Browsing by Author "Harsono, Harsono"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
- ItemModifikasi dan Uji Mesin Pencacah Kakao Segar untuk Pakan Ternak(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2012-10) Harsono, Harsono; Widodo, Puji; Nurhasanah, Ana; Kinkin, Gambuh Asmara; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianKendala utama petani dalam pengembangan ternak disebabkan oleh keterbatasan pakan ternak terutama pada musim kemarau. Limbah kulit buah kakao segar yang dicacah dapat berperan sebagai penyediaan bahan pakan ternak , disamping hijauan lainnya. Mesin pencacah (Chopper) telah banyak digunakan, namun penggunaan mesin tersebut untuk kakao tidak sesuai sehingga pada bagian tertentu mesin pencacah perlu dilakukan modifikasi untuk meningkatkan kualitas hasil cacahan. Modifikasi mesin pencacah dilakukan pada sistim pengumpan (hopper), jarak antar pisau pemotong dan saringan hasil cacahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memodifikasi dan menguji mesin pencacah kulit kakao segar untuk penyediaan pakan ternak. Pengujian menggunakan mesin pencacah kulit kakao segar yang telah dimodifikasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kapasitas mesin pencacah kakao rata-rata 837,2 kg/jam pada putaran rata-rata 1666,7 rpm dengan beban dan ukuran hasil potongan kulit kakao 1 cm.
- ItemPendekatan Sistem Dinamik untuk Mempelajari Model Mekanisasi Penggilingan Padi untuk Memperkirakan Produksi Beras(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2007-04) Budiharti, Uning; Tjahjohutomo, Rudy; Harsono, Harsono; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianBeras merupakan komoditas yang penting dan strategis bagi bangsa Indonesia, karena merupakan makanan pokok bagi masyarakatnya, sehingga ketersediaan dan harga beras sangat berpengaruh terhadap kestabilan ekonomi dan politik. Penggilingan padi sebagai muara dari kegiatan pengolahan padi menjadi beras merupakan komponen penting dalam mata rantai produksi beras. Lebih dari 60 % unit pengolahan padi terdiri dari penggilingan padi kecil (PPK) dengan ciri teknologi yang digunakan sederhana, dimana susunan konfigurasi mesin terdiri dari husker-polisher saja. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran pengaruh input teknologi pasca panen yang berpengaruh dalam peningkatan produksi beras. Hasil dari simulasi model mekanisasi penggilingan padi menunjukan kemungkinan penambahan beras sebesar 300,000-400,000 ton jika dilakukan perbaikan konfigurasi mesin pada PPK. Hasil simulasi sistem dinamik menghasilkan prediksi defisit beras yang cukup tinggi yaitu berkisar 500,000-600,000 ton. Defisit tersebut dapat dikurangi, salah satunya dengan melakukan perbaikan (renovasi) PPK dan penanganan pasca panen yang dapat menurunkan susut. Dari analisis simulasi, renovasi penggilingan padi dapat menurunkan defisit dan jika dibarengi dengan upaya penurunan susut kemungkinan dapat mencapai surplus pada tahun 2010. Rendemen giling nasional dari rata – rata 62,78 % akan meningkat menjadi 63,48 %.
- ItemPengaruh Kecepatan Putaran Silinder Pemoles dan Tekanan Kompresor Terhadap Kualitas Fisik Beras Pada Mesin Pemoles Beras Berpengabut(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2009-10) Harsono, Harsono; Carmencita T, Carmencita T.; Betty D.S, Betty D.S; S, Debby; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPengaruh Kecepatan Putaran Silinder Pemoles dan Tekanan Kompresor terhadap Kualitas Fisik Beras pada Mesin Pemoles Beras Berpengabut. Latar belakang penelitian ini adalah adanya mesin-mesin pemoles beras berpengabut yang mulai banyak digunakan untuk meningkatkan kualitas fisik beras hasil pemolesan. Namun apabila penggunaannya tidak tepat malah akan menurunkan kualitas beras tersebut, hal ini terutama berkaitan dengan tekanan kompresor yang digunakan untuk menghasilkan kabut dan kecepatan putaran silinder pemoles yang berkaitan dengan waktu pemolesan. Tekanan kompresor dan kecepatan putaran silinder pemoles berfungsi dalam produksi kabut pada mesin pemoles berpengabut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tekanan kompresor dan RPM silinder pemoles yang terbaik yang dapat menghasilkan beras dengan peningkatan kualitas fisik yang terbaik. Dalam percobaan ini digunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan dua factor yang diulang empat kali. Faktor pertama (petak utama) adalah kecepatan putaran silinder pemoles dengan dua taraf, yaitu 740-760 RPM dan 1.040-1.060 RPM. Faktor kedua (anak petak) adalah tekanan kompresor dengan tiga taraf yaitu 40, 50 dan 60 psi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tertdapat interaksi antara tekanan kompresor dan kecepatan putaran silinder pemoles terhadap peningkatan kualitas fisik beras poles. Perlakuan dengan tekanan kompresor 50 PSi dan kecepatan putaran 740-760 RPM memberikan peningkatan kualitas fisik beras yang terbaik (penurunan Beras Kepala 1,9 %, peningkatan Beras patah 1,0 %; peningkatan menir 0,9 % dan peningkatan derajat sosoh 20 % dibanding sebelum pemolesan).
- ItemPengaruh Konfigurasi Mesin Penggilingan Padi Rakyat Terhadap Rendemen dan Mutu Beras Giling(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2004-04) Tjahjohutomo, Rudy; Handaka, Handaka; Harsono, Harsono; Widodo, Teguh Wikan; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianRendemen beras giling secara nasional dari tahin ke tahun menunjukkan penurunan kuantitatif dari 70 persen pada decade 70 an, 65 persen pada decade 80 an, 63.3 persen pada akhir decade 90 an dan pada tahun 2000 menjadi 62 persen dan bahkan di tingkat lapangan dapat mencapai di bawah 60 persen. Penurunan rendemen 1 persen per tahun akan menyebabkan kehilangan secara kuantitatif setara $ 117.5 juta US dengan asumsi produksi padi nasional 50 juta ton dengan harga $ 235 US/ton. Oleh karena itu diperlukan studi untuk mengidentifikasi permasalahan berkenaan dengan penurunan rendemen pada tingkat industry penggilingan padi dengan menggunakan metode kombinasi suvei, uji laboratorium dan expert judgement. Analisis deskriptif hasil survey menunjukkan bahwa komposisi komponen penggilingan padi (konfigurasi) berpengaruh terhadap rendemen dan kualitas beras giling. Oleh karena itu bila PPk yang berkonfigurasi sederhana dilengkapi dengan dryer dan cleaner diperkirakan dapat meningkatkan rendemen beras giling sebesar 2.5 persen, sedangkan bila dilengkapi lagi dengan separator, rendemen akan meningkat 4-5 persen. Rehabilitasi konfigurasi PPK akan menimbulkan konsekuensi biaya investasi, dimana penambahanm Dryer dan Paddy Cleaner (alternative pertama) akan menambah pula ongkos giling sebesar Rp. 65.39/ kg; sedangkan bila ditambah Dryer-Paddy Cleaner-Separator (alternative kedua) ongkos giling akan bertambah Rp 78.28/kg. Namun demikian penambahan tersebut dapat ditutup oleh perolehan peningkatan rendemen dan bahkan memberikan tambahan keuntungan sebesar Rp 8.66/kg (alternative pertama) dan Rp. 46.72/kg (alternative kedua)
