarkan SPAD meter, diperoleh nilai terendah pada umur tanaman 4 MST, 6 MST, 8 MST dan 10 MST pada VUB Hibrida (HIPA 18) yaitu masingmasing mencapai 47,93, 42,97, 32,20 dan 37,20. Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa komponen hasil jumlah gabah isi per malai berbeda nyata antar VUB. Jumlah gabah isi per malai tertinggi dicapai oleh HIPA 8 (263,04 gabah/malai). Berdasarkan penerapan standar pengelolaan tanaman padi secara terpadu VUB Hibrida menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibanding dengan VUB Inbrida. Hasil rata-rata VUB Hibrida adalah 8,59 t/ha, sedangkan rata-rata hasil VUB Inbrida adalah 6,26 t/ha.
- ItemPengaruh Cara Tanam dan Pengendalian Gulma Padi di Lahan Rawa Pasang Surut(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2018) Zarwazi, Lalu M.; Anwar, Khairil; Hasmi, Idrus; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Semakin menyempitnya lahan sawah yang subur terutama di pulau Jawa, karena terjadinya konversi lahan sawah menjadi prasarana umum dan industri dapat mengancam produksi padi nasional. Sebagai alternatif, pengembangan padi dapat diarahkan pada lahan sawah pasang surut. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan sistem tanam dan sistem pengendalian gulma terbaik di lahan pasang surut. Penelitian telah dilakukan di lahan petani di Desa Karang Buah, Kecamatan Belawang, Barito Kuala, Kalimantan Selatan pada MT-2 2016. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan split plot, dengan teknik tanam sebagai main plot dan teknik pengendalian gulma sebagai sub plot, dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik tanam yang menghasilkan produksi padi rawa yang tinggi adalah menggunakan sistem tanam pindah dan atabela jajar legowo. Sedangkan teknik pengendalian gulma paling efisien dalam penelitian ini adalah pengendalian gulma mekanis dua kali yang diikuti penggunaan herbisida.
- ItemPengaruh Pemupukan Npk Majemuk Dan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Gogo(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Hasmi, Idrus; Widyantoro; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Penelitian perbaikan teknologi budidaya padi gogo melalui pemupukan masih terus dikembangkan. Penelitian ini diharapkan dengan teknologi pemupukan (NPK dan Urea) yang tepat dapat meningkatkan produktivitas padi gogo. Penelitian dilaksanakan di area pertanaman padi gogo, di Kecamatan Ploso Kerep Kabupaten Indramayu pada MT I 2012/2013 dengan menggunakan rancangan petak terpisah (split plot design) dengan 3 ulangan. Petak utama adalah tingkat pemupukan NPK majemuk, terdiri dari (A) Tanpa pupuk NPK (0 Kg/ha), (B) Pupuk NPK 100 Kg/ha, (C) Pupuk NPK 200 kg/ha, dan (D) Pupuk NPK 300 kg/ ha, sebagai anak petak adalah (1) Tanpa pupuk Urea 0 kg/ha, (2) Pupuk Urea 100 Kg/ha, (3) Pupuk Urea 200 kg/ha dan (4) Pupuk Urea 300 kg/ha. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Pemberian pupuk NPK maupun Urea dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo khususnya pada perolehan jumlah malai per rumpunnya. Pupuk NPK dengan 300 kg/ha dapat menghasilkan jumlah malai per rumpun tertinggi (12,07 malai gabah), sedangkan pada pemberian pupuk Urea saja dengan dosis 200 kg/ha menghasilkan jumlah malai tertinggi sebanyak 11,54 malai gabah. Hasil GKP tertinggi (5,78 t/ha) diperoleh hanya pada pemberian pupuk NPK 300 kg/ha. Kombinasi pupuk NPK 300 kg/ha danUrea 300 kg/ha dapat meningkatkan perolehan bobot 1000 butir secara signifikan yaitu sebesar 29,42 g
- ItemRekomendasi Budidaya Padi pada Berbagai Agroekosistem(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2020) Susanti, Zuziana; Rumanti, Indrastuti A; Rahmini; Sukarman; Mulyani, Anny; Setyorini, Diah; Syahbuddin, Haris; Sasmita, Priatna; Widowari, Ladiyani Retno; Anggara, Agus Wahyana; Wijanarko, Andy; Nugroho, Yudhistira; Suprihanto; Hasmi, Idrus; Rohaeni, Wage Ratna; Handoko, Dody Dwi; Susanto, Untung; Safitri, Heni; Hairmansis, Aris; Widyantoro; Kasno, A.; Jumali; Roza, Celvia; Norvyani, Mutya; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
- ItemSerangan Hama Dan Penyakit Padi Pada Varietas Unggul Baru Potensi Hasil Tinggi Di Lahan Irigasi Dataran Rendah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB PADI), 2017) Hari Iswanto, Eko; Rahmini; Hasmi, Idrus; MaolanaYusup, Asep; Sasmita, Priatna; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB PADI)Varietas unggul baru merupakan komponen teknologi utama dalam peningkatan produktivitas padi. Program perakitan varietas unggul baru selain produktivitas tinggi juga diharapkan toleran terhadap perubahan lingkungan, baik factor biotic maupun abiotik. Beberapa varietas unggul seperti Inpari30, Inpari 32,Inpari 33 dan Inpari 43 telah dilepas untuk menghadapi kendala tersebut dilapangan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serangan hama dan penyakit pada beberapa varietas unggul baru di pertanaman dengan sistem budidaya pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Percobaan dilaksanakan di lahan irigasi. Kabupaten Indramayu pada MT 2015/2016 menggunakan rancangan acak kelompok 5 perlakuan dan 4 ulangan. Varietas unggul yang diuji adalah varietas Inpari 43, Inpari 30, Inpari 32, HipaJatim 2 dan Inpari 33. Hasil penelitian diketahui bahwa Inpari 33 sangat baik dalam menekan perkembangan wereng coklat, jumlah populasi wereng coklat relatif lebih rendah dibanding varietas lainnya pada semua stadia. Namun, varietas ini rentan terserang hawar daun bakteri (HDB). Varietas Inpari 32 dan Inpari 43 tahan terhadap serangan penyakit hawar daun bakteri, sampai stadia pengisian pun kedua varietas tersebut tidak menunjukkan adanya gejala penyakit HDB. Hipa Jatim 2 rentan terhadap wereng coklat dan wereng punggung putih serta terhadap penyakit HDB dan Bakteri daun bergaris (BLS). Varietas Inpari 33 dianjurkan ditanam di daerah endemis wereng coklat sedangkan Inpari 32 dan Inpari 43 untuk daerah endemis penyakit hawar daun bakteri. Hipa Jatim 2 hanya dianjurkan ditanam di daerah yang relative aman dari serangan hama penyakit dan perlu monitoring lebih ketat.