Browsing by Author "HELIYANTO, Bambang"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemKONSEP DESA MANDIRI ENERGI(Bayumedia Publishing, 2008) HELIYANTO, Bambang; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratDesa Mandiri Energi (DME) merupakan pola pengembangan pedesaan berbasis kepada konsep terintegrasinya kegiatan dalam sebuah sistem yang terdiri atas subsistem input, subsistem produksi primer atau usaha tani (on farm), subsistem pengolahan hasil, subsistem pemasaran, dan subsistem layanan dukungan (supporting system). Kriteria dan persyaratan agar DME berjalan sinergis dan berkesinambungan, adalah: a) Ditujukan untuk penciptaan lapangan kerja, pengurangan tingkat kemiskinan, dan penyediaan energi di pedesaan, b) Pengembangan energi di pedesaan harus sejauh mungkin melibatkan peran serta semua masyarakat, dari awal sampai akhir. Dengan demikian mereka akan merasa ikut memiliki dan bertanggung jawab atas keberlanjutan dari program tersebut, c) Lokasinya bisa di desa nelayan, desa ter-tinggal dan terpencil, d) Komoditas yang dikembangkan mengacu pada kelayakan agroklimat dan sosial ekonomi se-tempat, e) Wilayah pengembangan DME tidak dibatasi oleh wilayah administratif suatu desa. Pengertian desa dalam DME lebih mengacu pada kelayakan teknis dan sosial ekonomis, bukan wilayah administrasi, f) Kelembagaan dan ska-la usahanya berbentuk koperasi atau kelompok usaha kecil dan menengah, pemerintah (pusat dan daerah) memberikan bantuan khusus berupa saran produksi (bibit, kebun induk, mesin peralatan, dan sarana lainnya) untuk daerah terpilih. Mengingat banyaknya jumlah desa yang termasuk kategori desa tertinggal, implementasi program pembangunan desa mandiri harus dilakukan secara bertahap. Ada 3 pola pembelian produk yang bisa dilakukan dalam program DME jarak pagar, yaitu: i) koperasi menjual jasa pengepresan biji jarak menjadi minyak, yang kemudian akan dipakai petani sen-diri untuk keperluan rumah tangganya, ii) koperasi membeli biji jarak dari petani dengan harga yang disepakati, kemu-dian menjual minyaknya pada petani, dan iii) koperasi membeli minyak dari kelompok tani dengan harga yang disepa-kati.
- ItemPENGEMBANGAN BAHAN TANAM UNGGUL JARAK PAGAR DAN KONSEP CLUSTER PIONEER(Surya Pena Gemilang, 2009) HELIYANTO, Bambang; Hasnam; Rr. S. Hartati; C. Syukur; D. Pranowo; S.E. Susilowati; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, MalangPemerintah Indonesia sudah menetapkan minyak jarak pagar sebagai salah satu sumber BBN nasional. Untuk menunjang program tersebut, Balittas bersama Puslitbangbun dan instansi terkait lainnya ditugasi untuk menyiapkan bahan tanam unggulan dan teknologi budi dayanya. Untuk itu koleksi spesies dan provenan telah dimulai pada akhir 2005, dan telah terkumpul 15 provenan/subprovenan dari berbagai daerah/populasi untuk disebarkan ke petani jarak pa-gar. Melalui seleksi rekuren sederhana, kemajuan yang cukup berarti dan bertahap dapat dicapai pada tahun 2006 dan 2007. Produktivitas tanaman meningkat dari 0,36 ton (IP-0) menjadi 0,97 ton biji kering per hektar (IP-1) pada siklus-1, kemudian meningkat menjadi 2,2 ton (IP-2) pada siklus-2 pada provenan Lampung. Demikian juga pada provenan Nusa Tenggara Barat, produktivitas biji kering meningkat dari 0,43 ton (IP-0) menjadi 1,0 ton (IP-1) pada siklus-1 kemudian 1,9 ton (IP-2) pada siklus-2. Diperkirakan produktivitas jarak pagar IP-2 akan mencapai 6–7 ton per hektar sesudah tahun ke-4 dan seterusnya. Pada MT 2008 telah berhasil diidentifikasi populasi IP-3 dengan potensi produksi 8–10 ton per hektar. Hasil penelitian simulasi menunjukkan bahwa dengan teknologi yang tersedia, usaha tani jarak pagar secara eksklusif hanya untuk produk minyak masih menimbulkan kerugian di pihak petani selama dua tahun pertama. Untuk menanggulangi hal tersebut diusulkan pemanfaatan jarak pagar secara terpadu dengan produk-produk lainnya (diversi-fikasi), di samping upaya peningkatan potensi produksi tanaman melalui program pemuliaan. Dalam pengembangan ja-rak pagar, Pemerintah Indonesia mencanangkan konsep Desa Mandiri Energi (DME) berbasis jarak pagar, dengan me-manfaatkan kelembagaan yang tersedia atau baru terbentuk. Melalui cluster pioneer diharapkan pelaksanaan program ini akan berjalan lebih cepat, sehingga realisasi penciptaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan dapat terwujud dalam waktu dekat. Penelitian jarak pagar di masa datang ditujukan untuk peningkatan produktivitas tanaman, melalui pengembangan varietas unggul atau hibrida dengan potensi produksi di atas 10 ton biji kering per ha serta upaya-upaya secara bertahap untuk pemanfaatan secara maksimum seluruh potensi jarak pagar.