Browsing by Author "Budi Hariyono"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemDUKUNGAN TEKNOLOGI PENGEMBANGAN WIJEN DI LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH SESUDAH PADI(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2007) ROMLI, Moch.; Budi Hariyono; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, MalangWijen (Sesamum indicum L.) dibudidayakan di Indonesia terutama di daerah kering iklim kering. Namun akhir-akhir ini wijen mulai banyak dikembangkan di lahan sawah sesudah padi pada musim kemarau terutama di Kabupaten Nganjuk (Jawa Timur), Kabupaten Sragen dan Sukoharjo (Jawa Tengah). Rata-rata produktivitas wijen di Indonesia se-kitar 400 kg/ha, dengan umur panen antara 2,5–5 bulan. Selama pertumbuhannya wijen membutuhkan curah hujan an-tara 400–650 mm, dan menghendaki suhu tinggi, dan udara kering. Budi daya wijen tergolong relatif mudah dengan ri-siko kegagalan kecil, di samping mudah ditumpangsarikan dengan tanaman pangan atau tanaman industri. Saat ini Balittas telah menghasilkan paket teknologi budi daya yang sesuai untuk pengembangan di wilayah kering. Paket tekno-logi ini meliputi penggunaan varietas unggul dan benih bermutu, pengolahan tanah harus sesuai, waktu tanam yang se-suai, populasi yang optimal, dosis pupuk sesuai anjuran, pengendalian organisme pengganggu yang tepat. Sedangkan paket teknologi untuk pengembangan di lahan sawah sesudah padi masih terbatas pada varietas unggul saja.
- ItemPOTENSI PENGEMBANGAN TANAMAN WIJEN (Sesamum indicum L.) DI LAHAN KERING KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2007) RATNANINGSIH, Endah; Akademi Pertanian Yogyakarta (APTA); Muji Rahayu; Univer-sitas Sebelas Maret Surakarta (UNS); Budi Hariyono; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang; Akademi Pertanian Yogyakarta (APTA) - Univer-sitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) - Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, MalangPotensi Pengembangan Tanaman Wijen di lahan Kering Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta telah dikaji di lahan petani di Desa Bandung, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul dari bulan Maret sampai de-ngan bulan Agustus 2006. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan hasil tanaman wijen antara lahan demplot kontrol dengan lahan demplot petani dengan menggunakan metode Deskriptif-Analitis. Data dianalisis dengan meng-gunakan uji-t. Sistem tanam yang diterapkan adalah tumpang sari tanaman wijen dengan salah satu tanaman unggulan setempat yaitu kacang tanah. Sistem tanam tumpang sari banyak diterapkan di wilayah tersebut. Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan dan hasil tanaman wijen dan kacang tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman wijen dan kacang tanah tidak berbeda nyata antara lahan kontrol dengan lahan petani, perbedaan pada bebe-rapa pengamatan tidak mempengaruhi hasil wijen maupun kacang tanah secara nyata. Dari hasil penelitian dapat disim-pulkan bahwa tanaman wijen berpotensi baik untuk dikembangkan lebih lanjut di wilayah Playen, Gunung Kidul. Untuk lebih memantapkan pengembangannya perlu didukung penelitian lebih lanjut dari segala aspek.
- ItemTEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH BUNGKIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) MENJADI KOMPOS(Bayumedia Publishing, 2008) HARTONO, Joko; Yeyen Prestyaning Wanita; Budi Hariyono; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratPenelitian ini bertujuan untuk mencari teknik pengomposan limbah bungkil biji jarak pagar, yang merupakan komponen hasil terbesar (70–80%) dari biji, dengan cara yang paling mudah dan murah sehingga dapat langsung digu-nakan oleh petani jarak pagar. Kompos dibuat dari limbah bungkil biji jarak pagar sisa pengepresan yang diperoleh dari PTPN XII menggunakan larutan formula pendegradasi bahan organik berupa EM4 dan Simba serta campuran EM-4 dan Simba (1:1), yaitu bahan pendegradasi yang mudah diperoleh di pasaran. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan masing-masing 3 ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap kadar hara (N, P, K, C/N, BO, dan C organik) kompos yang dihasilkan, perubahan suhu selama proses pengomposan, kadar minyak, dan penurun-an berat. Pengomposan dinyatakan selesai bila C/N ratio kurang dari 12. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bungkil biji jarak pagar dapat dilakukan proses pengomposan dengan kendala bau yang relatif kurang sedap. Sampai minggu ke-11 kadar minyak pada kompos masih berkisar antara 16,2–19,8%. Analisa kimia terhadap kompos yang dihasilkan de-ngan penggunaan dekomposer EM-4 pada kadar air bungkil 35% menunjukkan bahwa pH kompos 6,2; kandungan C organik 40,02%; N total 6,26%; C/N ratio 6; bahan organik 69,24%; P 0,87%; dan K 1,10% dengan lama proses 1,5 bu-lan. Sementara tanpa penggunaan dekomposer (kontrol) diperoleh hasil kompos dengan pH 6,3; kandungan C organik 36,40%; N total 4,53%; C/N ratio 8; bahan organik 62,98%; P 0,83%; dan K 1,23% dengan lama proses 2,5 bulan. Pe-nurunan bobot selama proses dekomposisi sekitar 16% untuk semua perlakuan yang dicoba.
- ItemTEKNIK PENYAMBUNGAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)(Bayumedia Publishing, 2008) LESTARI; Budi Hariyono; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratPenelitian dilakukan di KP Karangploso, Malang mulai bulan Januari hingga Oktober 2007. Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah 3 sumber batang atas/ entres (IP-IA, IP-IM, dan IP-IP). Faktor kedua adalah 2 macam teknik penyambungan tanaman (sambung atas dan sambung samping). Sebagai batang bawah adalah tanaman jarak pagar lokal berumur satu tahun. Parameter pengamatan meliputi persentase hidup, tinggi hasil sambungan, jumlah daun, dan jumlah buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanaman jarak pagar dapat dilakukan penyambungan dengan keberhasilan ≥ 90%. Untuk perbaikan produktivitas dapat dilakukan penyambungan dengan menggunakan berbagai klon/varietas unggul sebagai sumber batang atas.