Browsing by Author "Direktorat Jenderal Perkebunan"
Now showing 1 - 20 of 150
Results Per Page
Sort Options
- ItemCacao(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2020) Direktorat Jenderal PerkebunanCacao is one of the most traded commodities globally. Cacao is not only famous for its unique flavour and aroma that dazzle its consumers, but also contains compounds that have soothing effects and can provide various health benefits to whoever consume it. These facts lead to increasing international and domestic market growth, which created opportunities for all involved actors in Indonesia's cacao supply chain, especially the growers as the main actor. However, this situation has also posed challanges for cacao growers to improve the quality, quantity and continuity of their product to meet the ever-growing market demands. Unfortunately, the gap of value distribution among the supply chain actors are still too large, making the industries to keep growing, while leaving the growers to passively accept their stagnancy, which creates inequality that hinders their growth. This book provides information about the general situation of cacao agribusiness system in Indonesia. It shows that there are much complexities behind every bar or cup of chocolate that we enjoyed. We hope that this book can inform the society to be more aware of the root of our delicacies.
- ItemIMPLEMENTASI DAN PERMASALAHAN DALAM PENGEMBANGAN JARAK PAGAR SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF(Surya Pena Gemilang, 2009) Direktorat Jenderal Perkebunan; Departemen Pertanian, Jakarta; Direktorat Jenderal PerkebunanMenindak lanjuti kebijakan pemerintah untuk mengembangkan dan memanfaatkan bahan bakar nabati sebagai sumber energi alternatif, Menteri Pertanian mendorong penyediaan tanaman-tanaman penghasil minyak nabati sekali-gus proses pascapanennya. Jarak pagar merupakan salah satu tanaman yang saat ini sedang banyak dikembangkan, ter-utama di wilayah Indonesia Timur yang masih memiliki hamparan cukup luas. Selain untuk menutupi kekurangan ba-han bakar nasional, secara khusus pemerintah berharap dikembangkan desa mandiri energi dimana seluruh komponen masyarakat desa diharapkan ikut berpartisipasi mulai dari penanaman, pengolahan biji menjadi minyak, serta penggu-naan minyak untuk kebutuhan rumah tangga atau industri rumah tangga. Namun dalam perkembangannya, banyak ken-dala yang masih harus diatasi, seperti ketersediaan teknologi budi daya dan pascapanen serta masalah sosial ekonomi di tingkat petani.
- ItemKEBIJAKAN PENGEMBANGAN RAMI DAN DUKUNGAN PADA PILOT PROJECT PENGEMBANGAN RAMI DI KABUPATEN GARUT(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2007) Direktorat Budi Daya Tanaman Semusim; Direktorat Jenderal Perkebunan; Departemen Pertanian; Direktorat Budi Daya Tanaman Semusim
- ItemKebijaksanaan Produksi Tanaman Obat(Direktorat Jenderal Perkebunan, 1990) Direktorat Jenderal PerkebunanIndonesia merupakan salah satu negara penghasil komoditas tanaman obat yang potensial, sebanyak 940 spesies dan sekitar 80 jenis tanaman obat sudah diproduksi dan dipergunakan dalam pembuatan obat modern dan obat tradisional/jamu.
- ItemKebijaksanaan Produksi Tanaman Obat(Direktorat Jenderal Perkebunan, 1990) Direktorat Jenderal Perkebunanndonesia merupakan salah satu negara penghasil komoditas tanaman obat yang potensial, sebanyak 940 spesies dan sekitar 80 jenis tanaman obat sudah dipergunakan dalam pembuatan obat modern dan obat tradisional/jamu diproduksi dan Prospek pengembangan produksi tanaman obat cukup cerah, mengingat beberapa faktor pendukung seperti keadaan tanah dan iklim, perkembangan industri obat modern dan tradisional/jamu, industri makanan dan minuman serta meningkatnya konsumen dalam dan luar negeri.
- ItemPedoman Area Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (Opt) Tanaman Perkebunan Tahun 20 Refocusing(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2020) Direktorat Jenderal Perkebunan; Direktorat Jenderal PerkebunanPedoman Teknis Kegiatan Area Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Perkebunan Tahun 2020 (Refocusing) disusun dalam rangka memberikan acuan dan arahan pelaksanaannya kepada Dinas yang membidangi Perkebunan dan Perangkat Perlindungan Perkebunan di Provinsi dan UPT Pusat.
- ItemPedoman Budidaya Aren (Arengapinnata MERR) Yang Baik(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014) Nasir, Gamal; Natawidjaja, Herdrajat; Tenda, Elsje T.; Astuti, Murdwi; Hafiza; Yuningsih, Elis; Nasution, Irfan Maulana; Mustikawati, Destiana; Wasingun, Agus Rosyid; Direktorat Jenderal PerkebunanAren (Arengapinnata MERR) termasuk salah satu jenis tanaman palma, yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, terutama di 14 provinsi, yaitu Papua, Maluku, Maluku Utara, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bengkulu, Kalimantan Selatan dan Aceh, dengan total luas areal sekitar 70.000 Ha.
- ItemPedoman Budidaya Jarak Pagar Sebagai Bahan Baku Bahan Bakar Nabati (Biodiesel)(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2006) Direktorat Jenderal Perkebunan; Direktorat Jenderal PerkebunanKrisis energi yang melanda dunia akibat kelangkaan sumber bahan bakar fosil telah menyebabkan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). Kondisi ini telah mendorong pemerintah untuk mengupayakan penghematan energi nasional, khususnya dari bahan bakar yang dapat diperbaharui yaitu bahan bakar nabati (biofuel). Untuk percepatan penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel), telah dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor i Tahun 2006. Dalam Instruksi Presiden tersebut, Menteri Pertanian diinstruksikan untuk : (i) mendorong penyediaan tanaman bahan baku bahan bakar nabati (biofuel); (2) melakukan penyuluhan pengembangan tanaman bahan baku bahan bakar nabati (biofuel); (3) memfasilitasi penyediaan benih dan bibit tanaman bahan baku bahan bakar nabati (biofuel); (4) mengintegrasikan kegiatan pengembangan dan kegiatan pasca panen tanaman bahan baku bahan bakar nabati (biofuel). Salah satu tanaman yang mempunyai potensi sebagai bahan baku bahan bakar nabati adalah Jarak Pagar (Jatropha curcas L). Tanaman ini sudah dikenal secara meluas oleh masyarakat Indonesia, terutama sebagai tanaman pagar. Manfaat secara ekonomi belum diketahui oleh masyarakat luas, disamping itu pengetahuan mengenai budidaya tanaman jarak masih sangat terbatas. Dalam rangka menyediakan informasi dibidang budidaya tanaman jarak pagar, maka diterbitkan buku Pedoman Budidaya Jarak Pagar sebagai Bahan Baku Bahan Bakar Nabati (Biofuel). Buku Pedoman ini diperuntukan terutama untuk para petugas lapang perkebunan, petani, petugas Pembina, para praktisi serta para pemerhati dibidang budidaya tanaman jarak pagar.
- ItemPedoman Budidaya Karet (Hevea brasiliensis) Yang Baik(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014) Nasir, Gamal; Natawidjaja, Herdrajat; Lasminingsih, Muji; Astuti, Murdwi; Hafiza; Yuningsih, Elis; Wasingun, Agus Rosyid; Nasution, Irfan Maulana; Mustikawati, Destiana; Direktorat Jenderal PerkebunanPenerapan budidaya karet yang baik menjadi salah satu tantangan di Indonesia, yang sebagian besar pelakunya adalah petani karet dengan tingkat pengelolaan kebun dan input produksi yang terbatas. Hal ini yang menyebabkan tingkat produktivitas karet rakyat masih jauh di bawah potensi produksi yang sesungguhnya.
