Browsing by Author "Fahmi, Arifin"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemCegah Penipisan Lahan Gambut(Balittra, 2019) Fahmi, Arifin; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaKebanyakan ahli tanah berpendapat kemasaman tanah gambut disebabkan asam-asam organik yang terbentuk pada proses pelapukan jaringan tanaman. Sebut saja asam humat, asam fulvat, asam fenolat, dan asam karboksilat. Tentu pendapat itu benar adanya. Namun, Dr. Arifin Fahmi, SP, M.Sc punya temuan baru. Dalam disertasi doktor yang baru saja diselesaikannya pada pertengahan 2012, ia mengungkap fakta bahwa pada gambut dangkal yang menentukan tingkat kemasaman justru bahan mineral di bawah lapisan gambut. Gambut dangkal-dengan ketebalan kurang dari 100 m-yang berada di atas tanah marin bersifat sangat asam karena adanya lapisan sulfidik.
- ItemKARAKTERISTIK LAHAN RAWA(Balittra, 2017) Fahmi, Arifin; nurwakhid; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaLahan rawa dapat diartikan sebagai "daerah paya, rawa, gambut atau air, yang terjadi secara alami atau buatan, bersifat permanen atau sementara, dengan air yang statis atau mengalir, segar, payau atau asin, termasuk area air laut yang tidak lebih dari enam meter". Lahan rawa dapat dikelompokan berdasarkan beberapa kriteria sesuai dengan tujuan pengelompokan tersebut, misalnya berdasarkan rejim hidrologinya maka lahan rawa dapat dibedakan atas dua tipolagi lahan, yaitu rawa lebak dan rawa pasang surut. Lahan rawa yang berada disekitar dataran banjir daerah pantai seperti lahan rawa pasang surut terbentuk akibat peningkatan muka air laut yang membawa sedimen dan atau aliran sungai yang bermuara ke laut, kemudian mengendap pada daerah sekitar pantai. Sedangkan lahan rawa dataran banjir sungai seperti lahan rawa lebak berkembang melalui proses erosi dan sedimentasi di lahan sekitar sungai. Lahan rawa adalah sebuah kata yang menunjukkan kondisi lahan yang berhubungan dengan keberadaan air sebagai faktor kuncinya, selama sepanjang tahun, atau dalam waktu tertentu keberadaan air secara langsung atau tidak langsung sangat mempengaruhi sifat lahan tersebut. Berdasarkan bahan induknya, tanah di lahan rawa dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanah mineral dan tanah gambut, Kedua kelompok ini dapat ditemui di lahan pasang surut maupun di lahan lebak. Tanah gambut adalah sumber daya alam yang bersifat rapuh dan tidak dapat diperbaharui, kerusakan sifat fisiknya seperti kering tak balik akan menyebabkan degradasi sifat-sifat tanah lainnya baik secara kimia maupun biologi. Sesuai namanya, tanah-tanah mineral di lahan pasang surut memiliki sifat yang secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh kondisi muka air laut atau sungai-sungai besar. Tanah sulfat masam sebagai salah satu jenis tanah yang dominan, sifat fisik, kimia maupun biologinya akan sangat cepat berubah mengikuti kondisi hidrologis lahan. Pirit sebagai salah satu mineral yang banyak ditemui pada tanah ini memiliki pengaruh yang besar terhadap sifat-sifatnya seperti pH tanah, kadar unsur meracun dan ketersediaan hara.
