Browsing by Author "Gunanto, Andri"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemEvaluasi Kinerja Mesin Panen Padi Pada Lahan Pasang Surut(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2008-04) Sulistiadji, Koes; Rosmeika, Rosmeika; Gunanto, Andri; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianLahan pasang surut mempunyai potensi untuk ditanami padi, namun terbatasnya jumlah tenaga kerja untuk panen merupakan kendala yang harus diatasi. Saat ini di Indonesia berkembang tiga jenis mesin panen padi, yaitu stripper tipe Riding, stripper tipe Walking, dan mesin sabit mower. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja kerja mesin panen tersebut di lahan pasang surut. Metode yang digunakan adalah metode evaluasi kinerja teknis, pengamatan susut tercecer, dan analisis finansial. Data unjuk kerja teknis yang didapat adalah Stripper tipe Riding mempunyai kapasitas kerja lapang 2,5-4,2 jam/ha, efisiensi kerja lapang 52,52 %, dan losses 7,8 %. Sedangkan stripper tipe walking mempnyai kapasitas kerja lapang 7,5 jam/ha, efisiensi kerja 80 %, dan losses 1,68-2,10 %. Mesin sabit mower mempunyai kapasitas kerja lapang 18 jam/ha, efisiensi kerja 95,5 %, dan losses 0,35 %. Sedangkan analisis finansial menunjukkan bahwa tiga jenis mesin panen padi yang dievaluasi lebih murah dibandingkan cara panen padi manual.
- ItemEvaluasi Kinerja Teknis Mesin Pencacah Hijauan Pakan Ternak(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2006-10) Hidayat, Muhammad; Harjono, Harjono; Marsudi, Marsudi; Gunanto, Andri; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianStabilitas usaha ternak ruminansia sangat tergantung pada ketersediaan pakan baik kualitas, kuantitas dan kontinyuitas pakan sepanjang tahun. Ketersediaan hijauan pakan umumnya tidak bisa terpenuhi terutama pada musim kemarau. Jerami padi yang persediaannya cukup melimpah dapat digunakan untuk bahan pakan yang bernutrisi tinggi setelah melalui beberapa proses pengkayaan nutrisi seperti yang telah dilakukan peternak. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa jerami padi yang akan diolah menjadi bahan pakan harus dicacah sepanjang 2 – 5 cm agar pengaruh mikroorganinsme dapat lebih cepat dan merata. Proses pencacahan yang dilakukan petani masih secara manual dengan kapasitas 5 – 6 kg jerami segar/jam. Untuk meningkatkan kapasitas kerja petani telah direkayasa mesin pencacah jerami padi yang mampu untuk mencacah jerami segar maupun jerami kering. Hasil Rancang bangun alat-mesin pencacah jerami terdiri dari 5 komponen utama yaitu rangka utama, unit pengumpan, unit pencacah, unit penyaluran hasil dan sistem penerusan daya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja teknis mesin pencacah jerami untuk bahan pakan ternak. Metode yang dilakukan terdiri dari persiapan bahan uji, instrumen uji, uji unjuk kerja dan analisa hasil. Uji unjuk kerja mnggunakan jerami segar dengan kadar air 55 % dan jerami kering dengan kadar air 23 % masing masing dilakukan 5 kali ulangan. Uji unjuk kerja menghasilkan kapasitas 401,13 kg/jam untuk jerami kering dan 1126,06 kg/jam untuk jerami basah dengan konsumsi bahan bakar rata-rata 1,34 l/jam, efisiensi pencacahan rata-rata 94,33 % dan tingkat kebisingan suara 84 db
- ItemRancang Bangun Mesin Perontok Padi Bermotor Tipe Lipat Menggunakan Drum Gigi Perontok TipeStripping Rasbar(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2008-10) Sulistiadji, Koes; Rosmeika, Rosmeika; Gunanto, Andri; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPeningkatan intensitas tanaman membutuhkan peningkatan tenaga kerja. Keterbatasan tenaga menuntut alternatif penggunaan tenaga mekanis. Diantara kegiatan budidaya padi kegiatan perontokan secara manual (gebot) memerlukan tersedianya tenaga manusia cukup besar dan merupakan pekerjaan yang cukup melelahkan. Terdapat dua cara merontok padi, yaitu secara manual (gebot) dan secara mekanis menggunakan mesin perontok thresher. Merontok padi dengan cara gebot atau menggunakan thresher umumnya didahului dengan panen menggunakan sabit. Kapasitas kerja merontok menggunakan gebot tidak ada yang melampaui 100 kg/jam/orang, merontok menggunakan pedal thresher antara 90 sampai 120 kg/jam/orang, merontok dengan power thresher 600 sampai 1.000 kg/jam (tergantung kapasitas mesin yang dipergunakan). Terjadinya angka susut tercecer yang besar saat panen padi umumnya diakibatkan proses panen dilakukan menggunakan tenaga manusia, besarnya angka susut tercecer dapat ditekan apabila digunakan mesin bermotor, karena semua mesin panen padi bermotor dirancang dan direkayasa untuk menghasilkan susut tercecer dibawah 2 %, apabila angka tersebut terlampaui maka terdapat 3 alternatif kemungkinan kesalahan yaitu (a) kesalahan pada operator, (b) kesalahan desain mesin itu sendiri, dan (c) kondisi lingkungan kerja yang tidak sesuai. Terdapat banyak jenis dan tipe alsin perontok padi, dipakai diberbagai klas usaha tani padi mulai dari usaha tani klas subsisten, menengah dan klas besar (agribisnis). Mahalnya harga mesin perontok padi yang beredar di pasaraan di Indonesia saat ini dipengaruhi oleh mahalnya harga enjin penggerak. Dari sekian banyak jenis dan tipe mesin perontok padi masih terdapat peluang untuk desain rekayasa mesin perontok yakni jenis mesin perontok dengan kemampuan kinerja diantara Pedal thresher (kapasitas kerja 100 kg/jam) dengan Power Thresher (kapasitas kerja 600 kg/jam). Tujuan penelitian ini adalah melakukan rancang bangun prototipe mesin thresher lipat tipe stripping raspbar menggunakan drum dengan 8 gigi, dengan kriteria : (a) kecepatan putar optimum drum 200 rpm, (b) kapasitas kerja 200 sampai 300 kg per jam untuk komoditas padi, (c) bobot keseluruhan prototipe relatif ringan, (d) menggunakan penggerak enjin bensin 2 HP, 3.600 rpm, (e) konsumsi bahan bakar irit, (f) susut tercecer dibawah 1 %, (g) biaya pokok operasional per kg, relatif lebih murah dibanding dengan perontokan secara manual (gebot).
- ItemUji Kinerja Mesisn Panen padi untuk mendukung Pengembangan Lahan Gambut dan Pasang Surut(BPTP Jambi, 2008) Gunanto, Andri; Pitoyo, Joko; Sulistiadji, H. Koes; BPTP JambiPercepatan rehabilitasi dan revitalisasi kawasan PLG (Pengembangan Lahan Gambut) di Kalimantan Tengah merupakan pelaksanaan INPRES Nomor 2 Tahun 2007. Inpres tersebut intinya menugaskan 10 Menteri, Gubernur Kalimantan Tengah, Bupati Kapuas (Barat dan Selatan), Bupati Pulang Pisau dan Walikota Palangkaraya untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, sesuai tugas, fungsi dan kewenangannya untuk mempercepat rehabilitasi dan revitalisasi kawasan PLG. Kelompok Kerja (Pokja) yang disebutkan dalam INPRES tersebut adalah 1) Pokja Konservasi (Menteri Kehutanan), 2) Pokja Budidaya (Menteri Pertanian) dan 3) Pokja Pemberdayaan Masyarakat (Menakertrans). Kegiatan dengan judul “Uji Kinerja Mesin Panen padi untuk Mendukung Pengembangan Lahan Gambut” merupakan salah satu bagian kegiatan pada Program On-Top Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lahan Pasang Surut Kawasan PLG (Badan Litbang Pertanian) sesuai dengan Inpres terebut diatas yang telah dilaksanakan oleh Balai Besar Pengembangan (BBP) Mektan bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanah Rawa (BALITRA) di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, pada 18 , 19, dan 20 September 2007 di lokasi Blok C3, Dadahup, Kawasan PLG, Kalimantan Tengah terhadap stripper Gunung Biru, dan mesin sabit (Mower). Hasil kinerja yang layak dan ditinjau dari kapasitas kerjanya tidak berbeda nyata dengan jenis teknologi alsintan stripper yang lain yang pernah di uji coba di P. Jawa, respon petani Dadahup, Blok C 3 terhadap alsintan panen stripper Gunung Biru sangat baik dan petani telah mampu mengoperasikannya sendiri.