Browsing by Author "HIDAYAH, Nurul"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemAGILE LEADERSHIP dalam mewujudkan birokrasi yang adaptif(PPMKP, 2022-09) HIDAYAH, Nurul; PPMKPLeadership in the digital era is certainly different from traditional leadership in the previous era. Where currently a leader does not need to meet face to face but can use various applications to move the people he leads. In the adaptive code of behavior, a person is considered to be able to adapt when he is able to accept and be able to face change, be proactive in overcoming the demands of change and be innovative in responding to the competition he faces. But nowadays, where the demands for change are moving so fast, sometimes it is limited by slow leadership movements which should be balanced with agile leadership in responding to uncertainty/ambiguity in dealing with uncertain, uncertain and complex situations. Therefore, in research using descriptive conceptual method, the author tries to describe several theories about agile leadership. agile, agile and pro-active which is a must in responding to the challenges of global change, especially in the VUCA era to create an adaptive bureaucracy. The results of the study indicate that the challenge in realizing an agile leader in realizing an adaptive bureaucracy is due to the still trapped S tate Civil Apparatus in a rigid, hierarchical Weberian bureaucratic system where decisions are concentrated on the top leadership, thus closing the opportunity for members they lead in implementing the concept of a more comprehensive public service. Adaptive
- ItemPENTINGNYA PENGENDALIAN PENYAKIT RAMAH LINGKUNGAN DALAM MENINGKATKAN MUTU TEMBAKAU CERUTU(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2008) HIDAYAH, Nurul; Titiek Yulianti; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratMakalah ini membahas komponen pengendalian yang ramah lingkungan serta kemungkinan aplikasinya pada ta-naman tembakau cerutu. Tembakau cerutu merupakan komoditas ekspor nonmigas yang memberikan kontribusi tinggi terhadap devisa negara Indonesia. Kualitas tembakau cerutu sangat menentukan harga lelangnya. Tembakau cerutu di-katakan berkualitas tinggi jika daunnya sehat dan bebas penyakit. Indonesia mempunyai beberapa jenis tembakau ceru-tu, dua di antaranya merupakan unggulan, yaitu cerutu deli dan cerutu besuki. Namun kedua jenis tembakau ini seka-rang menghadapi kendala produksi akibat adanya penyakit. Serangan bakteri Ralstonia solanacearum dan nematoda Pratylenchus pada areal pertanaman tembakau cerutu deli meningkat dari tahun ke tahun sehingga produksi dan pro-duktivitasnya terus menurun. Serangan bakteri pada tembakau cerutu deli sampai 15%. Penyakit utama tembakau cerutu besuki antara lain adalah penyakit patik (Cercospora nicotianae), lanas (Phytophthora nicotianae var. nicotianae), dan batang berlubang (Erwinia carotovora). Virus mosaik (TMV dan CMV) dan bethok (TEV) merupakan penyakit yang potensial menimbulkan kerugian. Kerugian yang ditimbulkan akibat penyakit pada tembakau cerutu besuki diperkirakan mencapai Rp2,4–12,45 juta/ha. Bahkan kerugian akibat penyakit busuk batang berlubang pada pertanaman tembakau bawah naungan (TBN) dan busuk di gudang pengering sehingga menyebabkan harga daun bahan pembalut turun men-jadi DM0,08–0,24/lembar daun. Pengendalian penyakit pada tembakau cerutu sampai saat ini masih mengandalkan pes-tisida kimiawi, padahal pentingnya keamanan suatu produk dan lingkungan sudah mulai dicanangkan sebagai salah satu syarat pemenuhan kualitas tembakau cerutu yang diajukan oleh pembeli tembakau cerutu. Selama ini budi daya ramah lingkungan yang memperhatikan konservasi tanah (tidak merusak kesuburan tanah); tidak mencemari tanah dan sumber air dengan pupuk dan pestisida kimiawi yang berlebihan; ikut melestarikan sumber daya hayati; melindungi hutan lin-dung; dan tidak menyebabkan pencemaran udara (emisi gas) belum bisa terpenuhi secara maksimal. Untuk memenuhi kriteria tersebut sekaligus keamanan konsumen, alternatif pengendalian yang lebih ramah lingkungan perlu segera di-kembangkan. Pengendalian penyakit yang ramah lingkungan antara lain adalah pengendalian yang lebih memperhatikan kesehatan masyarakat dan lingkungan serta mendukung pertanian jangka panjang yang berkelanjutan, misalnya dengan perbaikan sistem budi daya untuk menurunkan ketahanan hidup patogen, pemanfaatan musuh alami/antagonis yang su-dah tersedia di alam, perbaikan ekologi pertanian yang kondusif bagi antagonis dan ketahanan tanaman terhadap ce-kaman alam