- ItemPengembangan dan Uji Kinerja Implement Pembuat Guludan untuk Traktor Roda Empat(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2020-04-17) Nursani, Daragantina; Hari, Ivony; Harsono, Harsono; Mulyantara, Lilik Tri; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMasalah utama produksi bawang merah nasional saat ini adalah hanya berproduksi pada musim-musim tertentu, rendahnya produktivitas, mahalnya biaya produksi serta ketersediaan tenaga buruh tani yang terbatas di lapangan. Dalam rangka meningkatkan efisiensi kerja dan mengatasi kendala keterbatasan tenaga kerja telah dilakukan pengembangan implemen pembuat guludan yang merupakan modifikasi dari implemen rotari. Keunggulan implemen ini terletak pada mekanisme kerja penghancuran tanah dan pembuatan guludan yang dilakukan secara bersamaan, sehingga dapat menghemat tenaga kerja sebesar 120 HOK. Terdapat dua komponen utama pada implemen pembuat guludan ini, yaitu komponen pisau rotari yang tersusun membentuk ulir berfungsi untuk mengolah tanah dan komponen rol pemadat tanah terbuat dari plat berlubang berfungsi untuk membentuk guludan. Implemen pembuat guludan ini didesain beroperasi pada lebar kerja 1,2 m, kecepatan kerja 1,5-2 km/jam dan kapasitas kerja 5-6 jam/ha dengan penggerak traktor roda empat atau traktor crawler dengan daya 40-70 HP. Implemen pembuat guludan ini juga dilengkapi dengan komponen pengatur lebar guludan yang diinginkan dari lebar 80 cm sampai dengan 120 cm, tergantung keinginan dan kebiasaan petani setempat dalam budidaya bawang merah. Hasil uji lapang pada lahan dengan jenis tanah regosol coklat keabuan menunjukkan bahwa implemen pembuat guludan dapat berfungsi dengan baik. Uji kinerja pada pembuatan guludan dengan lebar 90 cm dan kecepatan traktor rata-rata 2,02 km/jam menghasilkan rata-rata kedalaman alur 31,5 cm dan lebar alur 42,8 cm, kapasitas lapang 5,12 jam/ha, efisiensi lapang 81,68% dan konsumsi BBM 5,49 liter/jam.
- ItemPengembangan Mesin Pengering Hybrid Chip Mocaf(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2012-10) Nurhasanah, Ana; Nuryawati, Titin; Harsono, Harsono; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prototipe mesin pemipil jagung berkelobot (tanpa kupas kulit) dan melakukan uji kinerja mesin baik dari aspek teknis dan ekonomi. Pengembangan prototipe mesin dilakukan dengan memodifikasi mesin pemipil jagung yang sudah direkayasa sebelumnya oleh BBP Mektan. Modifikasi dilakukan pada bagian ayakan getar (sudut kemiringan, lubang ayakan, dan panjang langkah eksentrik), dan putaran blower pembersih. Pengujian dilaksanakan di sentra produksi jagung di Lampung dengan varietas jagung Bisi-816 dan Bisi-2, dimana ukuran dimensi tongkol jagungnya berbeda. Hasil uji lapang memperlihatkan bahwa kinerja mesin pemipil jagung berkelobot secara teknis cukup baik dan secara ekonomi menguntungkan karena dapat menekan biaya pengupasan kelobot dan penjemuran tongkol jagung. Kapasitas kerja pemipilan dipengaruhi oleh kadar air jagung dan ukuran dimensi tongkol jagung. Pemipilan jagung varietas Bisi-816 dengan kadar air awal 34% dan ukuran tongkolnya lebih kecil diperoleh kapasitas kerja pemipilan sebesar 884 kg/jam, dengan tingkat kebersihan 98 %, tingkat kerusakan biji 3,4%, dan konsumsi bahan bakar 0,96 l/jam. Sedangkan pemipilan jagung varietas Bisi-2, dengan kadar air awal 26%, dengan ukuran tongkol lebih besar diperoleh kapasitas kerja sebesar 1.213 Kg/jam; dengan tingkat kebersihan 99 %, tingkat kerusakan biji 1,0% dan konsumsi bahan bakar 0,90 l/jam. Besarnya biaya operasional mesin adalah Rp 35/kg jagung pipil. Besarnya nilai B/C rasio dan BEP berturut-turut adalah 1,14 dan 1,62 tahun. Penggunaan mesin tersebut dapat memberikan keuntungan secara ekonomi jika luas cakupan lahan tanaman jagung minimal seluas 25 ha per musim, dengan jumlah musim tanam per tahun minimal dua kali.
