Browsing by Author "Fitri Viva Yuningsih, Aida"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemKajian Sistem Tanam Jajar Legowo terhadap Pertumbuhan dan Produksi Inpari 30 di Sulawesi Tenggara(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2019-12) Samrin; Zainuddin, Yuliani; Fitri Viva Yuningsih, Aida; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Kabupaten Konawe merupakan daerah utama penghasil padi utama di Sulawesi Tenggara. Dengan luas panen padi yaitu 49.858 ha, produksi 233.935 ton atau produktivitas 46.92 kuintal per hektar. Produktivitas tersebut masih termasuk rendah, karena hasil kajian BPTP Sultra tahun 2012 sudah mampu diperoleh nilai produktivitas antara 6-7 t/ha. Senjang hasil tersebut antara lain disebabkan penerapan teknologi usahatani padi di tingkat petani masih belum optimal, cara tanam yang belum sesuai anjuran teknologi, selain hambatan lahan dan iklim. Tujuan kajian ini untuk mengetahui pengaruh sistem tanam terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Kegiatan dilaksanakan di Kelurahan Inolobu, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe. Waktu pelaksanaan mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2016. Kajian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan, Sebagai perlakuan 4 sistem tanam yaitu tanam pindah jajar legowo 2:1, tanam pindah jajar legowo 6:1, transplanter jarwo 2:1 dan tegel sebagai pembanding. Setiap perlakuan di ulang sebanyak tiga kali, sehingga terdapat 12 petak pengamatan. Sampel pengamatan diambil secara diagonal pada tiap petak sebanyak 10 rumpun per petak. Sehingga didapatkan 120 sampel/rumpun pengamatan. Hasil menunjukkan bahwa sistem tanam jajar legowo 2:1 merupakan sistem tanam yang terbaik dibandingkan dengan sistem tanam lainnya. Sistem tanam jajar legowo 2:1 meningkatkan komponen pertumbuhan tanaman (jumlah anak maksimum, jumlah anakan produktif, dan tinggi tanaman dan komponen hasil (panjang malai, jumlah gabah per malai, bobot 1000 butir dan hasil gabah kering panen) (6,66 t/ha GKP)
- ItemTingkat Serangan Hama dan Penyakit pada Varietas Unggul Baru Padi Sawah di Kabupaten Konawe(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2019-12) Samrin; Fitri Viva Yuningsih, Aida; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Hama dan penyakit tanaman bersifat dinamis dan perkembangannya di pengaruhi oleh lingkungan biotik dan abiotik. Pada dasarnya semua organisme dalam keadaan seimbang (terkendali) jika tidak terganggu keseimbangan ekologinya. Di lokasi tertentu, hama dan penyakit tertentu sudah ada sebelumnya atau datang (migrasi) dari tempat lain karena tertarik pada tanaman padi yang baru tumbuh. Perubahan iklim stadia tanaman, budidaya, pola tanam, keberadaan musuh alami, dan cara pengendalian mempengaruhi dinamika perkembangan hama dan penyakit. Kegiatan di laksanakan di Kel. Lalosabila Kec. Wawotobi Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara mulai bulan Januari Juni 2016. Tujuan untuk mengetahui intensitas serangan hama dan penyakit padi sawah di Sulawesi Tenggara. Pengamatan hama dan penyakit dengan intensitas serangannya, pertumbuhan tanaman, dan produksi dilakukan dengan cara menentukan 10 rumpun contoh secara diagonal pada tiap-tiap varietas di pertanaman. Hasil pengamatan tercatat bahwa di lokasi pengkajian terdapat tujuh jenis hama dan penyakit yang menyerang padi sawah mulai dari fase vegetatif sampai fase generatif. Jenis-jenis hama tersebut adalah Rattus argentiventer (tikus), Scirpophaga innotata (penggerek batang padi), Cnaphalocrocis medinalis (hama putih palsu), Leptocorisa oratorius (walang sangit) sedangkan untuk jenis penyakit adalah Blast (Blas), Bacterail leaf blight (hawar daun bakteri), Brown spot (bercak coklat). Dari ketujuh jenis hama dan penyakit yang teramati hama tikus, penggerek batang dan Penyakit blas merupakan jenis hama dan penyakit yang menyerang semua jenis varietas unggul baru yang di uji. Produksi gabah kering panen (GKP) tertinggi dihasilkan oleh varietas Inpari 6 (7,6 t/ha), Inpari 24 (7,1 t/ha), Inpari 15 (6,9 t/ha), Inpari 31 (6,9 t/ha), Inpari 16 (6,6 t/ha), Ciherang (6,6 t/ha), Mekongga (5,9 t/ha), dan terendah Inpari 30 (4,5 t/ha).