Browsing by Author "Hakim, Lukman"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemKarakterisasi Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Plasma Nutfah Kacang Hijau(Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah, 1996) Hakim, Lukman; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianKarakterisasi Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Plasma Nutfah Kacang Hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mempertahankan dan melestarikan plasma nutfah kacang hijau serta mendapatkan informasi sifat-sifat kuanlitatif dan kuantitatif yang sangat beimanfaat dalam program pemuliaan. Sebanyak 409 plasma nutfah kacang hijau telah ditanam di IP Muara, pada MK 1995. Setiap genotipe ditanam sebanyak 3 bans sepanjang 3 m dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm. Pemupukan 50 kg urea + 100 kg TSP, dan 50 kg KCl/ha. Dari hasil penelitian ini diperoleh 4 genotipe yang berumur sangat genjah (59 hari), 6 genotipe mempunyai ukuran biji besar (6,7 - 7,4 g/100 biji), 12 genotipe memiliki sifat tahan atau toleran terhadap penyakit bercak daun Cercospora dan 3 genotipe menunjukkan sifat tahan atau toleran terhadap penyakit Powdery mildew. Dari penelitian ini diperoleh informasi bahwa varietas-varietas yang miliki tanaman yang tinggi dapat menghasilkan bobot biji pertanaman yang tinggi, tetapi umur panennya cenderung semakin dalam.
- ItemKeragaman Genetik Plasma Nutfah Kacang Hijau Introduksi dari AVRDC Taiwan(Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah, 2000) Hakim, Lukman; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianSebanyak 200 aksesi plasma nutfah kacang hijau introduksi dari AVRDC Taiwan dievaluasi di Instalasi Penelitian Cikeumeuh pada MK 1998. Setiap aksesi ditanam tiga baris sepanjang 5 m dengan tiga ulangan, jarak tanam 40 x 20 cm. Plasma nutfah yang diuji ternyata memiliki keragaman sifat yang cukup besar terutama pada umur panen, tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong/tanaman, panjang polong, dan bobot biji/ tanaman. Dari 200 aksesi yang diuji diperoleh 11 genotipe yang berdaya hasil tinggi, empat genotipe berumur genjah, tiga genotipe mempunyai ukuran biji besar, dan dua genotipe tahan penyakit bercak daun Cercospora. Dari pengujian ini diperoleh pula informasi bahwa nomor-nomor aksesi yang memiliki tanaman yang tinggi menghasilkan bobot biji/tanaman yang tinggi, tetapi umur tanaman cenderung dalam. Umur panen, tinggi tanaman, bobot 1000 biji dan bobot biji/tanaman berkorelasi nyata dengan hasil. Jumlah cabang dan umur tanaman berkore lasi positif dengan intensitas penularan penyakit Cercospora
- ItemPenampilan Hasil Beberapa Varietas dan Galur Kacang Hijau pada Lingkungan Tumpangsari dengan Jagung(Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah, 2000) Hakim, Lukman; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianSebanyak 14 genotipe kacang hijau telah dievaluasi di Instalasi Penelitian Cikeumeuh pada MK 1999, menggunakan rancangan petak terpisah, tiga ulangan. Petak utama adalah cara tanam monokultur dan tumpangsari kacang hijau dengan jagung. Anak petak terdiri dari 14 varietas/galur kacang hijau.Ukuran petak 3,2 x 4 m, jarak tanam kacang hijau 40 x 20 cm, dan jarak tanam jagung 200 x 25 cm. Cara tanam, varietas, dan interaksi cara tanam x varietas menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap hasil. Pada cara monokultur, rata-rata hasil kacang hijau mencapai 1,5 t/ha, sedangkan pada sistem tumpangsari hanya 0,9 t/ha Penurunan hasil pada sistem tumpangsari disebabkan oleh perkembangan penyakit Powdery mildew, di samping persaingan cahaya dan penyeapan hara oleh tanaman. Hasil kacang hijau pada perlakuan monokultur berkisar 1,0-1,7 t/ha sedang pada perlakuan tumpangsari 0,6-1,4 t/ha. Hasil tertinggi pada perlakuan monokul tur dicapai oleh varietas Merpati dan galur VR2764 masingmasing 1,7 t/ha. Pada perlakuan tumpangsari, hasil tertinggi di capai oleh galur VR2768, varietas Walet, dan VR1973 masingmasing 1,4; 1,3; dan 1,2 t/ha, ketiganya memiliki daya adaptasi yang cukup baik pada lingkungan tumpangsari.
- ItemPengelolaan dan Pemanfaatan Plasma Nutfah Kacang Hijau(Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah, 1998) Hakim, Lukman; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPengelolaan dan Pemanfaatan Pla^ma Nutfah Kacang Hijau. Koleksi plasma nutfah kacang hijau di Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan saat ini terdapat 1013 genotipe, yang terdiri dari 142 varietas lokal, 833 varietas introduksi, 25 galurharapan dan mutan, dan 13 varietas unggul. Sebanyak 500 dari 1013 genotipe kacang hijau telah dikarakterisasi sifat morfologi, agronomi, dan sifat-sifat penting lainnya. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa plasma nutfah mempunyai keragaman cukup tinggi, yang sangat membantu keberhasilan program pemuliaan. Analisis korelasi fenotipik terhadap 500 genotipe kacang hijau yang telah dikarakterisasi menunjukkan bahwa tinggi tanaman, jumlah polong/tanaman, jumlah biji/polong dan bobot 100 biji berkolerasi positif dengan hasil. Melalui evaluasi terhadap genotipe tersebut diketahui adanya 4 genotipe yang tahan terhadap penyakit embun tepung, 3 genotipe tahan penyakit Cercosprora, dan 2 genotipe toleran naungan. Genotipe yang tahan penyakit embun tepung adalah galur PR298, PR2535, PR2543, dan PR2545 sedangkan genotipe yang tahan Cereospora meliputi galur VC1973, VC4828 dan varietas Walet. Walet dan VC1973, di samping tahan penyakit Cereospora juga memiliki sifat toleran naungan. Hasil evaluasi menunjukkan pula bahwa galur V79301 dan V3726 memiliki sifat masak polong serempak. Plasma nutfah kacang hijau telah banyak dimanfaatkan dalam perakitan varietas unggul. Sampai saat ini telah dihasilkan 13 varietas unggul kacang hijau dan yang populer di kalangan petani antara lain adalah varietas Merak, Walet dan No .129.