Browsing by Author "Hartono"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemInvestigasi Kasus Antraks di Dusun Madumpa Desa Lalabata Riaja Kecamatan Donri Donri Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020(Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Yarisetouw, Nicolas; Djatmikowati, Titis Furi; Suardi; Firdaus, Taman; Hartono; Direktorat Kesehatan HewanInvestigasi dilakukan karena adanya laporan kematian delapan ekor sapi tanpa gejala klinis (ambruk) di Dusun Madumpa, Desa Lalabata Riaja, Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng dari bulan November 2019 hingga Januari 2020. Investigasi dilakukan oleh tim BBVet Maros untuk mengidentifikasi penyebab kematian sapi di Kabupaten Soppeng dengan definisi kasus peternakan yang memiliki sapi dengan tanda klinis ambruk dan atau mati mendadak dan atau hasil uji isolasi dan identifikasi Bacillus anthracis positif dari spesimen yang diambil di sekitar peternakan atau spesimen dari sapi. Pengambilan spesimen dilakukan pada dua peternakan. Data manajemen dan lingkungan diperoleh dari hasil pengamatan lapangan dan wawancara. Analisis data secara deskriptif berdasarkan waktu, tempat dan hewan. Angka mortalitas kematian sapi di Dusun Madumpa Desa Lalabata Riaja Kecamatan Donri Donri Kabupaten Soppeng sebesar 16% (8/50) dengan proporsi peternakan 37,8% (3/8). Hasil pengujian laboratorium dari dua peternakan teridentifikasi positif B. anthracis. Kemungkinan faktor risiko adanya mobilitas pedagang sapi yang menadah sapi-sapi sakit di Dusun Madumpa Desa Lalabata Riaja Kecamatan Donri Donri bulan November 2019-Januari 2020 serta adanya banjir besar yang melanda di lokasi peternakan. Kematian beberapa ekor sapi di Dusun Madumpa Desa Lalabata Riaja Kecamatan Donri Donri Kabupaten Soppeng November 2019 – Januari 2020 disebabkan oleh Bacillus anthracis. Tindakan pengendalian yang direkomendasikan adalah pengobatan antibiotik, vaksinasi antraks pada daerah wabah sebesar 100%, sosialisasi tentang bahaya penyakit antraks kepada masyarakat peternak, penerapan, sosialisasi dan edukasi pelaksanaan biosecurity yang baik terkait penanganan bangkai dan pelarangan pemotongan dan menkonsumsi daging hewan sakit karena antraks.
- ItemPENGARUH APLIKASI BIO URINE TERHADAP HASIL PRODUKSI BAWANG MERAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN BARAT(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-03-31) Umar, Abdullah; Hartono; Syahri; BPTP JambiBawang merah merupakan salah satu komoditi pertanian yang berkontribusi terhadap inflasi di Kalimantan Barat, oleh karena itu sampai saat ini upaya pengembangannya terus dilakukan dengan pendekatan teknologi budidaya yang berkelanjutan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi bio urine terhadap komponen pertumbuhan dan produksi bawang merah di Kalimantan Barat. Percobaan disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), 4 perlakuan dan 5 ulangan. Sebagai perlakuan adalah dosis aplikasi bio urine 50 lt, 100 lt, 150 lt per hektar dan kontrol (tanpa aplikasi bio urine). Parameter agronomis yang diamati meliputi; tinggi tanaman, jumlah umbi per rumpun, bobot umbi per rumpun, hasil per petak dan produksi per hektar. Hasilnya, pemberian bio urine dengan dosis 150 lt/ha memberikan hasil tinggi tanaman tertinggi, yaitu 31,62 cm. Sedangkan pemberian bio urine dengan dosis 100 lt/ha mampu memberikan hasil produksi tertinggi, yaitu 8.228 kg umbi kering panen per hektar. Sehingga aplikasi bio urine sebanyak 100 lt/ha merupakan dosis optimum yang mampu meningkatkan hasil produksi bawang merah di lahan gambut Kalimantan Barat.