Browsing by Author "Baliadi, Yuliantoro"
Now showing 1 - 8 of 8
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Kelayakan Usahatani Padi Varietas Diahsuci Menggunakan Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Palobo, Fransiskus; Baliadi, Yuliantoro; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Cadangan Lahan yang potensial untuk pengembangan tanaman pangan di kabupaten Merauke berkisar 2,5 juta ha. Hasil pewilayahan komoditas, luas lahan basah di kabupaten Merauke yang sesuai untuk usaha pertanian dan belum termanfaatkan sekitar 1.913.304 ha (98,8%) dan sudah dimanfaatkan 23,887 ha (1.24%). Pengkajian ini bertujuan untuk menganalisis usahatani varietas Diahsuci dengan perlakuan pupuk anorganik dan semi organik pada lahan sawah. Dengan menggunakan analisis kelayakan usahatani Revenue Cost Ratio (R/C ratio). Kajian dilaksanakan di Kampung Kuper, Distrik Semangga, dimulai dari bulan Februari - Mei 2013. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data Primer dan Sekunder. Hasil dari analisis kelayakan usahatani dengan menggunakan imbangan penerimaan dan biaya (R/C rasio) dengan nilai 1,5. Varietas Diahsuci perlakuan anorganik nilai R/C rasio yang diperoleh sebesar 2,58 artinya untuk setiap 100 rupiah biaya total yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 258, dan perlakuan semi organik nilai R/C rasio yang diperoleh sebesar 2,29 artinya untuk setiap 100 rupiah biaya total yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar Rp.229. Dengan total pendapatan anorganik Rp.19.038.125/ha dan semi organik Rp.16.864.375/ha.
- ItemPanduan Teknologi Budidaya Padi Salibu(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015) Abdulrachman, Sarian; Suhartatik, Endang; Erdiman; Susilawati; Zaini, Zulkifli; Jamil, Ali; Mejaya, Made J.; Sasmita, Priatna; Abdullah, Buang; Suwarno; Baliadi, Yuliantoro; Dhalimi, Azmi; Sujinah; Suharna; Ningrum, Elis SeptiaKebutuhan beras akan tenjs meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Berdasarkan realisasi produksi padi dalam 5 tahun terakhir, terindikasi bahwa laju pertumbuhan produksi padi makin menurun dan biaya produksi per satuan kias lahan makin meningkat. Oleh karena itu pencapaian target produksi padi ke depan akan semakin sulit. Untuk mengatasi permasalahan ini Pemerintah mencanangkan peningkatan produksi padi nasional sebesar 1,5% per tahun. Dalam konteks ini diperlukan berbagai terobosan peningkatan produksi padi. Mengingat f니ngsi dan peran penting padi tersebut, Pemerintah berupaya untuk mewujudkan peningkatan produksi padi pada tahun 2015 melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) dan Upaya Khusus (Upsus) lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, pelaksana program di lapangan memerlukan panduan untuk berbagai teknologi budidaya padi yang sudah dikembangkan di Indonesia.
- ItemPendampingan Laboratorium Lapang Berbasis Kelapa Di Wilayah Perbatasan Papua Kabupaten Merauke(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Palobo, Fransiskus; Baliadi, Yuliantoro; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuMerauke memiliki wilayah seluas 45.071 km2 dengan 20 distrik, empat di antaranya berbatasan darat dengan negara Papua New Guinea (PNG). Empat distrik ini mempunyai keterbatasan informasi teknologi budidaya pertanian, masyarakat cenderung tertinggal, ekonomi masyarakat cenderung masih rendah dan rentan terhadap kerawanan pangan. Tujuan pendampingan adalah untuk mengembangkan sistem usahatani tanaman sela berbasis kelapa yang berwawasan agribisnis dalam mendukung pemenuhan pangan/gizi masyarakat di daerah perbatasan Indonesia-PNG, dan memperkenalkan teknologi budidaya tanaman sela di bawah kelapa. Pendampingan dilaksanakan di Distrik Noukenjerai, berlangsung dari Bulan Januari –Desember 2015. Metode analisis untuk mengevalasi keberhasilan pendampingan ini adalah analisis nilai keekonomian dan kelayakan analisis usaha tani. Hasil analisis memperlihatkan tanaman sela ubi jalar varietas Aya Murasaki dapat menghasilkan produktivitas 8.450 kg/ha dengan R/C ratio 1,42, sedangkan produktivitas tanaman kelapa mencapai 143 buah/pohon/tahun.