- ItemPERKEMBANGAN PENYAKIT LAYU BAKTERI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DI KP MUKTIHARJO(Bayumedia Publishing, 2008) HIDAYAH, Nurul; Titiek Yulianti; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratPenyakit layu bakteri pada jarak pagar disebabkan oleh Ralstonia solanacearum. Penyakit ini banyak ditemukan di KP Muktiharjo. Pengamatan di percobaan pemupukan menunjukkan tidak ada pengaruh dosis pupuk N, P, maupun K terhadap keparahan penyakit. Kerapatan tanaman juga tidak berpengaruh secara nyata meskipun ada kecenderungan semakin jarang jarak tanam semakin berat serangannya. Baik ditanam di polibag terlebih dahulu maupun ditanam secara langsung. Bahan tanam yang berasal dari biji cenderung lebih rentan terhadap serangan patogen ini yakni de-ngan keparahan penyakitnya mencapai 41,67% dibanding dari setek.
- ItemPersamaan persepsi Coach, Mentor dan Penguji sebagai penentu output Aktualisasi Peserta Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS(PPMKP, 2022-03) HIDAYAH, Nurul; PPMKPEquality of perception actually equates opinions and thoughts for the same goal. In the implementation of Habituation on Agenda IV, the role of coaches, mentors and examiners is one of the determining factors for the success of participants in understanding the design content and actualization reports carried out during habituation in addition to of course the ability of the participants themselves to knit understanding of the concepts that have been learned from agenda I, II and III to be internalized in their duties and functions during the probationary period as a Candidate for Civil Servants. However, it often happens that the mentoring of coaches while on campus or of mentors at work (off campus) does not meet the targets when the seminar design and actualization process gets responses and questions that are less relevant from examiners who incidentally do not have a complete understanding of the output. design assessment and participant actualization reports. This study is intended to see the impact of the examiner's competence on the determination of the participants' passing criteria. The method used is a descriptive method with a survey approach through in-depth interviews with the coach and participants as respondents and observing the results of the graduation of participants in each class of Latsar Group III implementation in several Implementations of the 2021 Latsar. Data collection was carried out using the sampling method. The results of the study show that although the Training Organizer seeks to have a common perception for determining the final results of the participants' graduation, the graduation rankings often cause disappointment for participants due to the different perspectives of the examiners. So it raises the assumption that whatever effort is made to produce actualization output depends on how the end result of the tester is. Therefore, this study recommends two things to the organizers, namely the establishment of a balanced mechanism in assigning scores and appointing examiners who are not only competent in terms of the substance to be tested but more importantly understand the target values contained in the assessment format that has been determined.
- ItemRESPON AKSESI WIJEN (Sesamum indicum L.) TERHADAP INFEKSI PENYEBAB PENYAKIT REBAH KECAMBAH (Sclerotium rolfsii)(Hidayah dan Cece Suhara, 2007) HIDAYAH, Nurul; Cece Suhara; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratPenyakit rebah kecambah (damping off) yang disebabkan oleh Sclerotium rolfsii merupakan salah satu penyakit utama pada tanaman wijen. Penggunaan varietas tahan penyakit merupakan alternatif pengendalian yang tepat untuk melindungi tanaman wijen dari infeksi patogen ini. Untuk mengetahui tingkat ketahanan plasma nutfah wijen (Sesamum indicum L.) terhadap penyakit rebah kecambah, sebanyak 30 aksesi wijen diinokulasi S. rolfsii dengan cara menaburkan sekam yang sudah diinfestasi S. rolfsii dengan dosis 50 g/bak plastik di atas medium tanah dalam bak plastik kemudian ditutup dengan pasir steril. Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 1 aksesi bersifat moderat, 13 aksesi bersifat rentan, dan 16 aksesi bersifat sangat rentan.