Browsing by Author "Daulay, Rosmalina Sari Dewi"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XII Nomor 2 Tahun 2015(Pusat Veteriner Farma, 2015) Wriningati; Hanifah, Siti; Purnamasari, Indah; Estikoma, Dyah; Qomariyah, Nurul; Cahyani, Yosie Intan; M. Moechrom; Ernawati Y.; Certoma, Andrea; Rochmah, Anieka; Srihanto, Eko Agus; Andayani, Sri Susila; Daulay, Rosmalina Sari Dewi; Pusat Veteriner Farma
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XIII Nomor 1 Tahun 2016(Pusat Veteriner Farma, 2016) Intan Cahyani, Jossie; Supriyanto; Dyah K., Murtining; Triyati, Ning Umi; Hanifah, Siti; Estikoma, Dyah; Hendrawati, Ferra; Jamilah; Soekarno; Rochmah, Anieka; Daulay, Rosmalina Sari Dewi; Yulia, Ernawati; ; Pusat Veteriner Farma
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XVI Nomor 1 Tahun 2020: Pengkajian Duration of Immunity Vaksin Neo Rabivet Pusvetma(Pusat Veteriner Farma, 2022) Daulay, Rosmalina Sari Dewi; Pancawidyana, Dyah; Aulanni'am
- ItemEpidemiologi Molekuler Rabies di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat(Direktorat Kesehatan Hewan, 2019) Dibia, I Nyoman; Daulay, Rosmalina Sari Dewi; Tenaya, I Wayan MasaKasus rabies di Pulau Sumbawa pertama kali dilaporkan pada 15 Januari 2019 di Kabupaten Dompu. Asal mula virus yang menyebabkan wabah rabies hingga saat ini masih misteri. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui hubungan kekerabatan virus rabies di Pulau Sumbawa dengan data virus rabies di GenBank dari beberapa daerah tertular. Empat sampel otak anjing yang positif terinfeksi virus rabies diperoleh dari Kabupaten Dompu dan Kabupaten Sumbawa. Sampel otak diekstraksi dan Ribonucleic acid (RNA) virus diisolasi menggunakan kit (Invitrogen). RNA virus selanjutnya di amplifi kasi menggunakan one-step reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR). Produk RT-PCR (1215bp) disekuensing dan dianalisis. Sekuen nukleotida fragmen gen penyandi nukleoprotein (N) disejajarkan dengan menggunakan program Clustal W. Pohon fi logenetik dikonstruksi dengan mengaplikasikan Kimura-Two Parameter Model dalam MEGA X. Hasil analisis menunjukkan bahwa virus rabies di Pulau Sumbawa terkonfi rmasi sebagai virus genotipe 1 dari Lyssavirus, dan berada dalam klaster Indonesia. Sekuen nukleotida gen penyandi nukleoprotein diantara virus rabies di Pulau Sumbawa memiliki kesamaan 100%. Hal ini mengindikasikan bahwa virus rabies yang masuk ke Pulau Sumbawa merupakan introduksi tunggal dan berasal dari salah satu daerah endemis rabies di Indonesia. Virus rabies di Pulau Sumbawa memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan virus rabies asal Bali dengan kesamaan 99,9-100%, sedangkan dengan virus rabies Sulawesi, Flores, Kalimantan, Jawa dan Sumatra memiliki kesamaan yang lebih rendah, secara berturut-turut adalah 98%, 97,5%, 97,5%, 96,6-96,9% dan 96,2-96,8%. Hasil analisis fi logenetik membuktikan bahwa virus rabies di Bali ditularkan ke Pulau Sumbawa, dan mengindikasikan adanya transportasi hewan penular rabies (HPR) dalam masa inkubasi sebagai akibat dari aktivitas manusia. Untuk itu, beberapa kemungkinan jalur masuknya HPR ke Pulau Sumbawa perlu dikaji lebih lanjut.
