Browsing by Author "Febrianto, Niko"
Now showing 1 - 12 of 12
Results Per Page
Sort Options
- ItemDeteksi Peste Des Petis Ruminants (PPR) Virus dengan Metode ELISA (ENZYME-LINKED IMUNOSORBENT ASSAY)(Balai Veteriner Bukittinggi, 2016) Martdeliza; Fitria, Yul; Febrianto, Niko; Sri, Wilna; desmira VM; Rahmi EP; Nurwan, Rio; AzfirmanPeste Des Petis Ruminants (PPR) adalah penyakit menular yang menyerang kambing dan domba. Penyakit ini merupakan Penyakit Mulut dan Kuku, Bluetongue dan Rinderpest. Masa inkubasi 3-6 hari, gejala klinis berupa demam mendadak, depresi berat, kehilangan nafsu makan. Cairan hidung mucopurulen, diare berat dan busuk. Agen penyebab penyakit PPR adalah virus Peste des Petits Ruminants (PPRV) yang termasuk kedalam genus Morbillivirus, famili Paramyxoviridae. Mulai dari Tahun 2015 Balai Veteriner Bukittinggi melaksanakan pengambilan sampel serum kambing untuk diperiksa terhadap penyakit PPR. Hasil pengujian terdeteksi titer antibodi terhadap PPRV dari serum yang berasal dari Kota Jambi, Kota Pekanbaru, Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam dan Kota Batam. Hal ini menunjukkan bahwa kambing-kambing seropositif tersebut pernah terpapar virus PPR. Untuk konfirmasi perlu dilakukan isolasi dan identifikasi virus PPR, sehingga laboratorium perlu mengembangkan kemampuan baik dalam hal fasilitas maupun SDM sehingga mampu melaksanakan pengujian tersebut.
- ItemEvaluasi Pengujian Rabies dengan Menggunakan Anigen Rapid Rabies Antigen Test Kit(Direktorat Kesehatan Hewan, 2019) Rahmadani, Ibnu; Fitria, Yul; Helmi; Febrianto, Niko; Martdeliza; Uliantara, Gede Agus JoniRabies merupakan salah satu penyakit zoonosis yang masih menimbulkan permasalahan bagi kesehatan hewan dan kesehatan masyaraka di Indonesia. Pengujian yang cepat,mudah dan akurat sangat diperlukan di lapangan terutama di daerah yang jauh dari laboratorium pengujian. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi Anigen Rapid Rabies Antigen Test kit (Bio Note, Inc. Korea) dengan membandingan dengan uji dFAT (direct Fluorescence Antibody Technique) sebagai gold standard pengujian Rabies. 44 (empat puluh empat) otak anjing, kucing, kera, sapi dan kambing baik segar ataupun dalam pengawet gliserin yang berasal dari wilayah kerja Balai Veteriner Bukittinggi dan Balai Besar Veterinern Denpasar digunakan sebagai sampel. Hasil pengujian menunjukkan sensitifi tas pengujian 90% dan spesifi sitas sebesar 100%, dengan nilai kappa 0.909 (istimewa), Hal Ini menunjukkan Anigen Rapid Rabies Antigen Test Kit dapat dipergunakan untuk uji rabies secara cepat di lapangan.
- ItemGambaran Serologi Penyakit IBR Pada Sapi di Wilayah Kerja BVet Bukittinggi Tiga Tahun Terakhir (Tahun 2014-2016)(Balai Veteriner Bukittinggi, 2017) Susanti, Tri; Hartini, Rina; Fitria, Yul; Febrianto, NikoInfectious Bovine Rhinotracheitis (IBR) adalah penyakit pada sapi yang disebabkan oleh virus menular Bovine herpesvirus type-1/BHV-1. Penyakit IBR termasuk ke dalam kelompok penyakit hewan menular strategis yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian. Hal ini karena kerugian ekonomi yang ditimbulkannya seperti penurunan produksi susu, penurunan berat badan hewan serta menyebabkan keguguran atau abortus. Persentase Sero Positif IBR di wilayah BVet Bukittinggi dalam jangka waktu tiga tahun terakhir mengalami penurunan dari tahun 2014 ke 2015 sebesar 12,18%. Akan tetapi persentase seropositifnya mengalami kenaikan kembali pada tahun 2016 yaitu sebesar 4,66%. Dari tiga tahun ini, persentase paling tinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu 51,28%. Berdasarkan hasil pemeriksaan serologi ini dapat diketahui bahwa persentase serologi terhadap IBR di wilayah BVet Bukittinggi 3 tahun terakhir masih cukup tinggi. Sehingga upaya-upaya penanggulangan penyakit oleh berbagai pihak sangat perlu ditingkatkan untuk mencegah penyebaran penyakit semakin luas.
- ItemGambaran Serologis Antibodi Rabies dengan Beberapa Jenis Vaksin Rabies di Kabupaten Tanah Datar(Balai Veteriner Bukittinggi, 2016) Fitria, Yul; Oktavia, Vera; Putri, Rahmi Eka; Febrianto, Niko; MartdelizaProgram penanggulangan Rabies di Sumatera Barat telah dilakukan yaitu vaksinasi rutin yang dilakukan pada HPR dan eliminasi HPR liar. Pemilihan vaksin harus dipertimbangkan sesuai yang disarankan oleh OIE manual, vaksin yang dipilih harus memberikan kekebalan minimal satu tahun setelah vaksinasi. Penggunaan vaksin yang berbeda dilakukan pengukuran dengan deteksi antibodi rabies berupa ELISA, RFFIT ataupun alat ukur yang lain, sehingga akan memberikan gambaran serologis yang ditimbulkan setelah dilakukan vaksinasi. Metode sampling dilakukan dengan targeted pada HPR yang masih mungkin diambil atau dikendalikan serta terjangkau oleh petugas Dinas dengan syarat pernah dilakukan vaksinasi sebelumnya di Kabupaten Tanah Datar. Pengambilan sampel dilakukan dua kali dalam satu tahun anggaran. Hasil titer antibodi akan dianalisa berdasarkan vaksin yang digunakan dan waktu vaksin. Sample diuji dengan kit ELISA x dan RFFIT. Protektifitas yang ditimbulkan setelah vaksin rabies setelah umum 2 bulan dengan vaksin b dengan kit ELISA rabies x adalah 23%. Vaksin Rabies a masih protektif dalam waktu 1 tahun dengan kit ELISA yang masih terdeteksi dengan uji netralisasi RFFIT. Sehingga dari hasil ini diharapkan harus ada penelitian yang lebih komprehensif tentang penggunaan vaksin yang tepat dan kit ELISA yang tepat dalam pengujian dan anjing muda ras besar harus dilakukan booster vaksinasi.
- ItemKajian Epidemiologi Kasus Rabies di Propinsi Sumatera Barat dan Upaya Pemberantasannya Tahun 2004 s.d Bulan Juni 2019(Balai Veteriner Bukittinggi, 2019) Hartini, Rina; Fitria, Yul; Susanti, Tri; Mardaningsih, Etri; Arianti, Roza; Febrianto, Niko; Desmira V.M.; Rahmi E.P.; Nurwan, RioAnalisis kasus kejadian Rabies di Propinsi Sumatera Barat ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kejadian dan kecenderungan kejadian Rabies di wilayah ini selama 16 tahun terakhir (2004 s.d Bulan Juni 2019). Data yang diambil merupakan data hasil diagnosa Rabies dengan metode FAT. Data dianalisa dengan Analisa Deret Waktu (time Series Analicys) dan kecenderungan kejadiannya dianalisa dengan Metode Statistik Regresi Linier menggunakan Program Komputer Excell. Dari hasil analisis didapatkan bahwa kejadian Rabies cenderung menurun. Penurunan kejadian rabies sesuai dengan persamaan Y = -8.5x + 190.8 yang diperkirakan mencapai kejadian negatif diagnosa pada tahun 2025, lima tahun lebih cepat dibandingkan dengan target Pulau Sumatera Bebas Rabies pada tahun 2030. Sehingga diperlukan upaya yang lebih keras guna mencapai target dan upaya Pemberantasan dan Pembebasan Rabies di Pulau Sumatera, khususnya di Propinsi Sumatera Barat, serta dijalankannya program-program yang telah dibuat serta penegakan kembali peraturan-peraturan yang sudah ada.
- ItemKejadian Goiter pada Kambing Peranakan Etawa yang Diduga Disebabkan oleh Tanaman Goitronik di Wilayah Kerja Balai Veteriner Bukittinggi(Direktorat Kesehatan Hewan, 2018) Inarsih, Dwi; Anindita, Katamtama; Rahmadani, Ibenu; Febrianto, NikoPenyakit goiter merupakan penyakit yang muncul akibat kekurangan asupan iodium. Kekurangan kandungan iodium bisa terjadi baik secara langsung diakibatkan oleh kandungan iodium dalam tanah yang memang rendah maupun secara tidak langsung yang disebaabkan karena ada faktor penghambat atau menghalangi atau mengganggu dari kerja kelenjar tiroid. Tujuan kegiatan untuk menyelidiki kemungkinan dari penyebab pada kasus-kasus sejenis dan mempunyai kesamaan pada ternak kambing PE (Peranakan Etawa) di beberapa wilayah kerja Balai Veteriner Bukittinggi. Metode yang digunakan pada kasus yang terjadi yaitu berdasarkaan anamnesa, gejala klinis, patologi klinis dan histopatologi serta memperhatikan kondisi lingkungan sekitar kasus yang merupakan daerah penghasil sayur seperti bunga kol, brokoli, kubis, Lobak, Sawi, bayam dll. Dimana tanaman tersebut merupakan sumber goitronik yang tinggi. Adanya kematian pada kambing PE terutama yang baru lahir dalam keadaan lemah yang hanya mampu bertahan hidup 1 hingga 4 minggu serta adanya pembesaran kelenjar Tiroid. Kejadian ini terjadi berulang pada beberapa ekor kambing PE. Daerah kasus merupakan daerah penghasil sayuran dilereng gunung marapi dan singgalang, propinsi Sumatera barat. Dari kadaver yang mengalami pembengkaan kelenjar tiroid, setelah dilakukan pemeriksaan histopalogi terlihat adanya hiperplastik goiter. Pada beberapa kasus yang belum terlambat kejadiannya telah di terapi dengan mineral berupa garam beryodium pada induk selama bunting dan pada fetus yang lahir. Serta terjadi kesembuhan pada kasus yang di tangani secara cepat dan tepat. Kasus-kasus ini terjadi pada daerah-daerah penghasil sayuran. Dan kejadian ini terjadi diduga karena ternak memakan tanaman yang mengandung zat Goitronik.
- ItemMonitoring ND - Newcastle Disease di Wilayah Kerja Balai Veteriner Bukittinggi(Balai Veteriner Bukittinggi, 2015) Martdeliza; Febrianto, Niko; Wilna S; Rahmi EP; Nurwan, Rio; Desmira; Hartini, Rina; AzfirmanSalah satu sumber protein yang cara pemeliharaannya relatif mudah, hasilnya diperoleh dalam kurun waktu yang relatif singkat adalah beternak ayam.Tetapi beternak ayam sering terkendala beberapa penyakit unggas salah satunya ND. Penyakit ND disebabkan oleh Avian Paramyxovirus type-1 (APMV-1). Di Indonesia ND masih endemis, termasuk diwilayah kerja BVet Bukittinggi (Provinsi Sumbar, Provinsi Riau, Provinsi Jambi dan Provinsi Kepulauan Riau). BVet Bukittinggi tidak punya anggaran khusus untuk melakukan surveillans ND. Untuk tetap memonitoring ND diwilayah kerja setiap sampel yang berasal dari kegiatan surveillans Avian Influenza diperiksa terhadap ND. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberi gambaran penyakit ND di wilayah kerja BVet Bukittinggi. Dengan harapan data tersebut dapat dipakai oleh pihak yang berwewenang untuk memberantas penyakit ND. Dan akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.Pada Tahun 2015 sebanyak 1174 serum dari Provinsi Sumbar, 660 serum dari Provinsi Riau, 47 serum dari Provinsi Jambi dan 114 serum dari Provinsi Kepulauan Riau diuji secara serologis terhadap ND Hasilnya seroprevalensi ND Provinsi Sumatera Barat sebesar 55 %, Provinsi Riau sebesar 42 %, Provinsi Jambi sebesar 47 % dan Provinsi Kepulauan Riau sebesar 49 %. Kebanyakan masyarakat ternak sektor 4 belum memahami pentingnya vaksinasi untuk mencegah penyakit ND atau jika ada yang sudah mengetahui tetapi mereka kesulitan mendapatkan vaksin, dan juga belum bisa melakukan vaksinasi sendiri. Demikian juga tentang manajemen beternak, umumnya masih perlu ditingkatkan. Sehingga masih dibutuhkan bimbingan dan kerja keras dari dinas peternakan setempat/bidang yang membawahinya
- ItemPemetaan Kasus Rabies dan Korban Gigitan Hewan Penularan Rabies di Propinsi Sumatera Barat Tahun 2016(Balai Veteriner Bukittinggi, 2017) Hartini, Rina; Fitria, Yul; Martdeliza; Susanti, Tri; Febrianto, Niko; Desmira VM; Rahmi EP; Nurwan, RioRabies adalah penyakit infeksi akut yang menyerang susunan syaraf pusat. Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang bersifat zoonosis. Peneguhan diagnosa kasus rabies dapat diketahui melalui pemeriksaan sampel otak di laboratorium. Pemeriksaan sampel otak di laboratorium BVet Bukittinggi tahun 2016 menunjukkan persentase hasil positif rabies sekitar 84%. Hewan penular rabies (HPR) yang paling sering ditemukan adalah anjing. Data kasus rabies dan korban gigitan HPR ini dikumpulkan di Seksi Informasi Veteriner dengan menggunakan program Infolab dan pengolahan datanya dilakukan dengan Program excell. Dari data ini dapat diketahui bahwa korban gigitan anjing rabies paling tinggi adalah dari kelompok umur 10-19 tahun dan korban gigitan paling banyak adalah berjenis kelamin laki-laki. Untuk lokasi gigitan, paling banyak terjadi pada daerah kaki dan tangan. Risiko manusia untuk kontak atau tergigit anjing akan meningkat sebanding dengan seberapa sering kontak atau interaksi dengan anjing. Oleh karena itu, untuk mendukung kegiatan pengendalian dan pemberantasan rabies, sangat diperlukan komitmen pemerintah dan kewaspadaan masyarakat terhadap gigitan anjing rabies sehingga diharapkan dapat menekan kejadian kasus rabies dan mengurangi kasus gigitan, terutama gigitan yang terjadi pada kelompok umur anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa.
- ItemPerbandingan Hasil Uji KIT ELISA Deteksi Antibodi dan Antigen Hog Cholera di Balai Veteriner Bukittinggi(Balai Veteriner Bukittinggi, 2017) Fitria, Yul; Febrianto, Niko; Rahmi E.P.; Nurwan, Rio; Desmira; Sri, Wilna; Miswati, Yuli; MartdelizaTelah dilakukan uji deteksi antigen dan antibodi dengan metode ELISA di Balai Veteriner Bukittinggi. Untuk melihat sensitifitas uji dengan konfirmasi dengan uji RT PCR. Dengan menggunakan 71 sampel serum, diuji dengan kit ELISA deteksi antigen dan antibodi, dan ada kesamaan uji positif antibodi dengan deteksi RT PCR. 26 sampel positif antibodi dan positif deteksi RT-PCR sedangkan secara antigen hanya terdeteksi 7 dari sampel.
- ItemPerbandingan Titer Antibodi Rabies Empat Vaksin Rabies pada Kelinci dengan Metode ELISA (ENZYM LINKED IMMUNO ASSAY) dan RFFIT (Rapid Fluorescent Focus Inhibition Test)(Balai Veteriner Bukittinggi, 2016) Fitria, Yul; Febrianto, Niko; Putri, Rahmi Eka; Subekti, Didik TulusPenggunaan vaksin yang benar dalam penanggulangan virus sangat penting dalam program vaksinasi. Vaksin yang benar dengan respon imun yang cepat, masa kebal yang lama akan efektif dan efisien di lapangan. Pengujian beberapa vaksin yaitu dengan 4 vaksin dengan menggunakan kelinci dalam 3 kelompok dengan perlakuan booster beberapa kali kemudian diambil sampel pada hari yang telah ditentukan hari 0, 14, 28, 35, 54. Dilakukan uji ELISA dan RFFIT. RFFIT dilakukan pada hari 35, 54 dan bulan ke 9. Empat vaksin memberikan respon yang berbeda, respon yang bagus adalah vaksin B. Penelitian ini harus dilakukan penelitian yang lebih lanjut pada anjing di lapangan.
- ItemSurveillans Clasical Swine Fever di Propinsi Sumatera Barat dalam Rangka Mempertahankan Status Bebas(Balai Veteriner Bukittinggi, 2015) Hartini, Rina; Martdeliza; Febrianto, Niko; Oktavia, Rahmi; Sri, Wilna; Nurwan, Rio; Miswati, Yuli; AzfirmanSumatera Barat sudah dinyatakan bebas Hog Cholera atau Clasical Swine Fever (CSF) berdasarkan Keputusan Menteri No.:181/KPTS/PD.620/2/2014, perlu terus dilakukan surveilans untuk detect desease dalam rangka mempertahankan status bebas. Perhitungan jumlah sampel yang dibutuhkan di Propinsi Sumatera Barat dengan menggunakan Detect Desease. Jumlah sampel (sample size) dihitung dengan menggunakan program win episcop 2.0 untuk detect Desease dengan populasi target sebanyak 500 ekor di propinsi Sumatera Barat, tingkat konfidensi 95%, perkiraan aras infeksi Hog Cholera 5% dan galat (random error sebesar 5% adalah sebanyak 179 sampel. Pemeriksaan antibodi CSF dilakukan secara Elisa Kompetitif. Reagen yang digunakan berupa Kit ELISA antibodi CSF VDPro ® CSFV Antibody C-ELISA Kit. Rev. 05, sedangkan Darah Antikoagulan dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan metode PCR. Tahun 2014 sampel surveillan dan diagnosa penyakit Hog Cholera di Propinsi Sumatera Barat yang terdapat di Kabupaten Padang Pariaman, Kecamatan Batang Anai dan Kabupaten Pasaman, Kecamatan Panti yang ditargetkan sampel sebanyak 179 sampel, dari kegiatan diperoleh sampel sebanyak 105 sampel. Dari hasil pemeriksaan diperoleh 100 % seronegatif. Pengawasan check point perlu terus ditingkatkan dan diperketat penerbitan SKKH-nya dengan mengharuskan berdasarkan hasil uji laboratorium berwenang dengan hasil negatif hog cholera dan deteksi, lapor dan respon cepat jika dilapangan ditemukan gejala klinis mirip CSF.
- ItemUji Validitas RFFIT (Rapid Fluorescent Foci Inhibition Test) di Balai Veteriner Bukittinggi(Direktorat Kesehatan Hewan, 2019) Fitria, Yul; Putri, Rahmi Eka; Febrianto, Niko; Arianti, Roza; Nurwan, Rio; Mudaris, Desmira V; Subekti, Didik TulusRFFIT (Rapid Fluorescent Foci Inhibition Test) merupakan uji netralisasi serum rabies untuk mengukur kemampuan antibodi spesifi k dan nonspesifi k rabies menghambat infeksi virus dan perkembangan virus. Penelitian terbatas ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan uji RFFIT yang dilakukan di Balai Veteriner Bukittinggi. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan serum anjing yang sudah jelas status vaksinasi. Kegiatan ini menggunakan 51 serum yang telah diketahui riwayat vaksinasi dan dilakukan pemeliharaan di kandang Hewan Coba Balai Veteriner Bukittinggi. Hasil uji validitas RFFIT di Balai Veteriner Bukittinggi adalah sensitifi tas 97,56% ( 87,15-99,94%), Spesifi sitas 90,00% (55,49%-99,75%), , Nilai Prediktif Positif 90,00%(56,23%-98,44%) dan Nilai Prediktif Negatif 90,00% (56,23%-98,44%), Nilai Akurasi 96% dan AUC 0,94 (0,833-0,986). Nilai Validitas yang dihasilkan sangat baik diatas 90,00%.