Browsing by Author "Desmira"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemMonitoring dan Surveillans Penyakit Avian Influenza di Regional II Tahun 2004(BPPV Regional II Bukittinggi, 2004) Miswati, Yuli; Besar S., Harry; Vera O.; Purnama, Ros; Kartini; Rubama; Desmira; Daniel F.Pada tahun 2004 telah dilaksanakan pengambilan dan pemeriksaan sampel berupa serum ayam, organ dan swab kloaka dan laring yang berasal dari Propinsi Sumatera Barat (serum 1008 sampel, organ 27 sampel, swab 123 sampel), Propinsi Riau (serum 573 sampel, organ 9 sampel, swab 89 sampel), dan Propinsi Jambi (serum 474 sampel, organ 7 sampel, swab 47 sampel). Pengujian yang dilakukan adalah mengukur titer antibody terhadap Avian Influenza H5N1 dan H5N9 dengan metode HA-HI test, isolasi virus AI dengan metode ITET, AGID, Uji Biologis, IVPI dan PCR. Identifikasi virus Avian Influenza dilakukan dengan menggunakan antiserum H5N1, H5N2, H7N1 dan H9N2. Dari pemeriksaan didapat hasil untuk Propinsi SUmatera Barat, titer antibody AI tinggi 1.59%, titer antibody rendah 1.39%, positif virus AI 8.0%. Untuk Propinsi Riau, titer antibody AI tinggi 0%, titer antibody AI rendah 0%, Positif virus AI 1/02%, untuk Propinsi Jambi, titer antibody AI tinggi 2.53%, titer antibody AI rendah 4.43%, positif virus AI 0%. Hasil identifikasi virus dengan uji HI selain ditemukan virus AI H5N1 juga ditemukan virus AI H5N2 dan H7N1 yang kemungkinan disebabkan adanya reaksi silang. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa penyakit Avian Influenza telah menyerang ayam di Propinsi Sumatera Barat yakni di Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kab. 50 Kota, Kab. tanah datar dan Kab. Padang Pariaman. Adanya titer antibody dari serum yang diperiksa merupakan hasil vaksinasi yang dilakukan oleh peternak.
- ItemMonitoring ND - Newcastle Disease di Wilayah Kerja Balai Veteriner Bukittinggi(Balai Veteriner Bukittinggi, 2015) Martdeliza; Febrianto, Niko; Wilna S; Rahmi EP; Nurwan, Rio; Desmira; Hartini, Rina; AzfirmanSalah satu sumber protein yang cara pemeliharaannya relatif mudah, hasilnya diperoleh dalam kurun waktu yang relatif singkat adalah beternak ayam.Tetapi beternak ayam sering terkendala beberapa penyakit unggas salah satunya ND. Penyakit ND disebabkan oleh Avian Paramyxovirus type-1 (APMV-1). Di Indonesia ND masih endemis, termasuk diwilayah kerja BVet Bukittinggi (Provinsi Sumbar, Provinsi Riau, Provinsi Jambi dan Provinsi Kepulauan Riau). BVet Bukittinggi tidak punya anggaran khusus untuk melakukan surveillans ND. Untuk tetap memonitoring ND diwilayah kerja setiap sampel yang berasal dari kegiatan surveillans Avian Influenza diperiksa terhadap ND. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberi gambaran penyakit ND di wilayah kerja BVet Bukittinggi. Dengan harapan data tersebut dapat dipakai oleh pihak yang berwewenang untuk memberantas penyakit ND. Dan akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.Pada Tahun 2015 sebanyak 1174 serum dari Provinsi Sumbar, 660 serum dari Provinsi Riau, 47 serum dari Provinsi Jambi dan 114 serum dari Provinsi Kepulauan Riau diuji secara serologis terhadap ND Hasilnya seroprevalensi ND Provinsi Sumatera Barat sebesar 55 %, Provinsi Riau sebesar 42 %, Provinsi Jambi sebesar 47 % dan Provinsi Kepulauan Riau sebesar 49 %. Kebanyakan masyarakat ternak sektor 4 belum memahami pentingnya vaksinasi untuk mencegah penyakit ND atau jika ada yang sudah mengetahui tetapi mereka kesulitan mendapatkan vaksin, dan juga belum bisa melakukan vaksinasi sendiri. Demikian juga tentang manajemen beternak, umumnya masih perlu ditingkatkan. Sehingga masih dibutuhkan bimbingan dan kerja keras dari dinas peternakan setempat/bidang yang membawahinya
- ItemPerbandingan Hasil Uji KIT ELISA Deteksi Antibodi dan Antigen Hog Cholera di Balai Veteriner Bukittinggi(Balai Veteriner Bukittinggi, 2017) Fitria, Yul; Febrianto, Niko; Rahmi E.P.; Nurwan, Rio; Desmira; Sri, Wilna; Miswati, Yuli; MartdelizaTelah dilakukan uji deteksi antigen dan antibodi dengan metode ELISA di Balai Veteriner Bukittinggi. Untuk melihat sensitifitas uji dengan konfirmasi dengan uji RT PCR. Dengan menggunakan 71 sampel serum, diuji dengan kit ELISA deteksi antigen dan antibodi, dan ada kesamaan uji positif antibodi dengan deteksi RT PCR. 26 sampel positif antibodi dan positif deteksi RT-PCR sedangkan secara antigen hanya terdeteksi 7 dari sampel.