Browsing by Author "Halijah"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
- ItemBUDIDAYA JAGUNG (Zea Mays L.)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2020) Ariza, Muhamad F.U.; Hidayat, Galih W.; Konyep, Sostenes; Pratiwi, Rinjani A.; Senna, Arya B.; Halijah; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat
- ItemGELAR TEKNOLOGI PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU INPARI 7 DAN INPARI 30 DI PROVINSI PAPUA BARAT(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Halijah; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratPadi merupakan salah satu komoditas utama memegang peran strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) merupakan salah satu faktor produksi yang berperan dalam peningkatan produktifitas padi. Salah satu upaya agar teknologi yang dihasilkaan oleh Badan Litbang Pertanian melalui inovasi pertanian dapat tersebar luas adalah melalui diseminasi dan sosialisasi berupa pengenalan, peragaan dan demonstrasi teknologi hasil penelitian/pengkajian di lapangan dihadapan masyarakat pengguna atau petani melalui kegiatan Gelar teknologi. Kegiatan gelar teknologi padi sawah dilaksanakan di Kampung Sidomulyo Distrik Oransbari Kab. Manokwari Selatan, tahun 2016, Jumlah petani operator 10 KK. Menggunakan varietas unggul baru inpari 7 dan inpari 30. Mendapatkan produksi gabah Inpari 7 sebesar ( 6,1 GKP) dan Inpari 30 ( 6,2 GKP). Hasil penerapan Gelar teknologi VUB Padi diperoleh nilai R/C atas biaya total sebesar 3,421 menunjukkan bahwa secara finansial usahatani padi biaya yang dicurahkan menguntungkan dengan tingkat keuntungan 3,421 dari total biaya yang dicurahkan. Sedangkan nilai hasil perhitungan nilai B/C atas biaya penerimaan kurang biaya pengeluaran mendapatkan nilai 2,421 pada usahatani padi artinya setiap satuan biaya yang dikeluarkan sebesar 2,421 akan diperoleh hasil penjualan 2 kali lipat. Hasil ini menunjukkan bahwa usaha tani padi layak untuk dikembangkan.
- ItemIMPLEMENTASI PROGRAM PUAP DI PAPUA BARAT(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2015) Sutisna, Entis; Halijah; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratProgram PUAP yang telah diimplementasikan di 33 provinsi sejak tahun 2008, nampaknya akan segera berakhir. Pada tahun 2016 akan dilanjutkan dengan pengembangan LKM-A. Di Provinsi Papua Barat selama 8 tahun berjalan, program tersebut telah berhasil merekrut 995 gapoktan PUAP dengan jumlah dana yang tersalurkan sebanyak 99,5 miliar. Namun demikian program ini belum mampu menciptakan LKM-A secara optimal (hanya 13% LKM-A) dari jumlah gapoktan yang telah terbentuk. Permasalahan yang tercatat selama pelaksanaan program PUAP di Papua Barat antara lain; Rendahnya tingkat koordinasi, lemahnya kinerja PMT dan PP, dan kurangnya kompetensi pengurus gapoktan dalam mengelola organisasi dan keuangan dana gapoktan.
- ItemMEMBANGUN SINERGI ANTARA PENELITI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN DAN PENYULUH PERTANIAN DALAM RANGKA DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI PROVINSI PAPUA BARAT(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2015) Hidayat, Galih W.; Halijah; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat
- ItemPENGKAJIAN SISTEM TANAM IP 200 JAGUNG PADA AGROEKOSISTEM LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Amir; Halijah; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratPengkajian dilaksanakan pada lahan sawah tadah hujan milik petani di desa Paddinging Kabupaten Takalar dari Januari – Desember 2014. Luas lahan sawah tadah hujan di kabupaten Takalar tercatat 8.393 Ha sebagai potensi pengembangan jagung. Dari luasan tersebut, yang dimanfaatkan dengan IP 100 tercatat 7.153 ha dan IP 200 baru tercatat 1.240 Ha, padahal peluang peningkatan produksi jagung melalui peningkatan IP200 jagung pada lahan sawah tadah hujan masih terbuka lebar. Kendala utama peningkatan IP pada lahan sawah tadah hujan adalah ketersediaan air pengairan. Dengan demikian perlu penerapan teknologi penyiapan lahan secara TOT untuk efisiensi waktu. Pengkajian ini didesain menurut RPT (Rancangan Petak Terpisah), varietas sebagai PU dan waktu tanam sebagai AP dengan tiga ulangan. Pengkajian ini bertujuan meningkatkan produksi pipilan kering dan pendapatan petani jagung melalui peningkatan IP 200 jagung pada lahan sawah tadah hujan. Hasil pengkajian menunjukkan Sistem tanam IP 200 jagung pada agroekosistem lahan sawah tadah hujan di Kabupaten Takalar berpeluang untuk dikembangkan di Sulawesi Selatan pada agroekosistem sejenis. Hal ini didukung fakta hasil pengkajian yang menunjukkan terjadinya capaian produksi yang relatif atraktif.
- ItemPenyakit Blas Pada Tanaman Padi dan Cara Pengendaliannya(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2019) Halijah; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat
- ItemPepaya Merah Delima(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2019) Halijah; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat
- ItemPTT PADI LADANG(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2020) Ariza, Muhamad F.U.; Konyep, Sostenes; Hidayat, Galih W.; Senna, Arya B.; Pratiwi, Rinjani A.; Halijah; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat
- ItemRESPON PETANI TERHADAP TEKNOLOGI USAHATANI PADI SAWAH MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN DI KONAWE UTARA SULAWESI TENGGARA(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Zainuddin, Yuliani; Sjamsiar; Halijah; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratSwasembada pangan menjadi target utama program pembangunan pemerintah tiga tahun ke depan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang bersinergi dengan lintas instansi, penuh semangat menyingsingkan lengan, menyatukan misi, mengikis rasa ego sektoral, berjibaku bekerja, bekerja dan bekerja menyongsong program swasembada pangan. Kajian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Oktober 2016 di Kelurahan Tinobu Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe. Tujuan untuk mengetahui respon petani terhadap teknologi usahatani Padi sawah di Kabupaten Konawe Utara. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut potensi untuk pengembangan padi sawah. Teknik pengumpulan data dengan cara acak sederhana oleh 20 orang petani Padi sawah. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi Data primer: karakteristik petani, produktivitas, penyebaran media dan respon petani terhadap teknologi yang diintroduksikan untuk melihat respon petani menggunakan analisis Prilaku petani. Adapun cara menggali Aspek Perilaku petani dengan cara menyusun pertanyaan meliputi aspek Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan. Dari hasil kajian Petani mengetahui keunggulan teknologi yang diintroduksikan antara lain hasil produktivitas VUB Inpari 15 parahyangan adalah 6,3 t/ha dan Inpari 30 Ciherang Sub 1 adalah 7,3 t/ha, serta petani mengetahui cara penerapan teknologi padi sawah spesifik lokasi. Respon petani terhadap teknologi yang diintroduksikan termasuk kategori TSS (tinggi, sedang, sedang) dengan Pengetahuan 76,87%, Sikap 48,75% dan Keterampilan 40,00% Ini menunjukkan bahwa petani sangat mersepon adanya inovasi baru teknologi padi sawah di Kabupaten Konawe Utara dan untuk lebih mengoptimalkan lagi perlu pendekatan partisipatif melalui pertemuan-pertemuan kelompok dan pelatihan-pelatihan tentang teknologi Padi sawah sehingga dapat meningkatkan produksi.