Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "E. Eko Ananto"

Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Kegiatan Percontohan PeningkatanProduktivitas Padi Terpadu 2002
    (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2002) Zulkifli Zaini; Irsal Las; Suwarno; Budi Haryanto; Suntoro; E. Eko Ananto
    Sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian yang lebih memfokuskan kepada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, maka program intensifikasi padi sudah selayaknya mendapat perbaikan dan penyempurnaan dari berbagai aspek, baik teknis maupun kelembagaan pendukung. Dalam dasawarsa terakhir, produksi padi Indonesia mengalami stagnasi/pelandaian. Hal ini disebabkan antara lain oleh degradasi lahan, terutama pada sawah produktif yang selama ini digunakan untuk intensifikasi usahatani padi. Berbagai penelitian yang dilaksanakan selama ini telah berhasil mengatasi masalah tersebut. Berangkat dari fenomena itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan akan mengimplementasikan Kegiatan Percontohan Peningkatan Produksi Padi Terpadu (P3T) di 14 propinsi di Indonesia. Kegiatan Percontohan P3T yang pelaksanaannya direncanakan pada tahun 2002 merupakan upaya pengembangan model alih teknologi atau inovasi baru untuk memacu peningkatan produktivitas usahatani padi dan sekaligus peningkatan pendapatan petani melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu Padi Sawah Irigasi, teknologi Produksi Benih dan Pengembangan Padi Hibrida, dan Sistem Integrasi Padi-Ternak yang didukung oleh Pengembangan Kelembagaan Usaha Agribisnis Terpadu, baik di tingkat pusat, propinsi maupun kabupaten. Pedoman umum ini memuat maksud, tujuan dan sasaran kegiatan, serta garis besar acuan pengelola kegiatan maupun anggaran bagi para pelaksana di pusat, propinsi dan terutama di kabupaten sebagai penerima manfaat terbesar kegiatan. Berdasarkan Pedoman Umum ini diharapkan para pelaksana dapat merencanakan anggaran secara berdaya guna dan berhasil guna. Pedoman Umum ini dirancang sedemikian rupa sehingga terdapat keleluasaan bagi daerah menterjemahkan lebih lanjut ke dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang disusun oleh propinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) oleh kabupaten sesuai dengan potensi wilayah, kebutuhan serta dinamika aspirasi masyarakat yang bervariasi antarwilayah. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan panduan ini.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Penanganan Panen dan Pascapanen Padi dalam Sistem Usahatani Tanaman-Ternak
    (Departemen Pertanian, 2003-12-16) E. Eko Ananto; Agus Setyono; Sutrisno; Djuber Pasaribu; Hermanto
    Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi padi adalah menekan tingkat kehilangan hasil pada saat panen dan sesudahnya. Dewasa ini tingkat kehilangan hasil padi masih tinggi, mencapai 20-21%, sekitar 9% di antaranya terjadi pada saat pemanenan dan 5% pada saat perontokan gabah. Panen padi, terutama di Jawa, umumnya dilakukan dengan sistem keroyokan atau ceblokan dengan tingkat kehilangan hasil mencapai 14-19%. Angka ini dapat ditekan menjadi 5-6% jika pemanenan padi dilakukan dengan sistem kelompok. Jumlah anggota kelompok pemanen juga berpengaruh terhadap kehilangan hasil gabah. Makin banyak jumlah pemanen makin tinggi tingkat kehilangan hasil. Perontokan gabah dengan bantuan alat dan mesin perontok (power thresher) dapat mempercepat proses perontokan dan menekan tingkat kejerihan kerja. Balai Penelitian Tanaman Padi telah menghasilkan teknologi panen dan pascapanen padi. Teknologi ini diintegrasikan ke dalam Kegiatan Percontohan Peningkatan Produktivitas Padi Terpadu (P3T) yang diimplementasikan di berbagai lokasi di Indonesia di bawah koordinasi Departemen Pertanian. Melalui Kegiatan Percontohan ini, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mengembangkan model Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi, teknologi padi hibrida, padi varietas unggul tipe baru, dan Sistem Integrasi Padi-Ternak (SIPT) di berbagai lokasi di Indonesia. Panduan teknis Penanganan Panen dan Pascapanen Padi dalam Sistem Usahatani Tanaman-Ternak disusun untuk mendukung upaya peningkatan produktivitas padi dalam Kegiatan Percontohan P3T. Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan panduan ini disampaikan penghargaan dan terima kasih.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Rekayasa Lengan Penanam Tipe Empat Batang Kait Bawah Untuk Padi Sawah
    (BALAIPENELITIANTANAMAN PADI, 1999-12-25) Astanto; M. Djojomartono; E. Namaken Sembiring; Radite P.A.S.; E. Eko Ananto
    Memasuki era perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 untuk kawasan Asean, Indonesia dituntut meningkatkan efisiensi peningkatan produksi padi. Tanpa efisiensi, petani Indonesia akan terdesak oleh beras impor yang mungkin harganya akan lebih murah. Salah satu cara meningkatkan efisiensi produksi adalah dengan menggunakan alat mekanis, termasuk mesin penanam padi sawah. Mesin penanam padi sawah yang diimpor relatif harganya mahal, oleh karena itu mesin penanam padi sawah hendaknya dapat dibuat di dalam negeri yang kemungkinan harganya lebih murah, juga membuka lapangan kerja. Sejak tahun 1996, Balai Penelitian Tanaman Padi mulai merintis desain mesin penanam padi yang disesuaikan dengan kondisi dilakukan petani yaitu tanam pindah simetris. Isi buku ini terutama ditujukan kepada disainer mesin penanam agar berminat untuk ikut mendorong pengembangan alat dan mesin pertanian yang dapat membantu petani untuk meningkatkan efisiensi produksi. Buku ini memuat teknik desain lengan penanam padi sawah. Penanam tipe empat batang kait bawah biasanya lebih banyak digunakan pada mesin penanam tipeempat batang kait bawah biasanya lebih banyak digunakan pada mesin penanam tipe kemudi. Namun lengan penanam tipe ini dapat juga digunakan pada mesin penanam tipe jalan (walking type) dengan memodifikasi posisi pengumpan. Dengan demikian, lengan penanam tipe empat batang kait bawah dianggap fleksibel karena dapat dipasang pada mesin penanam tipe jalan maupun tipe kemudi. Semoga buku ini bermanfaat dan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Balai Penelitian Tanaman Padi, di Sukamandi.

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback