Browsing by Author "Ekalinda, Oni"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemBudidaya Ayam KUB (Ayam Kampung Unggul Balitbangtan)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau, 2019) Ekalinda, Oni; Zurriyati, YayuAyam Kampung Unggul Balitbang (KUB) merupakan ayam kampung asli inovasi dari Badan Litbang Pertanian hasil seleksi selama 6 generasi. Ayam KUB dapat digunakan sebagai sumber bibit parent stock untuk penyediaan Day Old Chicken (DOC/bibit ayam) ayam kampung potong dan petelur dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan daging dan telur ayam kampung. Karakteristik dan keunggulan ayam KUB yaitu warna bulu beragam seperti ayam kampung pada umumnya, bobot badan umur 20 minggu 1.200-1600 gram, bobot telur 35-45 gram umur pertama bertelur lebih awal (20-22 minggu), produksi telur lebih tinggi (160-180 butir/ekor/tahun), produksi telur (henday) 50%, puncak produksi telur 65-70% 2 dan lebih tahan terhadap penyakit (Sartika et.al, 2014)
- ItemHUBUNGAN KARAKTERISTIK INOVASI DAN MOTIVASI PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI ALAT PIROLISIS TEMPURUNG KELAPA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Ekalinda, Oni; Sofia, Anita; Empersi; BPTP JambiBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau, telah mengintroduksikan teknologi alat pirolisis tempurung kelapa yang dapat menghasilkan rendemen arang yang memiliki kualitas yang lebih baik dibanding cara pembakaran petani. Alat pirolisis tempurung kelapa yang diintroduksikan berupa slinder pembakaran yang disebut kiln. Pirolisis berlangsung di dalam klin dengan membatasi pasokan udara terhadap bahan yang sedang dibakar. Untuk merubah kebiasaan petani dari cara tradisional kepada penerapan teknologi introduksi ditentukan oleh sifat-sifat atau karakteristik inovasi teknologi yang meliputi beberapa komponen yaitu; kompleksitas (kerumitan), triabilitas (kemampuan diuji coba), observabilitas (kemampuan diamati), kompatibilitas (konsistensi) dan relative advantage (keuntungan relatif). Berdasarkan hal tersebut telah dilakukan kajian yang bertujuan untuk mengetahui karaktristik petani penghasil arang tempurung kelapa dan untuk mengetahui hubungan karaktristik teknologi dengan motivasi petani dalam mengadopsi teknologi alat pirolisis tempurung kelapa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode survey terhadap 30 orang responden, Data dianalisa secara deskriptif dan uji korelasi Speaamen. Dari karakteristik petani tergambar bahwa 52 % petani tergolong dalam usia produktif ( 40 ā 55 tahun ), dimana kecendrungan yang terlihat adalah bahwa mereka memiliki motivasi yang besar dalam menerapkan teknologi baru, sehingga memungkinkan petani untuk mengelola usahataninya dengan baik. Lebih dari 50 % petani hanya sampai pada sekolah dasar dengan pengalaman usahatani rata-rata lebih dari 15 tahun yang menunjukkan bahwa sebenarnya petani dilokasi kajian telah mahir dalam mengelola usahataninya, namun untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam memperbaiki kualitas produk usahatani diperlukan peningkatan wawasan petani secara informal. Luas lahan usahatani di lokasi kajian berkisar 0,5 ā 1 ha. Lahan yang cukup luas akan mempermudah ketersediaan bahan baku tempurung kelapa, sehingga memungkinkan petani dalam memperbaiki teknologi pembuatan arang tempurung kelapa untuk memberikan nilai tambah bagi pendapatan petani. Secara keseluruhan karakteristik teknologi inovasi yang diintroduksikan cukup besar pengaruhnya dalam memotivasi petani untuk mengadopsi alat pirolisis tempurung kelapa untuk diterapkan dalam skala yang lebih besar. Hal ini terlihat dari eratnya hubungan antara motivasi dengan karakteristik alat yang meliputi; kompleksitas sebesar 0,592, Triabilitas sebesar 0,570, Observabilitas sebesar 0,471, kompatibilitas sebesar 0,546 dan Keuntungan relatif sebesar 0,664.
- ItemTeknologi Budidaya Padi Jajar Legowo Super(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau, 2018) Ekalinda, Oni; Pratama, Dian; Anggraini, Rizqi SariJuknis ini berisikan panduan atau acuan penerapan paket teknologi budidaya jajar legowo (jarwo) super meliputi penggunaan varietas unggul dan benih bermutu, penerapan pupuk hayati (agrimeth), persemaian system dapog, penyiapan lahan, penerapan pupuk organik (biodekomposer), penanaman menggunakan mesin tanam jarwo transplanter atau secara manual, penyulaman, pengairan, penyiangan, pemupukan anorganik, pengendalian hama dan penyakit terpadu, panen dan pasca panen.
