Browsing by Author "Bungati"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemANALISIS BIAYA USAHATANI CABAI MERAH TINGKAT PETANI DI KABUPATEN KONAWE(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Bungati; Warda; Wamaer, Demas; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratKajian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan finansial dan titik impas harga usahatani cabai merah. Lokasi kajian di Desa Tetemotaha, Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe dimulai bulan Pebruari sampai bulan Juni 2016. Pengambilan data dengan metode survey dan wawancara langsung dengan petani cabai yang tergabung dalam kelompok tani Kateni dengan jumlah petani 25 orang. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder. Hasil kajian menunjukkan bahwa total biaya produksi usahatani cabai merah yang dikeluarkan oleh patani mulai dari persiapan lahan hingga panen sebesar Rp. 53.315.000,- per hektar per musim tanam dan biaya yang paling tinggi dikeluarkan oleh petani cabai adalah pada kegiatan persiapan lahan Rp. 15.420.000,- per hekter per musim tanam. Total menerimaan petani cabai sebesar Rp. 141.000.000,- dan total produksi buah cabai merah adalah 9.400 kg dengan harga cabai Rp. 15.000,- per kg. RC ratio 2,64 yang berarti bahwa usahatani cabai layak untuk diusahakan. BEP Rp.7.723,- yang berarti bahwa petani harus menjual diatas harga tersebut agar tidak mengalami kerugian.
- ItemANALISIS PEMASARAN CABAI RAWIT DI KABUPATEN DI KABUPATEN KOLAKA UTARA(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Bungati; Bananiek, Sri; Wardah; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratKajian ini adalah untuk mengetahui saluran dan margin pemasaran cabai rawit di Desa Pasampang Kecamatan Pakue Tengah Kabupaten Kolaka Utara. Kajian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2016. Lokasi kajian ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Desa Pasampang merupakan salah satu penghasil cabai rawit di Kecamatan Pakue Tengah. Penentuan responden dengan cara snowball sampling berdasarkan informasi yang diperoleh dari para petani cabai rawit. Dari reponden diperoleh informasi jumlah pedagang pengumpul dan pengecer yang membeli cabai rawit. Kemudian dari pedagang pengumpul diperoleh, jumlah pedagang pengecer. Jumlah responden dalam kajian ini adalah 10 petani cabai rawit, 7 pedagang pengecer dan 3 pedagang pengumpul. Analisa data yang digunakan adalah dengan pendekatan margin pemasaran dan farmer’s share. Hasil kajian menunjukkan bahwa terdapat tiga saluran pemasaran. Saluran pertama adalah saluran pemasaran yang terjadi di tingkat desa, pedagang pengecer langsung membeli cabai rawit ke rumah/kebun petani. Saluran pemasaran kedua ditingkat Kabupaten, pedagang pengumpul membeli cabai rawit di pasar tradisonal, pengecer kabupaten membeli dari pedagang pengumpul. Pada saluran pemasaran ketiga perdagangan cabai rawit antar kota/antar pulau, volume penjualan cukup besar. Share harga yang paling tinggi diterima oleh petani terdapat pada saluran pemasaran kedua yaitu 72,22%, sementara saluran pemasaran ketiga 52% dan yang paling rendah adalah saluran pemasaran pertama 50%.
- ItemPartisipasi Kelompok Wanita Tani Dalam Program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) Di Kelurahan Tumpas Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Bungati; Lou, Aksan; Rusdin; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPenelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat partisipasi KWT Samaturu dalam melaksanakan Program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari di Keluarahan Tumpas Kecamatan Unaaha Kabupan Konawe. Kajian dilakukan bulan terhitung pada bulan Juli-Agustus 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung terhadap responden menggunakan kuisioner. Jumlah responden sebanyak 30 orang, yaitu responden yang merupakan anggota yang menerapkan program KRPL, yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Samaturu, Kelurahan Tumpas, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskkriptif. Partisipasi dapat diukur melalui; (a) partisipasi dalam perencanaan, (b) partisipasi dalam pelaksanaan, (c) partisipasi dalam dalam hal sumbangan material. Data tingkat partisipasi berpedoman kepada Skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tingkat partisipasi KWT Samaturu di Kelurahan Tumpas, Kecamatam Unaaha, Kabupaten Konawe pada pelaksanaan program M-KRPL termasuk dalam kategori tinggi dengan skor 83%, dan yang menjadi indicator adalah partisipasi perananan 91% dengan kategori sangat tinggi, partsipasi dalam pelasanaan kegiatan 85% dengan kategori sangat tinggi dan partisipasi dalam bentuk material 70% dengan kategori sedang dan (2) kendala yang dihadapi adalah ketersediaan lahan KBD, ketersediaan sarana produksi, dan ketersediaan air.
- ItemPengelolaan Dan Pemasaran Sagu Di Sulawesi Tenggara(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Bungati; Rosmaha, Siti; Abidin, Zainal; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuSagu (Metroxylon,spp) merupakan penghasil pati/karbohidrat tertinggi dibanding dengan tanaman penghasil karbohidrat lainnya seperti padi, jagung, dan ubikayu. Pati sagu dapat dikembangkan menjadi aneka produk yang bernilai ekonomi tinggi. Pemanfaatan sagu di Sulawesi Tenggara selain sebagai makanan pokok, juga diolah menjadi makanan ringan misalnya kue bagea, ongol-ongol dan lainnya. Pengolahan tepung sagu di Sulawesi Tenggara masih bersifat konvensional, dengan produksi utama berupa tepung sagu basah yang diperdagangkan baik dalam wilayah Sultra maupun untuk di antar pulaukan terutama ke Jawa Timur. Pengolahan tepung sagu skala 25 pohon memberikan keuntungan sebesar Rp. 8.975.468, semetara usaha rumah makan sinonggi memberikan keuntungan perbulan sekitar Rp. 24.000.000 – 60.000.000, dan industry bagea memperoleh pendapatan usaha berkisar Rp,35.000.000 –Rp. 65.000.000 per bulan. Kedepan upaya peningkatan pengelolaan sagu melalui introduksi teknologi dan perbaikan jalinan pasar akan mendorong penciptaan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan masyarakat.