- ItemPedoman Budidaya Kelapa (Cocos nucifera) yang Baik(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014) Nasir, Gamal; Natawidjaja, Herdrajat; Barri, Noli Lodrik; Astuti, Murdwi; Hafiza; Yuningsih, Elis; Mustikawati, Destiana; Wasingun, Agus Rosyid; Nasution, Irfan Maulana; Direktorat Jenderal PerkebunanKomoditi Kelapa merupakan salah satu komoditi perkebunan yang sangat penting dalam perekonomian nasional yaitu sebagai penghasil minyak nabati dalam memenuhi kebutuhan masyarakat disamping sebagai komoditas ekspor. Hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan sehingga tanaman Kelapa dijuluki sebagai pohon kehidupan (tree of life). Tanaman Kelapa juga merupakan tanaman sosial karena lebih 98% diusahakan oleh petani.
- ItemPedoman Budidaya Kelapa (Cocos Nucifera) Yang Baik(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014) Astuti, Murdwi; Hafiza; Yuningsih, Elis; Mustikawati, Destiana; Wasingun, Agus Rosyid; Nasution, Irfan Maulana; Direktorat Jenderal PerkebunanKomoditi Kelapa merupakan salah satu komoditi perkebunan yang sangat penting dalam perekonomian nasional yaitu sebagai penghasil minyak nabati dalam memenuhi kebutuhan masyarakat disamping sebagai komoditas ekspor. Hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan sehingga tanaman Kelapa dijuluki sebagai pohon kehidupan (tree of life). Tanaman Kelapa juga merupakan tanaman sosial karena lebih 98% diusahakan oleh petani.
- ItemPedoman Budidaya Kelapa Sawit (Elais guineensis) yang baik(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014) Nasir, Gamal; Natawidjaja, Herdrajat; Fadli, Lukman; Astuti, Murdwi; Hafiza; Yuningsih, Elis; Nasution, Irfan Maulana; Mustikawati, Destiana; Wasingun, Agus Rosyid; Direktorat Jenderal PerkebunanPengembangan perkebunan rakyat melalui pola PIR pada awal tahun ’80 an, perkebunan kelapa sawit terus berkembang dengan pesat, sehingga mampu menjadikan Indonesia sebagai produsen terbesar kelapa sawit terbesar di dunia dan pengusahaannya telah menyebar di 22 propinsi. Pesatnya peningkatan produksi minyak sawit selama dekade terakhir ini merupakan tantangan terhadap minyak nabati lainnya, yang kurang kompetitif di pasar global karena dianugerahi mempunyai berbagai keunggulan
- ItemPedoman Budidaya Sagu (Metroxylon spp) yang Baik(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014) Nasir, Gamal; Natawidjaja, Herdrajat; Bintoro; Astuti, Murdwi; Hafiza; Wasingun, Agus Rosyid; Nasution, Irfan Maulana; Mustikawati, Destiana; Direktorat Jenderal PerkebunanSagu merupakan tanaman asli Indonesia, karena ditemukan keragamannya sangat tinggi dan tumbuh mendominasi di kawasan timur Indonesia. Populasi sagu terkonsentrasi di Indonesia dan Papua Nugini. Di Indonesia sentra pertanaman sagu tersebar di Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Riau, Sulawesi, dan Kalimantan. Data luas pertanaman sagu, baik yang sudah dibudidaya atau berupa hamparan hutan/liar belum begitu akurat. Data ini masih sangat beragam untuk masing-masing sumber, di Sulawesi Utara (Kabupaten Sangihe) ditemukan sumber pati yang berasal dari Arenga microcarpha yang disebut Sagu Baruk.
- ItemPedoman Pelaksanaan Pengelolaan Data Komoditas Perkebunan(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2013) Nasir, Gamal; Sarjono, Mukti; Sad Juga, Bambang; Hendaryati, Demitria Dewi; Sumarmi; Hidayat, Dayat; Arianto, Yanuar; Zuraina, Widya Khonik; Pudjianto, Eko; Wijayanto, Arif; Udin, Asep; Kurniawati, Neny; Damarjati, Susilo Novianto; Direktorat Jenderal PerkebunanBuku Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Data Komoditas Perkebunan ini merupakan pedoman untuk mencapai target “menuju satu angka statistik perkebunan secara nasional“ yang berisi kegiatan pengumpulan data sub sektor perkebunan mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Selain itu, juga diuraikan metode sinkronisasi dan validasi data yang dilengkapi mekanisme perhitungan dengan kerangka logis berpikir. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pedoman ini dilengkapi dengan besaran parameter yang dibakukan, yang merupakan hasil penelitian termutakhir dari institusi penelitian dan pengembangan perkebunan baik pemerintah maupun swasta.
- ItemPedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran Dan Pengawasan Benih Tanaman Pala (Myristica fragrans)(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2015) Direktorat Jenderal Perkebunan; Direktorat Jenderal PerkebunanTanaman pala (Myristica fragrans) merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari Kepulauan Maluku. Kemasyuran pala sebagai tanaman rempah sudah dikenal sejak abad ke-16, sehingga pala menjadi rebutan bangsa asing yang datang ke Indonesia yang berakibat Indonesia mengalami masa penjajahan selama 3,5 abad.
- ItemPedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Aren (Arenga pinnata, Merr)(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2015) Direktorat Jenderal Perkebunan; Direktorat Jenderal PerkebunanTanaman aren merupakan salah satu jenis palma yang penyebarannya sangat luas di Indonesia. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir 2007-2011 areal tanaman aren mengalami fluktuasi, yaitu dari luas 59.225 ha pada tahun 2007, terakhir menjadi 62.421 ha pada tahun 2011. Walaupun saat ini sudah ada beberapa daerah yang mulai membudidayakannya, tapi umumnya tanaman aren masih tumbuh secara alami.
- ItemPedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Jambu Mete (Anacardium occidentale L.)(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2015) Direktorat Jenderal Perkebunan; Direktorat Jenderal PerkebunanJambu mete (Anacardium occidentale L) merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup besar antara lain sebagai bahan baku industri makanan dan berfungsi menjadi tanaman konservasi pada lahan marjinal. Hasil utama dari tanaman jambu mete berupa kacang mete yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Buah semu Jambu mete dapat dijadikan sari buah, selai, cuka, sirup, nata de cashew, dan manisan. Sedangkan kulit biji menghasilkan cairan yang disebut cashew nut shell liquid (CSNL) merupakan bahan baku industri cat, minyak rem dan sebagainya. Kacang mete sebagai bahan baku industri makanan menempati posisi utama dibandingkan dengan jenis tree nuts lainnya, dikarenakan harga kacang mete relatif mahal.
- ItemPedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran Dan Pengawasan Benih Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.)(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2017) Direktorat Jenderal Perkebunan; Direktorat Jenderal PerkebunanKakao merupakan salah satu jenis tanaman penyegar yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Areal kakao tersebut tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan sentra-sentra produksi berada di wilayah Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah. Pengusahaan kakao tersebut akan menggerakkan perekonomian berbasis masyarakat pedesaan dengan beberapa keunggulan komparatif dibandingkan komoditas perkebunan lainnya sehingga dinilai akan sangat strategis untuk meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya di kawasan yang tertinggal.
- ItemPedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Kapas (Gossypium hirsutum)(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2015) Direktorat Jenderal Perkebunan; Direktorat Jenderal PerkebunanKebutuhan serat kapas nasional akan semakin meningkat berkaitan dengan meningkatnya volume produksi sektor industri tekstil dan produk tekstil. Nilai ekspor tekstil mencapai 15% dari ekspor non migas nasional. Ironisnya industri yang berorientasi ekspor ini tidak didukung oleh pasokan serat kapas domestik yang memadai, sehingga ketergantungan kepada serat kapas impor.
- ItemPedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Mull)(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2015) Direktorat Jenderal Perkebunan; Direktorat Jenderal Perkebunanndonesia merupakan negara kedua penghasil karet alami di dunia (sekitar 28 persen dari produksi karet dunia di tahun 2010), sedikit di belakang Thailand (sekitar 30 persen). Di masa depan, permintaan akan karet alami dan karet sintetik masih cukup signifikan, karena didorong oleh pertumbuhan industri otomotif yang tentunya memerlukan ban yang berbahan baku karet sintetik dan karet alami. Harga karet sintetik yang terbuat dari minyak bumi akan sangat berfluktuasi terhadap perubahan harga minyak dunia.