Browsing by Author "Dibyo Pranowo"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemBUDI DAYA DAN AGRIBISNIS KEMIRI SUNAN SUMBER BAHAN BAKAR NABATI(IAARD Press, 2014) Muhammad Syakir; Dibyo Pranowo; Maman Herman; Abdul Muis HasibuanKemiri sunan [Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw] adalah salah satu jenis tanaman penghasil minyak nabati yang sangat potensial untuk bahan baku biodiesel. Minyak nabati dari tanaman ini diharapkan menjadi salah satu sumber energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar biodiesel. Untuk mendukung upaya tersebut, budi daya dan agribisnis tanaman ini perlu diketahui oleh masyarakat. Sebaran kemiri sunan masih terbatas di Jawa Barat sehingga pengembangan tanaman ini secara luas di seluruh wilayah Indonesia memerlukan strategi, perencanaan, dan koordinasi yang baik dari semua pihak terkait. Informasi dalam buku Budi daya dan Agribisis Kemiri Sunan Sumber Bahan Bakar Nabati ini merupakan hasil penelitian Badan Llitbang Pertanian selama lima tahun terakhir.
- ItemKEMIRI SUNAN SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKAR NABATI(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2015) Dibyo Pranowo; Maman Herman; Syafaruddin; Iwa Mara TrisawaKemiri sunan (Reutealis trisperma [Blanco] Airy Shaw) adalah nama tanaman yang diberikan terhadap jenis tanaman kemiri racun, yang merupakan tumbuhan asli tropis. Tanaman ini sangat potensial sebagai penghasil minyak nabati, karena bijinya mengandung minyak dengan rendemen sekitar 50%. Terkait dengan semakin tipisnya cadangan minyak yang berasal dari fosil, keberadaan tanaman ini memberikan harapan baik karena minyak nabati yang dihasilkannya dapat diproses menjadi biodiesel, sebagai pengganti minyak yang berasal dari fosil. Tanaman kemiri sunan tingginya dapat mencapai 15-20 meter, mahkota daun yang rindang, dan sistem perakaran yang dalam sangat ideal sebagai tanaman konservasi untuk mencegah erosi dan memperbaiki kesuburan tanah. Atas dasar itu, tanaman ini sangat potensial, selain dapat menghasilkan minyak nabati juga untuk meningkatkan produktivitas lahan-lahan kritis di Indonesia. Disamping itu, isu pemanasan global dan adanya keharusan semua negara di dunia untuk mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca, maka tanaman ini memiliki harapan menjadi salah satu alternatif rehabilitasi lahan maupun pengembangan kehutanan dan perkebunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hingga saat ini tanaman kemiri sunan belum menjadi komoditas yang diperdagangkan sebagaimana beberapa komoditas lainnya seperti karet, kopi, kakao, teh, dll. Namun demikian dengan potensi yang dimilikinya, proses ke arah komoditi yang memiliki nilai ekonomi tinggi sangat menjanjikan, mengingat tanaman ini berpotensi sebagai sumber bahan baku biodiesel.
- ItemKemiri Sunan, Tanaman Penghasil Minyak Nabati dan Konservasi lahan(IAARD Press, 2013) Maman Herman; Muhammad Syakir; Dibyo Pranowo; Saefudin; SumantoKrisis energi yang melanda dunia termasuk Indonesia, telah mendorong berbagai pihak untuk mencari energi alternatif yang dapat diperbaharui. Kebutuhan energi, khususnya bahan bakar solar, dari tahun ke tahun terus meningkat seiiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat. Sementara itu cadangan minyak bumi dunia, menurut para ahli diperkirakan hanya tinggal untuk 100 tahun kedepan. Kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) adalah salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak nabati yang dapat diproses lebih lanjut menjadi biodiesel beserta turunannya. Habitus tanaman berbentuk pohon dengan tinggi dapat mencapai 15-20 m, mahkota daun yang rindang, dan sistem perakaran yang dalam sangat ideal sebagai tanaman konservasi. Atas, dasar itu, tanaman ini sangat potensial, disamping dapat menghasilkan minyak nabati juga untuk meningkatkan produktivitas lahan-lahan kritis di Indonesia.