- ItemPengkajian Duration of Immunity Vaksin Neo Rabivet Pusvetma(Direktorat Kesehatan Hewan, 2019) Daulay, Rosmalina Sari Dewi; Pancawidyana, Dyah; Aulanni’amVaksin Neo Rabivet produksi Pusat Veteriner Farma adalah vaksin rabies dengan formula yang baru, berupa vaksin monovalen untuk anjing, kucing dan kera. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui duration of immunity vaksin Neo Rabivet yang diaplikasikan pada anjing secara subkutan. Penelitian ini menggunakan 10 ekor anjing, terdiri atas 4 ekor anjing divaksin 1,5 ml, 4 ekor anjing divaksin 1 ml dan 2 ekor anjing tidak divaksin. Serum diambil pada minggu pertama, kedua, ketiga, keempat, dilanjutkan setiap bulan hingga mencapai 1 tahun. Antibodi diuji menggunakan kit ELISA Platelia™ Rabies II produksi Bio-Rad. Rerata anjing mulai menunjukkan antibodi protektif pada minggu kedua dan masih protektif hingga bulan keenam. Rerata titer kelompok anjing dosis 1,5 ml pada minggu kedua adalah 2,303 EU/ml, rerata titer bulan keenam adalah 1,388 EU/ml. Rerata titer kelompok anjing dosis 1 ml pada minggu kedua adalah 2,253 EU/ml, rerata titer bulan keenam adalah 1,7 EU/ml.
- ItemProsedur Operasional Baku Uji conRT-PCR untuk Deteksi Molekular Antigen Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)(Pusat Veteriner Farma, 2019) Suganda, Agung; P, Sapto Rini Budi; Wulandari, Ida Arlita; Daulay, Rosmalina Sari Dewi; Pusat Veteriner FarmaPenyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit epizootika dengan daya tular tinggi (highly contagious) pada hewan berkuku genap/belah yang paling ditakuti di dunia karena menimbulkan kerugian ekonomi dan sosial yang tinggi. Penyakit ini ditandai dengan adanya pembentukan vesikel/ lepuh dan erosi di mulut, lidah, gusi, nostril, puting, dan di kulit sekitar kuku.
- ItemSurveilans Penyakit Mulut dan Kuku Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Tahun 2018(Direktorat Kesehatan Hewan, 2019) Budi, Sapto Rini; L, Dwi Kurnia; Hanifah, Siti; K, Firdaus Lingga; Daulay, Rosmalina Sari Dewi; Suganda, AgungSesuai Permentan No. 39/Permentan/OT/140/6/2012 tupoksi Pusvetma adalah melaksanakan surveilans PMK, sebagai laboratorium rujukan PMK dan melaksanakan pengendalian PMK, maka setiap tahun Pusvetma melaksanakan surveilans bekerja sama dengan Dirjen PKH, BBVET BVET, Dinas Propinsi Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Kesehatan Hewan. Technical meeting (TM) yang dilakukan pada bulan Maret 2018 menghasilkan kesepakatan bahwa daerah beresiko adalah kabupaten atau kota yang terdapat peternakan sapi dan babi yang dicurigai terdapat praktek pemberian pakan sisa makanan dari pelabuhan/ bandara/ hotel (Swill feeding), kabupaten atau kota yang berbatasan dengan negara tidak bebas PMK, kabupaten atau kota dengan pelabuhan dan bandara internasional, kabupaten atau kota yang pernah muncul suspect PMK, daerah yang menerima pasokan ternak sapi dan babi dari berbagai wilayah. Sasaran sampling surveilans PMK 2018 adalah 53 Kabupaten/Kota, dengan masing-masing Kabupaten/kota diwakili 3 lokasi, dan masing-masing lokasi diambil 16 sampel. Total sampel yang harus diambil sebanyak 48 sampel per kabupaten /kota. Surveilans PMK tahun 2018 dilakukan dengan mengambil sampel serum sapi dan babi sebanyak 3.121 sampel dari 51 kabupaten berisiko di 33 Provinsi dan 632 sampel dari kabupaten/kota yang tidak berisiko dari 15 Provinsi (16 kabupaten). Pengujian sampel serum untuk mendeteksi antibodi PMK menggunakan metode Elisa Non Struktural Protein (NSP) produk Priocheck sesuai rekomendasi OIE. Hasil uji seluruh sampel adalah negatif. Hasil serosurveilans tahun 2018 dapat disimpulkan bahwa Indonesia masih bebas PMK. Metode serosurveilan perlu diperkuat dengan melakukan sindrom surveilans dan pelaporan negatif sebagai upaya deteksi dini PMK menjadi satu kesatuan Surveilans PMK.