Browsing by Author "Bambang Prastowo"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemBIOMASSA TANAMAN PERKEBUNAN Fisik dan Proksimat serta Konversi Bio dan Termal Biomassa untuk Bioenergi(IAARD Press, 2018) Andi Amran Sulaiman; Muhammad Syakir; Fadjry Djufry; Haris Syahbuddin; Sumanto; Bambang Purwantana; Nur Richana; Bambang PrastowoBiomassa tanaman adalah semua bagian tanaman dari akar sampai pucuk daun. Dinamika dan perkembangan kebutuhan manusia dan perubahan global kondisi dunia menyebabkan kebutuhan atas pangan dan energy menjadi semakin meningkat. Seiring dengan makin terbatasnya sumberdaya, manusia akhirnya kembali memanfaatkan salah satu kekayaan awal kehidupan yaitu biomassa terutama yang berasal dari pertanian dan khususnya tanaman perkebunan yang dinilai cukup melimpah dan sangat potenial. Kebutuhan atas pangan dan energy apabila tidak diperhitungkan secara seksama maka akan menimbulkan ketidak-imbangan lingkungan. Oleh karena itu biomassa pertanian khususnya biomassa perkebunan sudah harus dihitung dengan seksama ketersediaannya, jenis maupun kualitasnya, sehingga degan mudah diketahui cara pemanfaatan yang aman ke depannya.
- ItemKebijakan Pengembangan Mekanisasi Peranian di Indonesia(BBP Mektan, 2004-09-09) Bambang Prastowo
- ItemPENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KEBERLANJUTAN ADOPSI TEKNOLOGI BUDIDAYA TEBU TERPADU(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2019) Deciyanto Soetopo; Elna Karmawati; Bambang PrastowoKebutuhan gula di Indonesia terus bertambah, baik untuk kebutuhan rumah tangga mauun untuk industry makanan dan minuman. Kebutuhan gula naik terus dari sekitar 5,7 juta ton pada tahun 2014 dan diprediksi menjadi sekitar 6,6 juta ton pada tahun 2019. Di lain pihak luas lahan pertanaman tebu pada tahun 2015 baru mencapai 460 ribu ha dan terus menurun menjadi sekitar 430 ribu ha pada tahun 2017 dengan produktivitas hablur yang masih rendah yaitu sekitar 1,57 ton/ha di bawah potensinya yang sekitar 2 ton/ha. Oleh sebab itu upaya pemenuhnan kebutuhan gula nasional tampaknya harus terus dilakukan, baik melalui pembangunan industry nasional, penambahan pabrik gula, peremajaan, perluasan areal termasuk melalui Percepatan Penerapan Teknologi Tebu Terpadu (P2T3). Upaya melalui P2T3 lebih diutamakan karena upaya progam ekstensifikasi menghadapi keterbatasan lahan termasuk karena adanya kompetisi peruntukan lahan dengan kepentingan lain.