Browsing by Author "Burbey"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- Item3. Efisiensi Pemupukan NPK Dengan Pemberian Bahan Organik Pada Lahan Sawah Berstatus P dan K Rendah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2012) Burbey; Abdullah, Syahrial; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Penelitian dilaksanakan di empat lokasi yaitu tanah petani Tanjung Mutiara, Bungo Koto Tuo (Baso), Palupuh, dan Kampeh (Baso), Kabupaten Agam dengan tanah berstatus P and K potensial rendah pada MT 2007. Penelitian menggunakan rancangan Streep Plot dua faktor dengan 4 ulangan. Faktor pertama pemupukan NPK: (1) tanpa N, dipupuk P dan K, (2) tanpa P, dipupuk N dan K, (3) tanpa K, dipupuk N dan P, dan (4) dipupuk NPK, sedangkan Faktor kedua pemberian bahan organik: (a) tanpa bahan organik, (b) pemberian kompos pupuk kadang 2 t/ha, dan (c) pemberian kompos jerami 5 t/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pemberian pupuk N, P, dan K dengan pemberian bahan organik berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, total serapan N, P dan K tanaman, komponen hasil dan hasil padi sawah. Tanpa pemupukan N (urea) memberikan pertumbuhan, total serapan N, P, dan K, komponen hasil dan hasil nyata lebih rendah dibandingkan perlakuan tanpa P (-P), tanpa K (-K) serta dengan perlakuan lengkap NPK. Tanpa pemupukan P dan tanpa pemupukan K memberikan pertumbuhan, total serapan N, P dan K, komponen hasil dan hasil yang nyata lebih rendah dibandingkan dibandingkan dengan pemupukan lengkap NPK. Pemberian 2 ton pupuk kandang/ha serta pemberian 5 ton kompos jerami/ha belum dapat meningkatkan efi siensi pemupukan NPK terhadap pertumbuhan, total serapan N, P, dan K serta komponen hasil dan hasil padi sawah. Pada lahan sawah berstatus P dan K rendah pemupukan N (urea), P (SP36), dan K (KCl) mutlak diperlukan untuk mendapatkan pertumbuhan, total serapan hara, komponen hasil, dan hasil yang tinggi. Pemberian kompos pupuk kandang atau jerami padi belum dapat meningkatkan efi siensi pemupukan NPK secara nyata terhadap pertumbuhan, komponen hasil dan hasil padi sawah.
- ItemPengaruh Umur dan Jumlah Bibit Terhadap Produktivitas Padi Sawah Varietas Umur Genjah (VUG) dan Sangat Genjah (VUSG) di Kecamatan Sitiung Provinsi Sumatera Barat(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2012-06) Abdullah, Syahrial; Nieldalina; Burbey; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPercobaan pengaruh umur dan jumlah bibit pada padi sawah varietas umur genjah (VUG) dan sangat genjah (VUSG) telah dilaksanakan sejak Mei sampai Desember 2009 di Sitiung Blok A, Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Percobaan lapang menggunakan Rancangan Petak Terpisah (Split Plot Design) dengan 4 kali ulangan. Sebagai petak utama adalah kombinasi umur dan jumlah bibit: (a) bibit umur 10 hari dipersemaian 1 batang/rumpun (10 HSS 1 batang/rumpun), dan (b) bibit umur 20 hari dipersemaian 3 batang/rumpun (20 HSS 3 batang/rumpun). Pemupukan berdasarkan hasil analisis tanah/pengelolaan hara spesifi k lokasi (PHSL), yaitu sebanyak 200 kg/ha urea, 100 kg/ha SP36, dan 75 kg/ha KCl. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh umur dan jumlah bibit terhadap pertumbuhan dan hasil dua VUG dan dua VUSG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; terdapat perbedaan pengaruh umur dan jumlah bibit terhadap pertumbuhan tanaman, komponen hasil dan hasil gabah kering VUG dan VUSG padi sawah. Penggunaan bibit umur 10 HSS 1 batang/rumpun meningkatkan jumlah malai dan persentase gabah bernas VUG (Logawa dan IR66). Sedangkan untuk VUSG (Silugonggo dan Inpari 1) meningkatkan jumlah malai dengan umur bibit 20 HSS 3 batang/rumpun). Tetapi peningkatan persentase gabah bernas didapat dengan bibit 10 HSS 1 batang/rumpun. Penggunaan bibit 10 HSS 1 batang/rumpun mempersingkat waktu berbunga dan panen selama 6 hari. Penggunaan VUG dengan umur bibit 10 HSS 1 batang/rumpun memberikan hasil yang tinggi, masing-masing 6,79 t/ha dengan VUG Logawa, dan 6,48 t/ha dengan VUG IR66. Sedangkan penggunaan VUSG memberikan hasil yang tinggi dengan umur bibit 20 HSS 3 batang/rumpun, masing-masing 6,19 t/ha dengan VUSG Silugonggo, dan 5,88 t/ha dengan VUSG Inpari 1.