Browsing by Author "Djajadi"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemAggregate Stability: A Vital Component of the Health of Sandy Soils Used in Agriculture(BB Biogen, 2009-12) Djajadi; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianKestabilan Kebersamaan: Komponen Utama untuk Kesehatan pada Lahan Berpasir untuk Pertanian. Kesehatan dan kualitas tanah merupakan komponen terpenting dalam pertanian yang berkelanjutan. Pemeliharaan kesehatan tanah berpasir sangat penting dilakukan, karena tekstur tanahnya ringan, memiliki kapasitas menahan air, dan menggunakan hara rendah serta mudah mengalami erosi. Stabilitas agregat diperkirakan merupakan indikator fisik kesehatan tanah berpasir, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat fisik (seperti ciriciri hidraulik, kekuatan tanah, dan erosi), sifat kimia (seperti daur hara), dan biologi (seperti aktivitas mikroba). Liat dan bahan organik memegang peranan penting dalam agregasi dan stabilitas tanah. Salah satu strategi untuk meningkatkan stabilitas agregat tanah berpasir adalah penambahan liat dan bahan organik. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas mikroba tanah dan memberikan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan akar.
- ItemInovasi teknologi budidaya terpadu untuk peningkatan daya saing dan keberlanjutan usahatani tembakau (Nicotiana tabacum L.)(IAARD Press, 2020-12-21) Djajadi; Balitbangtan
- ItemUPAYA PEMBENAHAN MUTU TEMBAKAU RAKYAT(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2008) MURDIYATI, A.S.; Djajadi; Anik Herwati; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratTembakau yang paling luas diusahakan di Indonesia adalah tembakau rakyat. Rata-rata areal dan produksi per ta-hun mencapai 173.542 ha dan 116.995 ton atau 72,81% dan 62,72% dari seluruh areal dan produksi tembakau nasional (228.448 ha dan 180.768 ton). Tembakau rakyat terdiri atas berbagai jenis tembakau lokal yang berkembang di daerah tertentu, pada umumnya diberi nama sesuai dengan daerahnya. Jenis tembakau rakyat antara lain adalah tembakau madu-ra (64.422 ha), temanggungan (33.079 ha), weleri/kendal (9.043 ha), mranggen (11.928 ha), paiton (12.527 ha), dan lain-lain. Sebagian besar produksi tembakau rakyat dipergunakan oleh pabrik rokok keretek, selebihnya untuk rokok lin-tingan dan diekspor. Pada tahun-tahun terakhir telah terjadi penurunan harga tembakau rakyat, terutama tahun 2000 s.d. 2003. Penye-bab penurunan harga tersebut antara lain adalah ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Di satu pihak ter-jadi penurunan produksi rokok keretek akibat kenaikan cukai dan harga jual eceran rokok yang terus-menerus serta ada-nya regulasi tentang pembatasan kadar tar dan nikotin rokok; sebaliknya areal dan produksi tembakau rakyat cenderung semakin meningkat. Menurunnya harga juga disebabkan karena mutu yang dihasilkan petani kurang memenuhi persya-ratan yang diminta pabrik rokok. Ketidaksesuaian mutu tersebut disebabkan oleh: ketidakmurnian jenis/varietas temba-kau yang ditanam; budi daya yang tidak sesuai dengan baku teknis; perluasan areal pada lahan yang tidak sesuai; pen-campuran tembakau atau pemalsuan tembakau dari daerah lain yang mutunya lebih rendah; tingginya kandungan Cl (klor) daun tembakau akibat penggunaan pupuk yang mengandung klor atau penanaman dekat pantai; dan perlakuan yang kurang bersih dalam pengolahan tembakau rajangan sehingga tercampur dengan gagang dan benda asing seperti potongan tali, tikar, kerikil, bulu ayam, dll. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu tembakau rakyat yaitu: (1) memperbaiki jenis/ varietas yang ditanam petani; (2) memperbaiki budi daya yang dilakukan petani; (3) mencegah perluasan areal ke lahan-lahan yang tidak sesuai; (4) mencegah pemalsuan/pencampuran tembakau; (5) mencegah peningkatan kandungan Cl daun; dan (6) memperbaiki pengolahan (prosesing) tembakau rajangan. Kualitas/mutu bagi komoditas tembakau lebih penting dibanding produksi. Dengan demikian pembenahan mutu tembakau harus dilakukan oleh semua pihak (stake holder), agar petani, pabrik rokok, maupun masyarakat umum (pero-kok) mendapat keuntungan dan agribisnis tembakau dapat berlanjut.