- ItemTeknologi Budidaya Padi Jarwo Super dan Itik di Lahan Sawah Pasang Surut Mendukung Pertanian Berkelanjutan di Provinsi Riau(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2019-12) Frima Zona, Rathi; Sari Anggraini, Rizqi; Ekalinda, Oni; Sutrisna, Nana; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Fenomena degradasi kesuburan lahan dan konversi lahan pertanian menjadi penyebab berkurangnya luas lahan sawah irigasi di Indonesia. Hal ini mengakibatkan penurunan produktivitas padi sawah yang berdampak pada pemenuhan kebutuhan beras. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas padi sawah adalah dengan melakukan pengembangan lahan pasang surut. Pulau Sumatera memiliki lahan pasang surut sekitar 7.1 juta ha, dan 4 juta ha berpotensi untuk pengembangan pertanian, salah satunya di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Saat ini, produktivitas padi sawah di Kabupaten Indragiri Hilir sekitar 3.9 ton/ha. Rendahnya produktivitas ini disebabkan terbatasnya informasi teknologi budidaya padi sawah di lahan pasang surut. Tujuan dari penelitian adalah (a) untuk mengetahui produksi padi dengan teknologi budidaya padi jarwo super di lahan sawah pasang surut Provinsi Riau dan (b) untuk mengetahui produksi telur itik yang dipelihara secara terintegrasi dengan padi jarwo super. Penelitian dilakukan di Desa Kempas Jaya, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau dari Januari - Desember 2018. Penelitian menggunakan teknologi budidaya padi jarwo super yang di integrasikan dengan itik dan teknologi budidaya padi existing (teknologi petani). Varietas padi yang digunakan adalah Batang Piaman dan jenis itik yang digunakan adalah Itik Dara (Pitalah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi budidaya padi jarwo super yang di integrasikan dengan itik memberikan hasil yang lebih baik untuk tinggi tanaman (118.4 cm), jumlah anakan (22 rumpun), dan produksi padi (6.50 ton/ha GKP), dibandingkan dengan teknologi budidaya padi existing. Selain itu, teknologi budidaya padi jarwo super dan itik mampu menghasilkan telur itik sebanyak 120 butir/hari pada puncak produksi.
- ItemTeknologi Budidaya Padi Jarwo Super dan Itik di Lahan Sawah Pasang Surut Mendukung Pertanian Berkelanjutan di Provinsi Riau(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2019-12) Frima Zona, Rathi; Sari Anggraini, Rizqi; Ekalinda, Oni; Sutrisna, Nana; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Fenomena degradasi kesuburan lahan dan konversi lahan pertanian menjadi penyebab berkurangnya luas lahan sawah irigasi di Indonesia. Hal ini mengakibatkan penurunan produktivitas padi sawah yang berdampak pada pemenuhan kebutuhan beras. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas padi sawah adalah dengan melakukan pengembangan lahan pasang surut. Pulau Sumatera memiliki lahan pasang surut sekitar 7.1 juta ha, dan 4 juta ha berpotensi untuk pengembangan pertanian, salah satunya di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Saat ini, produktivitas padi sawah di Kabupaten Indragiri Hilir sekitar 3.9 ton/ha. Rendahnya produktivitas ini disebabkan terbatasnya informasi teknologi budidaya padi sawah di lahan pasang surut. Tujuan dari penelitian adalah (a) untuk mengetahui produksi padi dengan teknologi budidaya padi jarwo super di lahan sawah pasang surut Provinsi Riau dan (b) untuk mengetahui produksi telur itik yang dipelihara secara terintegrasi dengan padi jarwo super. Penelitian dilakukan di Desa Kempas Jaya, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau dari Januari - Desember 2018. Penelitian menggunakan teknologi budidaya padi jarwo super yang di integrasikan dengan itik dan teknologi budidaya padi existing (teknologi petani). Varietas padi yang digunakan adalah Batang Piaman dan jenis itik yang digunakan adalah Itik Dara (Pitalah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi budidaya padi jarwo super yang di integrasikan dengan itik memberikan hasil yang lebih baik untuk tinggi tanaman (118.4 cm), jumlah anakan (22 rumpun), dan produksi padi (6.50 ton/ha GKP), dibandingkan dengan teknologi budidaya padi existing. Selain itu, 85 Teknologi Padi Inovatif Mendukung Pertanian Presisi dan Berkelanjutan 2 86 teknologi budidaya padi jarwo super dan itik mampu menghasilkan telur itik sebanyak 120 butir/hari pada puncak produksi
- ItemTeknologi Inovasi Turiman Jago Super (Tumpangsari Tanaman Jagung-Padi Gogo Super), Turiman Jale Super (Tumpangsari Tanaman Jagung-Kedele Super) dan Turiman Lego Super (Tumpangsari Tanaman Kedele-Padi Gogo Super)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau, 2018) Ekalinda, OniBuku ini berisi informasi tentang pengelolaan budidaya tumpangsari antara padi, jagung dan kedelai.