- ItemKARAKTERISTIK LAHAN RAWA(Balittra, 2017) Fahmi, Arifin; Wakhid, Nur; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaLahan rawa dapat diartikan sebagai "daerah paya, rawa, gambut atau air, yang terjadi secara alami atau buatan, bersifat permanen atau sementara, dengan air yang statis atau mengalir, segar, payau atau asin, termasuk area air laut yang tidak lebih dari enam meter". Lahan rawa dapat dikelompokan berdasarkan beberapa kriteria sesuai dengan tujuan pengelompokan tersebut, misalnya berdasarkan rejim hidrologinya maka lahan rawa dapat dibedakan atas dua tipolagi lahan, yaitu rawa lebak dan rawa pasang surut. Lahan rawa yang berada disekitar dataran banjir daerah pantai seperti lahan rawa pasang surut terbentuk akibat peningkatan muka air laut yang membawa sedimen dan atau aliran sungai yang bermuara ke laut, kemudian mengendap pada daerah sekitar pantai. Sedangkan lahan rawa dataran banjir sungai seperti lahan rawa lebak berkembang melalui proses erosi dan sedimentasi di lahan sekitar sungai. Lahan rawa adalah sebuah kata yang menunjukkan kondisi lahan yang berhubungan dengan keberadaan air sebagai faktor kuncinya, selama sepanjang tahun, atau dalam waktu tertentu keberadaan air secara langsung atau tidak langsung sangat mempengaruhi sifat lahan tersebut. Berdasarkan bahan induknya, tanah di lahan rawa dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanah mineral dan tanah gambut, Kedua kelompok ini dapat ditemui di lahan pasang surut maupun di lahan lebak. Tanah gambut adalah sumber daya alam yang bersifat rapuh dan tidak dapat diperbaharui, kerusakan sifat fisiknya seperti kering tak balik akan menyebabkan degradasi sifat-sifat tanah lainnya baik secara kimia maupun biologi. Sesuai namanya, tanah-tanah mineral di lahan pasang surut memiliki sifat yang secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh kondisi muka air laut atau sungai-sungai besar. Tanah sulfat masam sebagai salah satu jenis tanah yang dominan, sifat fisik, kimia maupun biologinya akan sangat cepat berubah mengikuti kondisi hidrologis lahan. Pirit sebagai salah satu mineral yang banyak ditemui pada tanah ini memiliki pengaruh yang besar terhadap sifat-sifatnya seperti pH tanah, kadar unsur meracun dan ketersediaan hara.
- ItemKARAKTERISTIK TANAH(Balittra, 2021) Fahmi, Arifin; Hairani, Anna; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaSecara lebih teknis, Dent dan Pons (1995) mendefinisikan tanah sulfat masam sebagai tanah atau sedimen yang mengandung sejumlah besi sulfida yang jika teroksidasi menghasilkan lebih banyak asam sulfat daripada yang dapat dinetralkan oleh daya sangga tanah. Ketika bahan sulfidik tersebut teroksidasi maka pH tanah dapat menjadi sangat masam (pH <3,5). Tanah sulfat masam adalah tanah hasil endapan marin dengan ciri (salah satu atau beberapa) hal sebagai berikut: mengandung bahan sulfidik, memiliki horison sulfurik, terdapat bercak jarosit, yang mengandung bahan penetral berupa karbonat atau basa tukar lainnya. Istilah umum untuk tanah sulfat masam menggambarkan seluruh profil tanah yang terdiri atas tanah sulfat masam aktual dan lapisan tanah sulfat masam potensial (Smith, et al., 2003) maupun juga digunakan untuk menggambarkan profil satu dari jenis bahan tanah ini.
- ItemModel Pengelolaan Lahan Gambut Terpadu Ramah Lingkungan Untuk Tanaman Cabai Dan Bawang Merah(Balittra, 2019) Fahmi, Arifin; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaKebutuhan areal pertanian dengan pemanfaatan lahan-lahan sisa yang notabene berada di luar Pulau Jawa dan Bali, termasuk lahan gambut merupakan tuntutan ke depan karena lahan subur yang umumnya di Pulau Jawa sudah tidak lagi tersedia. Kondisi ini merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari, namun tekanan terhadap penggunaan lahan gambut akan semakin kuat, terutama terkait dengan emisi karbon (CO2). Indonesia negera ke empat terbesar di dunia memiliki lahan gambut dengan luas 14,93 juta hektar. Namun yang dimanfaatkan baru sekitar 2,5-3,0 juta hektar. Indonesia masih memerlukan stabilitas produksi untuk tanaman hortikultura seperti bawang merah dan cabai yang merupakan komoditas strategis