Browsing by Author "Harmaini"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemDinamika Upsus Siwab terhadap Peningkatan Populasi Sapi di Sumatera Barat(IAARD Press, 2019) Harmaini; Rahayu, Winda; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianUpsus Siwab merupakan upaya memaksimalkan potensi sapi indukan di dalam negeri untuk dapat terus menghasilkan pedet. Program ini pun menjadi fokus Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan semenjak tahun 2017. Program ini memiliki tujuan mewujudkan komitmen pemerintah dalam mengejar swasembada daging sapi yang ditargetkan tercapai pada 2026 dan mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam pemenuhan pangan asal hewan, dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat. Upsus Siwab tahun 2018 menargetkan 3 juta akseptor IB (Inseminasi Buatan) dan kebuntingan , 1 juta ekor. Pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Sumatera Barat diantaranya adalah Tabulasi data jumlah akseptor sapi yang di IB, kebuntingan dan, kelahiran, khususnya di Kabupaten/Kota yang menjadi lokasi pendampingan. Berdasarkan Data dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Realisasi IB melebihi target yang 80.500 ekor sedangkan realisasi IB mencapai 111.378 jadi capaian IB Sumatera Barat tahun 2017 adalah 138,36 %. dari Realisasi IB angka kebuntingan mencapai 68. 314 artinya angka kebuntingan hanya mencapai 49.37% sedangkan angka kelahiran 45.965 mencapai 67,28% dari angka kebuntingan tahun 2017. kegiatan Upsus Siwab di Provinsi Sumbar cukup efektif dalam mencapai realisai target IB.,kebuntingan dan kelahiran. akan tetapi untuk jumlah kebuntingan dan kelahiran secara tertulis masih dibawah capaian target IB sehingga perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah baik dari teknis pelaksanaan dilapangan maupun dari teknis pelaporan sehingga angka realisasi IB Sinkron dengan angka kebuntingan dan kelahiran.
- ItemEfektifitas Website dan Facebook dalam Diseminasi dan Promosi Teknologi Ayam Kub di Sumatera Barat(Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, 2022) Rahayu, Winda; HarmainiDi era 4.0 saat ini, teknologi informasi berkembang sangat pesat, dimana akses informasi bisa dilakukan dengan sistem digital secara online. BPTP Sumatera Barat telah melakukan diseminasi teknologi melalui website dan media sosial semenjak tahun 2014 lewat instagram, twitter, youtube dan facebook. Media sosial ini dianggap cukup efektif karena sudah dikenal dan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) adalah salah satu teknologi yang diseminasikan BPTP Sumatera Barat sejak 2016 dengan melakukan percontohan di beberapa kabupaten. Untuk diseminasi lebih luas BPTP Sumbar juga melakukan diseminasi melalui media sosial dan bimtek yang menjaring peserta secara online. Untuk melihat efektifitasnya dilakukan study secara survey dengan responden pengguna media sosial yang merupakan followers media sosial (website dan facebook) BPTP Sumatera Barat. Dari kegiatan ini disimpulkan bahwa website dan facebook yang digunakan oleh BPTP Sumatera Barat sebagai media diseminasi hanya efektif untuk menarik perhatian (attention) dan keingintahuan (interest) responden terhadap Ayam KUB. Namun tidak menarik keinginan (desire) dan tindakan (action) responden untuk langsung membeli ayam KUB yang ditawarkan. Efektivitas website sebagai media promosi di BPTP Sumatera Barat dipengaruhi oleh kelengkapan informasi, sedangkan pada facebook dipengaruhi oleh kelengkapan informasi, photo dan tata bahasa.
- ItemPengaruh Tingkat Pemberian Jumlah Pakan Terhadap Produksi Telur Ayam Kub di Sukarami Solok Sumatera Barat(Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, 2022) Harmaini; Dewi, Ratna Andam; Asmairicen, Sharli; Yanuarita, TrisPenelitian bertujuan melihat pengaruh jumlah pakan terhadap produksi telur Penelitian ini menggunakan induk ayam KUB sebanyak 20 ekor dengan perbandingan 1 jantan dan 4 betina ditempatkan pada 4 kandang batrey. Bahan pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah jagung, dedak, konsentrat, bungkil inti sawit (BIS) dengan komposisi (jagung 40%, konsentrat 124 sebanyak 30%, dedak 20%, BIS 10%) dan pakan itik komersial. Perlakuan diberikan pada persentase pemberian pakan. (T1) Pakan komplit itik sebanyak 100 gr/ ekor/ hari , (T2) pakan buatan sebanyak 150 gr/ ekor/ hari, (T3) pakan buatan sebanyak 125 gr/ ekor/ hari, (T4) pakan buatan sebanyak 100 gr/ ekor/ hari. Menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) untuk melihat produksi telur. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan prosedur analisis ragam (Analysis of Variance / ANOVA) dengan uji F pada taraf 5%.Hasil pengamatan menunjukkan jumlah pakan berpengaruh tidak nyata ( P>0,05) terhadap produksi telur didapat pada kelompok F hitung (0,949) lebih kecil dari table taraf 5% ( 3,26), dengan demikian kelompok tidak berpengaruh nyata. Sementara untuk perlakuan F hitung ( 0,68) lebih kecil dari f tabel taraf 5% ( 3.49) juga tidak berpengaruh nyata.
- ItemPENGUATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA PRODUK OLAHAN MAKANAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN DI SUMATERA BARAT(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Hosen, Nasrul; Harmaini; BPTP JambiSektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian, karena sektor pertanian merupakan lapangan kerja utama bagi hampir 50% penduduk Sumatera Barat. Sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB cukup tinggi (23,01%) dan relativ besar dibandingkan dengan sektor lainnya. Pengembangan industri rumahtangga (IRT) pengolahan produk makanan merupakan salah satu upaya memperoleh nilai tambah dan menyerap tenaga kerja. Aneka bahan baku komoditas pangan tersedia. Jumlah IRT produk olahan makanan mencapai 4.292 unit, menyerap tenaga kerja 14.945 orang dan memberikan nilai tambah Rp. 413,0 milyar setahun. Survey dilakukan terhadap lebih 50 sampel macam produk olahan dan 30 buah industri pengolahan terdiri dari industri kecil/menengah, UP3HP, dan industri mikro (IRT) pada 3 kota, Padang, Bukittinggi dan Payakumbuh bulan Februari-Maret 2016. Hasil kajian menunjukkan, bahwa ditemui beberapa kelemahan IRT tersebut: (1) Belum semua IRT mempunyai izin usaha dan mencantumkan label halalMUI di kemasan, kecuali industri kecil/menengah; (2) Masa kedaluarsa belum semua produk mencantumkan dengan tegas; (3) Kandungan gizi tidak tercantum dan hanya mencantumkan komposisi produk; (4) Alamat sudah dicantumkan, (5) Kemasan sebagian besar produk cukup menarik, kecuali produk IRT dan UP3HP. Kelemahan produk olahan tersebut harus dibenahi untuk memperkuat daya saing menghadapi MEA. Untuk itu diperlukan fasilitasi dan regulasi oleh pemerintah: (i) pembinaan menuju efisiensi usaha dan penguatan legalitas produk dengan mencantumkan izin usaha dan berbagai data/informasi tentang produk pada kemasan, (ii) mempermudah akses IRT ke sumber modal, (iii) Membangun kemitraan sistem bapak angkat untuk menjamin standar mutu dan keberlanjutan pasar (iv) Pencerdasan konsumen dalam memilih produk makanan jadi.
- ItemUpaya Pengembangan Agribisnis Sapi Potong Melalui Pemberdayaan Kelompoktani(IAARD Press, 2019) Rahayu, Winda; Harmaini; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianSapi potong adalah komoditas utama yang diunggulkan oleh pemerintah, terbukti dari salah satu program strategis kementan saat ini adalah program SIWAB yang merupakan upaya percepatan peningkatan populasi sapi potong di Indonesia. Pemberdayaan kelompoktani dalam usaha pengembangan sapi potong di Kecamatan Lareh Sago Halaban diperlukan pilihan secara tepat dalam menetapkan strategi yang akan diterapkan untuk memanfaatkan kekuatan dalam manghadapl ancaman dengan cara memanfaatkan pengalaman petemak untuk mengembangkan usahanya sehingga tidak Iagi tergantung pada pihak lain dan memanfaatkan SDA dalam meningkatkan produktivitas untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih menguntungkan. Pemberdayaan agribisnis sapi potong di Kecamatan Lareh Sago Halaban tidak terlepas dari kebijakan Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota yang mengalokasikan dan melestarikan dana pemberdayaan petani temak sapi potong. Pada pelaksanaan pengkajian hanya dilaksanakan satu pemberdayaan subsistem agribisnis yaitu subsistem Agroproduksl, karena disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh petemak. Dilihat dari SDM dan SDA di Kecamatan Lareh Sago Halaban sangat berpotensi untuk pengembangan sapi potong dapat dilihat dari peningkatan pengetahuan setelah dilakukan pre test den post test tehadap peternak. Peningkatan pengetahuan subsistem agroproduksl dikategorikan cukup Behasil (42.8%). Penilaian awal (pre test) 1,23 dan akhir (post tes 2.51 atau meningkat 1,28. Penyuluhan pada subsistem lni menggunakan metode yang tepat maka tujuan penyuluhan dapat tercapai. Hasil evaluasi dari pembinaan kelompoktani meningkat dari 1,85 menjadi 2,76 (meningkat 0.91 atau 34.26% dengan kategori Cukup Berhasil).