Browsing by Author "Ernawanto, Q.D"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemEFEKTIVITAS PUPUK NPK FERTINDO PADA JAGUNG(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Ernawanto, Q.D; Sudaryono, T; BPTP JambiJagung merupakan salah satu tanaman pangan strategis, tanaman ini dibudidayakan petani di lahan lahan sawah dan lahan kering yang tingkat kesuburannya cenderung melandai. Saat kini tanaman jagung telah tersebar dibudidayakan di dataran rendah sampai tinggi. Unsur hara makro primer (N, P, dan K) sangatlah menentukan tingkat produktivitas jagung. Telah dilakukan penelitian pemupukan Fertindo pada jagung varietas Pioneer P-21 di Desa Mranggon Lawang, Kecamatan Dringu, Probolinggo, Jawa Timur pada bulan April sampai Agustus 2015 dengan menggunakan rancangan acak kelompok yang diulang 3 kali. Tujuan penelitian diperolehnya efektivitas pupuk NPK Fertindo pada tanaman jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanah Inceptisol dengan tingkat kesuburannya tergolong sedang, penggunaan pupuk Fertindo dengan dosis 300 kg per ha yang disertai dengan pemupukan ZA 300 kg per ha mampu menghasilkan tinggi tanaman jagung 239 cm, dan nyata menghasilkan 7,5 ton pipilan kering per ha atau mengalami peningkatan produktivitas sebesar 6,69 % dibandingkan dengan dosis rekomendasi (300 kg Phosnka + 300 kg ZA per ha). Sedangkan pendapatan yang diperolehnya sebesar sebesar Rp. 7.488.000 dengan R/C ratio = 1,45.
- ItemREHABILITASI LAHAN MARGINAL DALAM RANGKA MENINGKATKANPRODUKTIVITAS DAN KONSERVASI AIR(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Ernawanto, Q.D; Sudaryono, T; BPTP JambiKarakteristik lahan marginal dicirikan dengan tingkat kesuburannya sangat menurun sehingga cepat atau lambat akan menjadi tidak berfungsi sebagai unsur produksi pertanian dan tidak menguntungkan bagi petani; lahan tersebut kurang berfungsi sebagai penyalur tata air dan perlindungan alam sekitar; dan lapisan olahnya dangkal yang sulit sebagai tempat yang optimal untuk tumbuh tanaman. Rehabilitasi lahan marginal merupakan tindakan perpaduan teknologi di dalam batas-batas alam dari suatu areal untuk optimalisasi sumberdaya lahan, air, dan tanaman dalam rangka mencukupi kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan. Lahan marginal merupakan salah satu penyebab kemiskinan, oleh karena itu perlu segera diatasi agar produktivitasnya dapat ditingkatkan. Pengembangan agribisnis di lahan marginal tidaklah mudah, karena dihadapkan pada beberapa kendala dan permasalahan yang cukup kompleks, diantaranya : (a) potensi erosi relatif tinggi karena kondisi lereng umumnya curam, intensitas hujan cukup tinggi, tanah kurang terlindungi oleh vegetasi permanen; (b) tingkat kesuburan tanah rendah karena kurangnya usaha pengembalian bahan organik, lahan solumnya dangkal, dan praktek penggunaan pupuk kimia yang kurang sesuai; (c) resiko kegagalan panen atau kematian tanaman relatif tinggi karena ketidakpastian hujan atau pola hujan bervariasi, kekeringan pada musim kemarau dan erosi pada musim hujan, penguasaan teknologi pada umumnya masih bersifat subsisten; (d) keterbatasan modal para petani; dan (e) keterbatasan sarana dan prasarana wilayah. Pola pembangunan di daerah marginal memerlukan koordinasi yang mantap antar sektor, seperti sektor pertanian, kehutanan, dan prasarana wilayah. Pengembangan komoditas haruslah diseleraskan dengan kondisi biofisik lahan marginal, sosial ekonomi dan budaya setempat, serta potensi pasarnya.