- ItemPengujian Unit Pengering ERK-Hybrid Untuk Padi Kapasitas 5 Ton(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2011-10) Harsono, Harsono; Widodo, Puji; Budiharti, Uning; Mulyantara, Lilik Tri; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMasalah krusial pada proses pasca panen padi adalah proses pengeringan padi terutama pada saat panen bertepatan musim hujan, sehingga penjemuran padi tidak dapat berlangsung secara sempurna. Penggunaan pengering mekanis dengan bahan bakar terkendala pada pengunaan bahan bakar minyak tanah karena harganya mahal, sementara energi surya dan biomass masih merimpah. Oleh karena itu, penggunaan pengering hybrid diharapkan dapat meningkatkan produksi padi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan unit pengering hybrid kapasitas 5 ton dengan bahan bakar biomass untuk meningkatkan produktivitas padi. Metode penelitian ini menggunakan metode perekayasaan yang meliputi: desain dan fabrikasi prototype, uji fungsional, dan uji kinerja unit pengering hybrid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unit pengering hybrid telah mampu mengeringkan padi sebanyak 3 ton selama 10 jam, konsumsi energi spesifik penguapan gabah 9,146 MJ/kg, energi biomass 2.153,25 MJ berasal dari batok kelapa 22,5 kg dan tongkol jagung 120 kg, dan energi matahari 280,14 MJ dalam kondisi cuaca mendung clan hujan, penurunan kadar air rata-rata 0,9%/jam, kadar air gabah 12% dan efisien panas ze-aeringan sebesar 31,74%.
- ItemRekayasa dan Pengembangan Mesin Rotavator untuk Penyiapan Lahan Sawah Rawa Pasang Surut(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2019-10-05) Harsono, Harsono; Budihastuti, MJ. Tjaturetno; Rosmeika, Rosmeika; Asari, Ahmad; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPengembangan pertanian lahan sub optimal rawa pasang surut merupakan langkah strategis dalam menjawab tantangan peningkatan produksi pertanian yang makin kompleks. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan rekayasa dan pengembangan mesin pengolah tanah spesifik lahan rawa yaitu crawler rotavator yang merupakan traktor amphibi dengan roda crawler dengan implemen pengolah tanah tipe rotari (rotary). Modifikasi dilakukan untuk menyesuaikan dengan karakteristik lahan pasang surut dimana pada umumnya banyak vegetasi, sehingga diperlukan implemen rotari yang selain dapat mengolah tanah juga dapat memotong/mencacah vegetasi tersebut dengan baik sehingga hasil olah tanahnya lebih sempurna. Kegiatan kerekayasaan dilakukan melalui proses reverse engineering atau modifikasi komponen dan pengujian, baik uji fungsional maupun uji kinerja di lapang. Modifikasi bajak rotari dilakukan dengan mengganti satu baris pisau rotari tipe C dengan pisau pencacah tipe lurus. Untuk meningkatkan proses dekomposisi vegetasi hasil pemotongan, mesin rotavator ini dilengkapi dengan unit dekomposer. Pada pengujian lapang, penambahan pisau pencacah menunjukkan hasil cacahan vegetasi yang lebih baik bila dibandingkan dengan bila hanya menggunakan pisau tipe C. Hasil uji kinerja menunjukkan bahwa kapasitas lapang mesin ini di lahan sawah adalah 2,79 jam/ha dengan konsumsi bahan bakar 7,52 liter/jam, dan di lahan kering 2,61 jam/ha dengan konsumsi bahan bakar 4,05 liter/jam. Pengujian fungsional unit dekomposer menunjukkan bahwa bagian pompa maupun nozzle dari unit ini telah berfungsi dengan baik untuk aplikasi dekomposer maupun pupuk cair. Pengaruh hasil pengaplikasian dekomposer dengan mesin rotavator terhadap proses dekomposisi belum diteliti secara detil, sehingga hasil yang diperoleh belum menunjukkan pengaruh yang signifikan.
