Browsing by Author "Elna Karmawati"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemBudidaya&Pasca Panen kopi(pusat penelitian dan pengembangan perkebunan, 2010) Bambang prastowo; Elna Karmawati; Rubiyo; Siswanto; chandra indrawanto; s.joni munarsoTanaman kopi merupakan salah satu komoditas unggulan nasional.
- ItemINVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI PENYAKIT UTAMA PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)(Bayumedia Publishing, 2008) HARTATI, Sri Yuni; Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor; Dono Wahyuno; Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor; Elna Karmawati; Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor; Supriyadi; Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor; Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, BogorPenelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi dan identifikasi penyakit-penyakit pada tanaman jarak pagar di Kebun Induk Jarak Pagar (KIJP) Pakuwon, Sukabumi serta menguji efikasi beberapa minyak atsiri terhadap Rizoctonia solanacearum. Penelitian dilaksanakan di Kebun Induk Jarak Pagar (KIJP) Pakuwon, Sukabumi dan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor pada tahun 2007. Dari penelitian ini telah ditemukan beberapa patogen yang ber-asosiasi dengan tanaman jarak pagar, yaitu penyakit embun tepung (Erysiphe jatropha), layu bakteri (Ralstonia solana-cearum), berbagai macam bercak daun (Colletotrichum sp., Cercospora sp., dan Pestalotia sp.), dan penyakit busuk ba-tang (Cordona sp.). Dari penyakit-penyakit tersebut, embun tepung dan layu bakteri merupakan penyakit yang utama. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa beberapa jenis minyak atsiri (kayu manis, daun cengkeh, serai dapur, dan adas) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Ralstonia solanacearum.
- ItemKUTU TANAMAN (HEMIPTERA: COCCOIDEA) DAN MUSUH ALAMINYA PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)(Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, 2009) Rumini, Widi; Dewi Sartiami; Elna Karmawati; Departemen Proteksi Tanaman, Faperta IPB dan Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanTanaman Jarak Pagar merupakan salah satu komoditas yang dikembangkan sebagai bahan baku energi alternatif. Puslitbang Perkebunan telah melaksanakan eksplorasi tanaman jarak pagar di 11 propinsi di Indonesia. Provenan-prove-nan yang dikoleksi selanjutnya ditanam di tiga kebun induk jarak pagar (KIJP) yaitu: KIJP Pakuwon (Jawa Barat) untuk daerah beriklim basah, KIJP Muktiharjo (Jawa Tengah) untuk daerah beriklim sedang dan KIJP Asembagus (Jawa Ti-mur) untuk daerah beriklim kering. Sejak tanaman jarak pagar ini dikembangkan, terlihat serangan beberapa jenis hama. Pada bulan Maret 2007 sampai September 2008, telah dilakukan pengamatan kutu tanaman dan musuh alaminya di KIJP Pakuwon. Hasil yang diperoleh adalah empat jenis kutu tanaman yang telah diidentifikasi yaitu: 1) Ferrisia vir-gata Cockerell; 2) Planococcus minor Maskell; 3) Paracoccus marginatus Williams & Granara de Willink; dan 4) Me-gapulvinaria maxima Green. Musuh alami yang tertangkap adalah larva dan imago Chrysopha sp. dan tiga jenis kum-bang Coccinelidae. Kehadiran kutu putih F. virgata dan P. minor sejak Maret 2007 sampai September 2008 selalu ada di pertanaman jarak pagar Pakuwon, sedangkan kutu tempurung M. maxima di KIJP Pakuwon mulai terlihat pada bulan Desember 2007 dan kutu putih P. marginatus mulai terlihat pada bulan Agustus 2008.
- ItemOBSERVASI PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)(Bayumedia Publishing, 2008) EMMYZAR; Elna Karmawati; Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor; Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanPenelitian pengaruh pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jarak pagar (Ja-tropha curcas L.) telah dilakukan di Kebun Percobaan Cikampek mulai dari bulan Februari s.d. September 2007. Tuju-an penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan dan produksi buah jarak pagar. Penelitian ini dirancang menggunakan rancangan perlakuan faktorial (2 faktor), faktor pertama (A) pupuk anorganik terdiri atas 3 taraf: A0 = Tanpa pupuk, A1 = 50 kg N/ha + 45 kg P2O5/ha + 45 kg K2O/ha, A2 = 100 kg N/ha + 90 kg P2O5/ha + 90 kg K2O/ha; faktor kedua: pupuk organik (O) terdiri atas 6 taraf yaitu O1 = tanpa pupuk organik/kontrol, O2 = pupuk kandang 2 kg/tan.; O3 = 2 kg pupuk kandang kambing/tan. + 50 g organik olah-an/tan.; O4 = 2 kg pupuk kandang kambing/tan. + 100 g organik olahan/tan.; O5 = 2 kg pupuk kandang kambing/tan. + 150 g organik olahan/tan.; O6 = 150 g organik olahan/tan. Ukuran plot 20 tanaman dengan jarak tanam 2 m x 2 m. Ran-cangan respon pertumbuhan (tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun) dan produksi (jumlah tandan/tanaman, jumlah kapsul per tandan, jumlah biji per kapsul, dan berat 100 biji basah dan kering per bulan), kadar, dan volume mi-nyak. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada interaksi antar-2 faktor, demikian juga dengan masing-masing fak-tor. Namun pertumbuhan vegetatif tanaman umur 4 bulan (tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah daun), produksi biji, volume, dan kadar minyak pada panen pertama, tertinggi diperoleh dari tanaman jarak pagar yang diberi kombinasi pupuk A1O5.
- ItemPENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KEBERLANJUTAN ADOPSI TEKNOLOGI BUDIDAYA TEBU TERPADU(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2019) Deciyanto Soetopo; Elna Karmawati; Bambang PrastowoKebutuhan gula di Indonesia terus bertambah, baik untuk kebutuhan rumah tangga mauun untuk industry makanan dan minuman. Kebutuhan gula naik terus dari sekitar 5,7 juta ton pada tahun 2014 dan diprediksi menjadi sekitar 6,6 juta ton pada tahun 2019. Di lain pihak luas lahan pertanaman tebu pada tahun 2015 baru mencapai 460 ribu ha dan terus menurun menjadi sekitar 430 ribu ha pada tahun 2017 dengan produktivitas hablur yang masih rendah yaitu sekitar 1,57 ton/ha di bawah potensinya yang sekitar 2 ton/ha. Oleh sebab itu upaya pemenuhnan kebutuhan gula nasional tampaknya harus terus dilakukan, baik melalui pembangunan industry nasional, penambahan pabrik gula, peremajaan, perluasan areal termasuk melalui Percepatan Penerapan Teknologi Tebu Terpadu (P2T3). Upaya melalui P2T3 lebih diutamakan karena upaya progam ekstensifikasi menghadapi keterbatasan lahan termasuk karena adanya kompetisi peruntukan lahan dengan kepentingan lain.
- ItemTeknologi Budidaya dan Pascapanen KAKAO(pusat penelitian dan pengembangan perkebunan, 2012) Muhammad Syakir; Elna Karmawati; Joko PitonoUpaya pembangunan pertanian yang berkelanjutan perlu segera didorong dengan mengarah ke kegiatan-kegiatan yang berwawasan lingkungan.