Browsing by Author "Busyra"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- Item25 Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Provinsi Jambi(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi, 2012-01) Yanti, Linda; Bobihoe, Julistia; Busyra; Asni, Nur; Zubir; Susilawati, Endang25 Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Provinsi Jambi merupakan hasil dari beberapa kegiatan BPTP Jambi yang telah berdampak baik bagi pengguna terutama petani. Untuk itu perlu didiseminasikan dan diharapkan dapat tersebar luas serta memberi manfaat bagi para pengguna khususnya di tingkat petani. 25 Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Provinsi Jambi tersebut dihimpun dari komoditas padi, kedelai, jagung, kentang, perkebunan, pengolahan hasil pertanian, hama penyakit dan peternakan
- ItemAnalisis Nilai Tambah Pengolahan Buah Nenas pada CV. Tulimario di Desa Tangkit Baru Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muara Jambi(BPTP Jambi, 2008) Gemala, Rizki; Busyra; BPTP JambiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang dihasilkan oleh industri pengolahan nenas CV. Tulimario. Karena dengan menghitung nilai tambah, suatu perusahaan atau industri dapat mengetahui seberapa besar sumbangsih yang telah diberikannya kepada pihak – pihak terkait (tenaga kerja, pemerintah, perusahaan itu sendiri, kreditur dan masyarakat), dan sebaliknya pihak – pihak terkait pun dapat melihat kontribusi yang telah diberikannya kepada perusahaan. Dengan kata lain, nilai tambah secara tidak langsung akan meransang kinerja pihak – pihak terkait menjadi lebih baik lagi. Sehingga akan berujung pada peningkatan perekonomian pada daerah tersebut dan akan meningkatkan Produk Domestik Bruto pada daerah yang bersangkutan. Bagi pemerintah keberadaan perusahaan ini dapat menjadi prioritas dalam mempertahankan dan mengembangkan agroindustri sejenis, karena secara tidak langsung nilai tambah telah menciptakan multiplier effect yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Dari hasil penelitian, diperoleh nilai tambah pengolahan nenas pada CV. Tulimario sebesar Rp. 65.102.414, dengan pendistribusiannya kepada tenaga kerja sebesar Rp.40.534.000,- (62,26%), untuk industri sebesar Rp. 20.484.024,6,- (31,46%), untuk pemerintah sebesar Rp. 2.320.389,4 (3,56 %), untuk kreditur menerima Rp. 1.464.000,- (2,25 %), dan untuk masyarakat sebesar Rp.300.000,- (0,46%).
- ItemIdentifikasi dan Karakteristik Rawa Lebak Kota Karang, Kumpeh Ulu, Kab Muaro Jambi(BPTPJambi, 2006) Mulyatri; Busyra; BPTP JambiLahan rawa lebak mempunyai potensi yang cukup luas untuk pengembangan lahan pertanian di Kabupaten Muaro Jambi. Hasil identifikasi lahan di desa Kota Karang Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi menunjukkan bahwa faktor penghambat dalam pengembangan lahan ini adalah bahaya tinggi genangan pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.
- ItemUPAYA PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) DI LAHAN TADAH HUJAN : STUDI KASUS DI KABUPATEN SAROLANGUN JAMBI(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Suharyon; Busyra; Minsyah, Nur Imdah; BPTP JambiLahan tadah hujan merupakan salah satu jenis lahan yang potensial untuk difungsikan sebagai sentra produksi padi, mendukung swasembada beras berkelanjutan, termasuk lahan-lahan tadah hujan di wilayah Kabupaten Sarolangun Jambi. Upaya optimalisasi peran lahan tadah hujan di Kabupaten Sarolangun sebagai sentra produksi padi, terus dilakukan antara lain dengan meningkatkan produktivitas padi tadah hujan melalui pengembangan varietas unggul baru (VUB) spesifik lokasi. Namun demikian, upaya pengembangan VUB di lahan tadah hujan juga dihadapkan pada kendala rendahnya adopsi VUB karena masih tingginya penggunaan varietas lokal di tingkat petani sehingga rata-rata produktivitas padi di lahan tadah hujan Kabupaten Sarolangun Jambi belum sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian untuk mengungkap faktor-faktor pendorong dan penghambat adopsi VUB serta merumuskan upaya percepatannya. Kajian dilakukan di Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun pada tahun 2013 dengan menggunakan pendekatan survei, focus group discussion, dan wawancara individual kepada kelompok tani pengguna VUB dan varietas lokal. Hasil kajian menunjukkan bahwa secara umum varietas yang banyak berkembang di lokasi kajian masih didominasi varietas lokal. Faktor -faktor yang mendorong percepatan adopsi adalah potensi biofisik lahan, penyediaan benih, dan sumberdaya manusia. Peluang pengembangan VUB juga terbuka dengan adanya dukungan kebijakan pemerintah pusat, teknologi, dan infrastruktur. Sedangkan tantangan yang dihadapi sebagai penghambat dalam mengembangkan VUB adalah persaingan usahatani padi dengan usaha produktif lainnya dan preferensi masyarakat. Mengacu pada identifikasi tersebut, maka upaya percepatan adopsi VUB di lahan tadah hujan Kabupaten Sarolangun menggunakan pendekatan peta jalan yang diterapkan secara bertahap melalui model upaya percepatan selama satu sampai dua tahun. Upaya percepatan juga perlu didukung dengan kebijakan pemerintah daerah melalui penumbuhan penangkar benih tingkat petani dan pengalokasian dana khusus untuk pengembangan VUB, yang terintegrasi dalam program pemda.