Browsing by Author "Djatiharti, Arti"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis usaha ayam petelur peternak plasma di Jawa Barat dan Lampung(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, ) Sumaryanto, nFN; Rusastra, I Wayan; Djatiharti, Arti
- ItemRespon Petani Terhadap Display VUB Padi Sawah Pada Pendampingan PTT di Kabupaten Cianjur(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Djatiharti, ArtiPendampingan teknologi mendukung PTT pada komoditas padi sawah irigasi (PSI) dilaksanakan pada MK I (April – Juli 2014) di dua kecamatan, yaitu: Kecamatan Cugenang, dan Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur. Penerapan komponen teknologi yang diaplikasikan pada kegiatan Display VUB Padi sawah adalah penerapan teknologi PTT, meliputi : penggunaan VUB Inpari 22, 26, dan Inpari 28, yang mempunyai perbedaan ketahanan terhadap WBC dan perbedaan kesesuaian terhadap ketinggian; sistem tanam jajar legowo 2:1 dengan jarak tanam dominan 50x25x15 cm, populasi tanaman sebanyak 178.000 per hektar; penyiangan dengan alat gasrok dan manual; pemupukan berdasarkan status hara (PUTS) dengan dosis rekomendasi menggunakan pupuk majemuk yaitu NPK Kujang/Ponska (30-6-8) dengan dosis 300-350 kg/ha serta pupuk organik sebanyak 500 kg/ha; waktu pemupukan disesuaikan dengan petani, pengendalian hama dan penyakit; dan pengelolaan panen dan pasca panen yang tepat. Data yang dikumpulkan dan diamati terdiri atas : karakteristik wilayah; serangan OPT; produktivitas rata-rata (t/ha) dalam GKP, dan respon petani (pengguna) terhadap penampilan umum tanaman dan mutu hasil (ukuran gabah/biji, warna gabah/biji, dan rasa nasi/biji). Hasil pengkajian display varietas tersebut diatas memperlihatkan bahwa, dua varietas yaitu Inpari 22, dan Inpari 28 dapat direkomendasikan sebagai varietas yang dapat dikembangkan di Kabupaten Cianjur wilayah utara. Varietas Inpari 22 (Kec. Cikalong Kulon), karena terlihat daun/malainya lebih segar dan tegak, serta lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit (OPT) dibandingkan Inpari 26, dan 28. Bila dilihat dari rasa nasi menurut petani ke dua varietas tersebut rasa nasinya sama sama pulen. Varietas Inpari 28 (Kec. Cugenang), waktu panen lebih cepat antara 7-10 hari dibandingkan Inpari 22, dan Inpari 26, dan lebih tahan terhadap penyakit Blast.