- ItemPenyakit Utama pada Tanaman Kedelai, Kacang Tanah dan Kacang Hijau(Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, 2020) Sumartini; Uge, Emerensiana; Baliadi, YuliantoroPenyakit yang disebabkan oleh cendawan merupakan kendala produksi penting di daerah tropis seperti Indonesia. Keragaman jenis cendawan menyebabkan beragam pula jenis gejala yang ditemukan di lapang. Satu jenis cendawan dapat menginfeksi berbagai jenis tanaman, selain itu terdapat pula cendawan yang menginfeksi inang yang spesifik. Perbedaan cendawan patogen dan gejala yang dihasilkan dapat menyebabkan perbedaan dalam pengendalian yang direkomendasikan. Pada buku ini akan dijelaskan tentang infeksi cendawan, gejala penyakit yang ditimbulkannya, siklus perkembangan patogen pada tanaman kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau, faktor lingkungan yang mempengaruhi, dan cara pengendaliannya.
- ItemPeran Jerami Padi Dalam Sistem Pertanian Berkelanjutan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-08-06) Nugroho, Nurkholish; Norvyani, Mutya; Baliadi, Yuliantoro; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiIntensifikasi lahan dengan mengutamakan pemakaian pupuk kimia dan tanpa penggunaan bahan organik dapat menurunkan kesuburan tanah. Oleh karena itu perlu diterapkan sistem pertanian berkelanjutan dengan memanfaatan sumber daya dan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Jerami padi merupakan salah satu sumberdaya yang berperan sebagai sumber bahan organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Pemberian kompos jerami dapat meningkatkan bahan organik tanah. Peningkatan bahan organik tanah dari tanah yang terdegradasi akan meningkatkan hasil tanaman budidaya melalui tiga mekanisme yaitu peningkatan kapasitas air tersedia, peningkatan suplai unsur hara, dan perbaikan struktur tanah dan sifat fisik lainnya. Pada konsep integrasi padi ternak, jerami berperan sebagai sumber pakan ternak dan hasil samping dari ternak yang berupa pupuk kandang dapat dijadikan pupuk organik. Kendala yang menyebabkan penggunaan jerami tidak dapat dilakukan secara optimal antara lain kekurangan tenaga kerja untuk mengumpulkan dan mengkomposkan jerami serta alasan mengejar waktu tanam. Peran jerami dapat dioptimalkan dengan penyediaan teknologi yang mudah dan sederhana dalam pengomposan
- ItemPertumbuhan Dan Hasil Pokem Merah Pada Cara Tanam Berbeda Di Kabupaten Biak Numfor(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Soplanit, Alberth; Rumbarar, Merlin; Baliadi, Yuliantoro; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuTujuan pengkajian di Desa Kajasbo, Distrik Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor pada Oktober 2012 hingga Februari 2013 adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil pokem merah (Setaria italica L.) pada tiga cara tanam berbeda. Kajian menggunakan Rancangan Acak Kelompok, tiga perlakuan jarak tanam dan diulang tiga kali. Tiga perlakuan cara tanam adalah: CT1: tebar dalam larikan (jarak antar larikan 75 cm), CT2: tanam tugal (jarak tanam 75 x 25 cm), dan CT3: tanam pindah (jarak tanam 75 x 25 cm). Luas masing-masing petak perlakuan 3 m x 10 m. Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, panjang, jumlah dan bobot malai serta bobot biji. Hasil pengkajian menunjukan bahwa CT2 menghasilkan tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah dan bobot malai serta bobot biji per petak lebih tinggi dibandingkan CT1 dan CT3. Hasil per hektar juga menunjukan bahwa CT2 menghasilkan 1.014 kg/ha, yang lebih tinggi dibandingkan dengan CT1 (810 kg/ha) dan CT3 (775 kg/ha). Penggunaan benih juga lebih hemat pada CT2 yakni 50 kg/ha, sedangkan pada CT1 dan CT3 masing-masing sebanyak 350 kg/ha dan 250 kg/ha. Disimpulkan bahwa budidaya pokem di Kabupaten Biak dianjurkan dengan cara tanam tugal karena memberikan pertumbuhan dan hasil pokem merah yang paling baik mencapai 1.014 kg/han atau 2535% diatas cara tanam larikan dan pindah.
- ItemPetunjuk Teknis Budi Daya Porang : Teknologi Budi Daya, Produksi Benih, Perbanyakan Tanaman Secara Kultur Jaringan, dan Pascapanen(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2021) Sasmita, Priatna; Mastur; Syamsuri, Prayudi; Sundari, Titik; Anggara, Agus Wahyana; Subekti, Nuning Argo; Wardana, I Putu; Patriyawaty, Nia Romania; Ramadhan, Rizky Prayogo; Radianto, Haryo; Herawaty, Heny; Tabunan, Ika Roostika; Nugrahaeni, Novita; Baliadi, Yuliantoro; Utomo, Joko Susilo; Indriani, Febria Cahya; Trustinah; Yusnawan, Eriyanto; Hapsari, Ratri Tri; Mutmaidah, Siti; Sutrisno; Sukmaja, Deden; Supriati, Yati; Purmaningsih, Ragapadmi; Kamsiati, Elmi; Widowati, Sri; Soemantri, Agus Supriatna; Usmiati, Sri; Haliza, Winda; Sunarmani; Suryana, Esty AsriyanaPorang (Amorphophallus muelleri Blume) merupakan komoditas pangan yang potensial dikembangkan di Indonesia karena nilai ekonomi yang dimiliki. Komoditas ini mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan sehingga prospektif dijadikan sebagai bahan baku industri pangan dan obat-obatan. Peluang ekspor dan pasar produk porang masih terbuka lebar dikaitkan dengan semakin meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kesehatan dan pangan fungsional. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan porang diantaranya belum tersedianya benih dalam jumlah memadai dan sebagian besar petani belum mengetahui manfaat dan teknologi budi daya dan pascapanen komoditas porang. Oleh karena itu perlu dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah, untuk mengatasi permasalahan yang ada sekaligus sosialisasi pengembangan porang. Dari aspek teknis pengembangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah menghasilkan teknologi produksi benih, budi daya, panen, dan pascapanen porang melalui berbagai penelitian.
- ItemPotensi dan Teknik Aplikasi Nematoda Steinernema Carpocapsae dan Heterorhabditis Spp untuk Pengendalian Penggerek Batang Padi Kuning Ramah Lingkungan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Baliadi, Yuliantoro; N. UsyatI; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiInsektisida masih menjadi andalan petani dalam mengendalikan hama penggerek batang padi kuning. Kondisi tersebut sangat beresiko karena penggunaan insektisida yang terus menerus berdampak negatif terhadap lingkungan. Untuk itu perlu dicari teknologi untuk mengendalikan hama penggerek batang padi kuning yang efektif dan ramah lingkungan, salah satunya dengan mengggunakan agens hayati nematoda dari genus Steinernema dan Heterorhabditis. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai potensi dan teknik aplikasi nematoda Steinernema carpocapsae dan Heterorhabditis spp untuk pengendalian penggerek batang padi kuning ramah lingkungan. Penelitian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Tanaman Padi pada MT-1 dan MT-2 tahun 2013. Untuk uji potensi nematoda, rancangan penelitian yang digunakan adalah RAK faktorial dengan 5 ulangan. Faktor pertama adalah jenis nematoda (A), yaitu: (a1) Steinernema carpocapsae, dan (a2) Heterorhabditis spp. Faktor kedua adalah konsentrasi nematoda (B), yaitu (b1): 3.0x104 juvenil infektif ml-1 air ; (b2): 6.0x104 juvenil infektif ml-1 air; (b3): 12.0x104 juvenil infektif ml-1 air; dan (b4) Kontrol. Untuk uji teknik aplikasi nematoda, rancangan penelitian yang digunakan adalah RAK dengan 3 perlakuan dan 10 ulangan. Perlakuan meliputi: A) teknik aplikasi nematoda pada tanah di sekitar perakaran tanaman padi, B) teknik aplikasi nematoda pada batang tanaman padi, dan C) teknik aplikasi nematoda pada daun tanaman padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nematoda Steinernema carpocapsae dan Heterorhabditis spp memiliki potensi yang sama dalam mengendalikan larva penggerek batang padi kuning dengan potensi sangat rendah berkisar 2,50 – 5,00%. Konsentrasi (b3): 12.0x104 juvenil infektif ml-1 air adalah konsentrasi yang efektif untuk mengendalikan larva penggerek batang padi kuning dengan efektifi tas sampai 2 HSA (hari setelah aplikasi). Teknik aplikasi nematoda pada tanah di sekitar perakaran, pada batang, dan pada daun tanaman padi dapat digunakan dalam aplikasi nematoda untuk pengendalian penggerek batang padi kuning instar-1, sementara teknik aplikasi nematoda pada batang dan daun tanaman padi dapat digunakan dalam aplikasi nematoda untuk pengendalian penggerek batang padi kuning instar-3 dan instar-5.