- ItemRekayasa dan Pengembangan Mesin Rotavator untuk Penyiapan Lahan Sawah Rawa Pasang Surut(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2019-10) Harsono, Harsono; Budihastuti, MJ. Tjaturetno; Rosmeika, Rosmeika; Asari, Ahmad; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPengembangan pertanian lahan sub optimal rawa pasang surut merupakan langkah strategis dalam menjawab tantangan peningkatan produksi pertanian yang makin kompleks. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan rekayasa dan pengembangan mesin pengolah tanah spesifik lahan rawa yaitu crawler rotavator yang merupakan traktor amphibi dengan roda crawler dengan implemen pengolah tanah tipe rotari (rotary). Modifikasi dilakukan untuk menyesuaikan dengan karakteristik lahan pasang surut dimana pada umumnya banyak vegetasi, sehingga diperlukan implemen rotari yang selain dapat mengolah tanah juga dapat memotong/mencacah vegetasi tersebut dengan baik sehingga hasil olah tanahnya lebih sempurna. Kegiatan kerekayasaan dilakukan melalui proses reverse engineering atau modifikasi komponen dan pengujian, baik uji fungsional maupun uji kinerja di lapang. Modifikasi bajak rotari dilakukan dengan mengganti satu baris pisau rotari tipe C dengan pisau pencacah tipe lurus. Untuk meningkatkan proses dekomposisi vegetasi hasil pemotongan, mesin rotavator ini dilengkapi dengan unit dekomposer. Pada pengujian lapang, penambahan pisau pencacah menunjukkan hasil cacahan vegetasi yang lebih baik bila dibandingkan dengan bila hanya menggunakan pisau tipe C. Hasil uji kinerja menunjukkan bahwa kapasitas lapang mesin ini di lahan sawah adalah 2,79 jam/ha dengan konsumsi bahan bakar 7,52 liter/jam, dan di lahan kering 2,61 jam/ha dengan konsumsi bahan bakar 4,05 liter/jam. Pengujian fungsional unit dekomposer menunjukkan bahwa bagian pompa maupun nozzle dari unit ini telah berfungsi dengan baik untuk aplikasi dekomposer maupun pupuk cair. Pengaruh hasil pengaplikasian dekomposer dengan mesin rotavator terhadap proses dekomposisi belum diteliti secara detil, sehingga hasil yang diperoleh belum menunjukkan pengaruh yang signifikan.
- ItemUji Kinerja Mesin Penanam Pneumatik Pada Sistem Tanam Tumpangsari(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2020-04-17) Marulloh, Marulloh; Wiyono, Joko; Harsono, Harsono; Tajalli, Muqorobi; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPengaturan jarak tanam, jumlah benih tertanam, dan kedalaman tanam merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam budidaya padi, jagung, dan kedelai dengan sistem tanam tumpang sari khususnya pada lahan kering. Sistem tanam tumpang sari memerlukan pengaturan jarak tanam (populasi) yang optimal untuk mengurangi persaingan antar tanaman terhadap cahaya, hara dan air yang dapat mengurangi hasil tanaman. Mesin penanam pneumatik merupakan suatu mesin penanam benih yang ditarik traktor roda empat dimana prinsip kerjanya dengan memanfaatkan putaran roda mesin dan putaran power take-off (PTO) dari traktor untuk mengeluarkan benih dari bagian penakar benih secara presisi dengan sistem pneumatik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja dan kualitas tanam dari mesin penanam pneumatik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rata-rata kapasitas lapang teoritis untuk mesin penanam pneumatik pada sistem tanam tumpang sari padi gogo-jagung sebesar 0,82 ha/jam dan kapasitas lapang efektif sebesar 0,70 ha/jam dengan efisiensi lapang 85,48%, sedangkan pada sistem tanam tumpang sari padi gogo-kedelai diperoleh kapasitas lapang teoritis sebesar 0,87 ha/jam dan kapasitas lapang efektif sebesar 0,76 ha/jam dengan efisiensi lapang 87,90%. Konsumsi bahan bakar solar sebesar 14,13 liter/jam pada sistem tanam tumpang sari padi gogo-jagung dan 13,41 liter/jam pada sistem tanam tumpang sari padi gogo-kedelai. Persentase jumlah lubang tidak tertanami pada sistem tanam tumpang sari padi gogo-jagung yaitu 4,14% untuk tanaman padi dan 5,28% untuk tanaman jagung. Sedangkan persentase jumlah lubang tidak tertanami pada sistem tanam tumpang sari padi gogo-kedelai yaitu 3,98% untuk tanaman padi dan 4,52% untuk tanaman kedelai.
- ItemUji Kinerja Mesin Penanam Pneumatik Pada Sistem Tanam Tumpangsari(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2020-04-01) Marulloh, Marulloh; Wiyono, Joko; Harsono, Harsono; Tajalli, Muqorobi; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian