Browsing by Author "Faizah"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemInduksi Sistem Kekebalan Seluler Khas Rabies dengan Vaksin Rabies Peroral dan Perinjeksi pada Anjing KamPung(Balai Besar Veteriner Maros, 2012) Faizah; Putra, Anak Agung Gde; Yudianingtyas, Dini Wahyu; Hendrawati, Ferra; Ratna; Suanti; Perpustakaan Balai Besar Veteriner MarosPenyakit rabies merupakan penyakit zoonosis dan bersifat fatal pada hewan berdarah panas termasuk manusia. pengenalan pengunaan vaksin oral di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan cakupan vaksinasi. Penelitian pada tingkat laboiatorium telah dilakukan mengenai tantang uji keamanan, efikasi, kemampuan memakan umpan dan mengunyah vaksin, titer antibodi humoral, dan cell medioted imnunity dalam hal ini produksi sitokin berupa interferon gamma dan interleukin-2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran respon kekebalan ssluler (IFN-ƴ dan IL-2) pada anjing yang telah divaksin dengan vaksin oral SAG2 dan vaksin parenteral Rabisin dan Rabivet Supra 92. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekebalan seluler (interleukin-2 dan interferon gamma) hasil induksi dari vaksin oral SAG2 pada anjing lokal tidak berbeda nyata dengan vaksin parenteral Rabisin dan Rabivet Supra 92.
- ItemLaporan Kasus Rabies Pada Kambing(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2001-08) Faizah; Alfinus; Balai Besar Veteriner MarosPenyakit rabies (anjing gila) pada orang awam diketahui hanya pada anjing, kucing atau kera. Pada tulisan ini dilaporkan kasus rabies pada kambing yang diterima oleh BPPH Wilayah VII Maros. Salah satu kasus penyakit rabies pada kambing yang terlaporkan yaitu pada pertengahan tahun 2001 dengan gejala klinis hampir menyerupai gejala tetanus. Pada tulisan ini dijelaskan berdasarkan gejala klinis, perubahan patologi dan pemeriksaan virologi. Diagnosa rabies ditegakkan melalui pemeriksaan virologi dengan menggunakan pewarnaan Seller dan FAT ditemukan inklusion body maka diagnosa akhirnya rabies.
- ItemPemantauan Nilai Titer Antibodi HI Terhadap ND Pada Ayam Pedaging Dihubungkan Dengan Efektifitas Waktu Vaksinasi dan Pengambilan Darah(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2003-08) Faizah; Machfud; Benyamin; Ratna; Balai Besar Veteriner MarosTelah dilakukan percobaan terhadap ayam jenis broiler untuk melihat titer antibodi HI terharap ND dengan pemberian vaksinasi jenis B1 (umur 7 hari), jenis La Sota (umur 14 hari), jenis B1 (umur 3 minggu) dan jenis ND Clone (umur 9 minggu) memperlihatkan hasil titer antibodi HI akan optimal dan akan memiliki perlindungan terhadap serangan virus Newcastle Disease 100% jika menggunakan jenis vaksin aktif, pemberian vaksin lebih dari satu kali dengan vaksinasi ulangan selang waktu 3-4 bulan.
- ItemProfil Respon Imunn Anjing yang Divaksinasi dengan Vaksin Rabies (RabisinR dan Rabivet Supra 92R) pada Kondisi Laboratorium Diuji dengan Metoda FAVN Test.(Balai Besar Veteriner Maros, 2013) Faizah; Ratna; Suanti; Perpustakaan Balai Besar Veteriner MarosPenelitian ini dilalrukan untuk mengetahui profil respon imun anjing yang divaksinasi dengan vaksin Rabisin dan vaksin Rabivet Supra 92, pemberian dosis vaksin hanya satu kali dosis vaksinasi pada kondisi laboratorium. Pengamatan dilaksanakan sekitar delapan bulan dimulai dari bulan Januari 2011 sampai dengan awal September 2011. Semua sampel serum diuji dengan metoda FAVS test. Dari 27 ekor anjing sebagai objek penelitian dengan rincian sebagai berikut 9 ekor untuk kontrol, 9 ekor unfuk perlakuan vaksinasi dengan vaksin Rabisin dan 9 ekor untuk perlakuan vaksinasi dengan vaksin Rabivet Supra 92, kemudian dilakukan pengambilan serum darah pada hari ke-0, 21, 56,84, 119, I47, 16I, 175, 189, dan 222 sehingga total serum darah anjing sebanyak 270. Hasii penelitian menunjuk bahwa Rata rata titer antibodi pada hari ke-21 pasca vaksinasi (sebelum challenge) pada kedua kelompok vaksin (Rabisin dan Rabivet Supra 92) terlihat meningkat. Kelompok vaksin Rabisin sangat nyata (p: 0,000 ; p < 0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok Rabivet Supra 92. Rata-rata titer antibodi pada hari ke-56 pasca vaksinasi, kelompok Rabisin terlihat menurun dan kelompok Rabivet Supra 92 terlihat meningkat, tetapi rerata fiter antibodi kelompok Rabisin masih lebih tinggi dibandingkan kelornpok Rabivet Supra 92 dan secara statistik tidak menunjukan perbedaan nyata(p=0.158,p < 0,05). Rerata titer antibodi pada hari ke-161 pasca vaksinasi atau sembilan hari setelah challenge, kedua kelompok vaksin (Rabisin dan Rabivet Supra 92) terlihat meningkat dan menunjukkan tidak ada perbedaan yzmg nyata (p: 0,000 ; p < 0,05) pada kedua kelompok vaksin Secara statistik kedua kelompok vaksin (Rabisin dan Rabivet Supra 92) pada hari ke-222 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata(p:0,3108; p > 0,0-{), dan {p - 0,0896; p > 0,05), dan kedua kelompok vaksinasi (Rabisin dan Rabivet Supra 92) rerata nilai antibodinya diatas 0,5 IU/ml.
- ItemSurvei dan Monitoring Rabies di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara Tahun 2003(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2004-04) Faizah; Machfoed; Benyamin KS; Ratna; Balai Besar Veteriner MarosMonitoring antibodi virus rabies pada anjing prevaksinasi dan post vaksinasi telah dilakukan di Kabupaten B Kecamatan Zz Desa Mattampabulu, Sulawesi Selatan pada Juni 2003 sebanyak 30 sampel serum darah anjing dan selanjutnya diperiksa dengan metode uji Enzim Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Hasil uji serum prevaksinasi menunjukkan 19 dari 30 serum (63.3%) mengandung antibodi rabies, sedangkan hasil post vaksinasi menunjukkan 11 dari 30 serum (36,7%). Sedangkan hasil survei rabies di Manado, Sulawesi Utara pada pengambilan kepala anjing yang tersedia di pasar tradisional Manado ditemukan 11,8% positif seller dan 29,4% positif FAT.