- ItemMorphological, Anatomical, and Physiological Characterization of Seven Superior Clones of Robusta Coffee(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, ) Sakiroh, Sakiroh; Balai Penelitian Tanaman Industri dan penyegar; Ibrahim, Meynarti Sari Dewi; Balai Penelitian Tanaman Industri dan penyegar
- ItemPengadaan Bahan Tanam Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Di Indonesia; Desa Mandiri Energi Serta Strategi Penelitian Di Masa Depan(Bayumedia Publishing, 2008) Hasnam; Cheppy Syukur; R.R. Sri Hartati; Sri Wahyuni; Dibyo Pranowo; Sri Eko Susilowati; Edi Purlani; Bambang Heliyanto; Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanDalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Indonesia sudah menetapkan minyak jarak pagar dan minyak kelapa sawit dalam produksi biodiesel. Beberapa teknik budi daya dan pengolahan hasil sudah tersedia (terutama melalui inter-net), akan tetapi hasil-hasil perbaikan varietas masih sangat terbatas. Koleksi spesies dan provenan baru dimulai pada akhir 2005, dimana terkumpul 15 provenan/subprovenan dari berbagai daerah/populasi untuk disebarkan ke petani-peta-ni jarak pagar. Kemajuan yang cukup berarti, sudah dicapai pada tahun 2006 dan 2007 melalui seleksi rekuren seder-hana. Produktivitas tanaman meningkat dari 0,36 ton menjadi 0,97 ton biji kering per hektar pada siklus-1, kemudian meningkat menjadi 2,2 ton pada siklus-2 pada provenan Lampung. Demikian juga pada provenan Nusa Tenggara Barat dimana produktivitas biji kering meningkat dari 0,43 ton menjadi 1,0 ton pada siklus-1 kemudian 1,9 ton pada siklus-2. Diperkirakan, produktivitas jarak pagar akan mencapai 6–7 ton per hektar sesudah tahun ke-4 dan seterusnya. Dengan perkiraan di atas, selama tahun 2007/2008, akan dihasilkan 10 ton IP-1 dan 2,0 ton IP-2 yang akan didistribusikan ke seluruh Indonesia. Hasil penelitian simulasi menunjukkan bahwa dengan teknologi yang tersedia, usaha tani jarak pagar masih menimbulkan kerugian di pihak petani selama dua tahun pertama. Tanpa bantuan dari pemerintah/swasta, dalam bentuk kredit dan perlindungan investasi dari pemerintah, pengembangan jarak pagar tidak akan mencapai sasaran yang ditetapkan. Dalam pengembangan jarak pagar, Pemerintah Indonesia mencanangkan konsep Desa Mandiri Energi (DME) berbasis jarak pagar, dengan memanfaatkan kelembagaan yang tersedia atau baru terbentuk. Pelaksanaan pro-gram ini akan dilaksanakan secara bertahap di desa-desa tertinggal sebagai bagian dari program penciptaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan. Penelitian jarak pagar di masa depan ditujukan ke pemanfaatan secara maksimum seluruh potensi jarak pagar. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang akan menjadi sumber data dalam pemanfaatan tersebut. Juga dikemukakan strategi penelitian terpadu dari Sichuan University. Program nasional jarak pagar dapat di-sesuaikan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya nasional dalam mengatasi krisis energi untuk Indonesia.
- ItemPengaruh Tingkat Naungan dan Media Tanam Terhadap Persentase Pecah Mata Tunas dan Pertumbuhan Bibit Karet Okulasi Hijau(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2014-07-01) Sakiroh, Sakiroh; Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar; Saefudin, Saefudin; Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar