Browsing by Author "Handayani, Tristiana"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemPenerapan SNI 8964:2021 Bubuk Kopi di Sumatera Utara(Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sumatera Utara, 2023) Handayani, Tristiana; Nurzannah, Sri Endah; Nurmalia; Aisyah, Listia; Hasibuan, Muainah; Hutapea, Nazaruddin; Saragih, Jintamin; Listiawati; Sihombing, Ulima Hotmaida; Sitepu, Suhery; Wulandari, Yunita Indah; Sahril, TengkuKopi (Coffea sp) merupakan tanaman yang menghasilkan sejenis minuman. Minuman tersebut diperoleh dari seduhan kopi dalam bentuk bubuk. Dalam hal konsumsi, kopi telah menjadi minuman yang sangat populer di dunia, termasuk di Indonesia mulai dari anak muda hingga orang tua. Minat mengonsumsi kopi di dalam negeri cukup besar. Menurut data International Coffee Organization (ICO), konsumsi kopi di Indonesia mencapai 300 juta kilogram pada periode 2020/2021. Jumlah itu meningkat 4,04% dibandingkan pada periode sebelumnya yang sebesar 288, juta kg. Permintaan yang meningkat ini didorong oleh generasi muda yang beralih dari teh ke kopi, dan apresiasi baru terhadap kopi produksi lokal. Indonesia tercatat sebagai negara dengan konsumsi kopi terbesar kelima di dunia setelah Jepang. Menilik data di atas, dapat dikatakan bahwa bisnis kedai kopi akan makin terus berkembang di tahun 2023.
- ItemPeningkatan Produksi Tanaman Jagung Melalui Pemberian Pupuk An-Organik Fosfat Alam(Politeknik Pembangunan Pertanian Medan, 2020-12) Parhusip, Dorkas; Hutapea, Nazaruddin; Harahap, Gustami; Handayani, Tristiana; Thohir, Ahmad; Harahap, Nurliana; Harahap, Siti Maryam; Politeknik Pembangunan Pertanian MedanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat dan tingkat kebutuhan pupuk Fosfat Alam yang sesuai untuk tanaman jagung. Penelitian telah dilaksanakan di Desa Pasar VI Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat, pada bulan Juli 2017 s/d November 2017. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok non Faktorial dengan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari: P1 (NPK 75 Kg/Ha); P2 (Urea 200 Kg/Ha + KCl 150 Kg/Ha); P3 (FA150 Kg/Ha + Urea 200 Kg/Ha + KCl 150 Kg/Ha); P4 (FA 300 Kg/Ha + Urea 200 Kg/Ha + KCL 150 Kg/Ha); P5 ( FA 450 Kg/Ha + Urea 200 Kg/Ha + KCl 150 Kg/Ha); P6 (FA 600 Kg/Ha + Urea 200 Kg/Ha + KCl 150 Kg/Ha); dan P7 (FA 750 Kg/Ha + Urea 200 Kg/Ha + KCl 150 Kg/Ha). Urea dan KCL diberikan sebagai pupuk dasar, di mana Urea diberikan 2 kali yaitu pada saat 7 HST dan 30 HST, sedangkan untuk pupuk SP-36 dan KCl diberikan pada umur 7 HST. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perlakuan P7 dengan pemupukan Urea 200 Kg/Ha, KCl 150 Kg/Ha dan FA 700 Kg/Ha dapat menghasilkan semua parameter pengamatan (berat tongkol dengan klobot, berat tongkol tanpa klobot, diameter tongkol, jumlah baris per tongkol, jumlah biji per baris, panjang tongkol, berat biji per tongkol, berat biji per plot, dan produktivitas jagung pipilan kering Kg/Ha) yang tertinggi. Kemudian setelah diuji BNT, diperoleh bahwa perlakuan P7 menghasilkan pengaruh sangat nyata terhadap perlakuan P1, P2, P3 dan P4 dan berbeda nyata terhadap pelakuan P5 dan P6 pada semua parameter pengamatan.
- ItemPetunjuk Teknis Budidaya Padi Jajar Legowo Super(BPTP Sumatera Utara, 2016) Akmal; Handayani, Tristiana; BPTP Sumatera UtaraKerapatan tanam merupakan salah satu komponen penting dalam teknologi budidaya padi untuk memanipulasi tanaman dan mengoptimalkan hasil. Teknologi merapatkan jarak tanam ini kemudian populer dengan istilah Sistim Tanam Jajar Legowo (Jarwo) dan telah didiseminasikan sejak tahun 1998. Setelah hampir 10 tahun komponen teknologi ini semakin diperbaiki dan disempurnakan oleh Badan Litbang Pertanian sehingga saat ini Jajar Legowo biasa telah menjadi Jajar Legowo Super dengan 5 penciri utama yakni varietas unggul, jarwo 2 : 1, penggunaan biodekomposer dan pupuk hayati serta penggunaan pestisida nabati untuk pengendalian hama/penyakit serta penggunaan alsin tanam dan panen.
- ItemTeknologi Budidaya Kedelai(BPTP Sumatera Utara, 2015) Akmal; Handayani, Tristiana; Listiawati; BPTP Sumatera UtaraSelain beras dan jagung, kedelai merupakan komoditi pangan utama di Indonesia. Kebutuhan kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun, karena komoditas ini mempunyai banyak fungsi, baik sebagai bahan pangan utama, pakan ternak maupun sebagai bahan baku industri skala besar hingga skala kecil atau rumah tangga. Rata-rata kebutuhan kedelai setiap tahunnya mencapai 2,3 juta ton. Namun produksi dalam negeri baru mampu mencapai sekitar 40% yang berarti 60% nya harus diimport. Oleh karena kedelai menjadi salah satu komoditas strategis di Kementerian Pertanian RI. Untuk mencapai swasembada kedelai yang sudah dicanangkan, telah disusun program peningkatan produksi kedelai melalui Geraka Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu. Guna mendukung gerakan tersebut diperlukan buku panduan teknologi produksi yang mudah dipahami baik oleh penyuluh, petani dan petugas teknis lainnya.